Chapter 22

952 48 1
                                    

Happy reading!

Author's POV

"Gue cabut ya! Mangads!" kata Fita sambil mengepalkan tangan ke atas.

"Gak usah dipikirin masalah Cindy! Gue hapal sifat lo. Selaluuu aja mikir hal sepele!" Seli menepuk bahu Zea.

Hal sepele? Ini menyangkut hubungan sahabat gue! batin Zea.

Zea masih berusaha tersenyum di hadapan sahabatnya itu. Mereka pun pergi meninggalkan rumah Zea. Seli dan Fita dijemput oleh pangerannya masing-masing. Kalau Seli, lebih tepatnya 'calon pangeran'.

Zea segera mandi dan sholat Ashar. Tubuhnya gerah. Pikirannya kalang kabut. Apa dengan cara menjauhi Eja semua masalah ini selesai? Bagaimana bisa Cindy bisa bergabung dengan cewek seperti kak Nathalie? Ah! Zea capek!

***

Lima menit lagi pelajaran pak Eko, seluruh murid di kelas Zea segera menuju ke ruang musik. Ternyata disana ada murid dari kelas lain. Murid dari kelas Eja tepatnya.

"Kalian kok disini?" tanya Zea ketika sampai di ruang itu.

"Iya, karena besok pak Eko ada kepentingan, jadi kita semua disatuin disini" Ayra menjawab.

"Cindy mana sih?!" gumam Fita dengan nada jengkel.

Daritadi di kelas, Zea, Seli, dan Fita tidak berbicara dengan Cindy. Sebenarnya Zea merasa tak enak dengan Cindy. Bagaimanapun juga, dia pernah tertawa bersama. Ah! Zea ingin menangis ketika mengingat itu.

Tiba-tiba suara orang berjalan semakin dekat di ruang itu. Mereka semua sudah duduk di lantai dengan rapi. Pak Eko langsung menyuruh kelas Zea untuk tampil pertama.

Masing-masing kelompok diberi waktu selama tiga menit untuk tampil. Sudah empat kelompok.yang tampil, sekarang adalah giliran kelompok Zea. Cindy tak kunjung datang membuat Fita semakin jengkel merasakannya.

"Waduh! Pantat panci kamu gak dateng!" celetuk Ayra saat Zea mulai berdiri dari duduknya.

"Jangan gitu kak!" Zea menatap Ayra dengan tatapan peringatan.

Mereka pun tampil tanpa kehadiran Cindy sebagai keyboardist. Saat berada di depan, pak Eko menanyakan kehadiran Cindy. Dengan baik hati, Zea memberi alasan bahwa Cindy sedang sakit dan sekarang istirahat di UKS.

Saat mereka tampil, untung saja mereka bisa menyeimbangkan nada-nadanya.

"Suara Zea bagus juga bro!" bisik Reyhan pada Eja yang asyik mendengarkan penampilan mereka.

"Duet boleh nih!" celetuk Farrel.

Mereka hanya dibalas dengan tatapan tajam oleh Eja. Tak terasa, kelompok Zea selesai tampil.

Semua kelompok dari kelas Zea telah usai menampilkan bakatnya. Sekarang giliran kelompok dari kelas Eja.

Satu persatu kelompok sudah tampil. Dan yang terakhir tampil adalah kelompok Eja.

Di depan sana, Eja dan Reyhan sebagai vokalis, Ayra sebagai gitaris, dan Dila sebagai peniup recorder.

Eja memulai nyanyiannya diiringi petikan gitar oleh Ayra. Zea begitu menikmati penampilan mereka, murid yang lain juga.

Hingga akhirnya Eja mengakhiri lagu tersebut. Sebelum kelompok Eja turun, tiba-tiba dia meminta semua murid untuk tetap pada posisinya.

Setelah Eja bernegosiasi dengan pak Eko, Eja pun memanggil Zea untuk ke depan. Setelah Zea sampai disana, mereka pun berduet untuk menyanyikan lagu Perfect - Ed sheeran.

Mereka berdua menyanyikan lagu itu dengan suara yang indah. Tak jarang teman-teman mereka menyorakinya. Sesekali mereka bertatapan untuk mendapatkan feel dari lagu tersebut. Dan akhirnya lagu itu selesai dinyanyikan. Semburat merah di pipi Zea tak bisa ditutupi. Ia salah tingkah bisa duet dengan Eja.

***

Zea duduk di balkon sambil memegang gitarnya. Setelah selesai menyanyikan beberapa lagu untuk dirinya sendiri, Ia menikmati angin malam yang berhembus. Tak lupa Ia ditemani dengan susu dan biskuit.

Drrttt

Ponsel Zea tiba-tiba bergetar. Ia segera mengambil benda pipih itu yang tergeletak di meja. Ternyata pesan dari Farrel.

Farrel : Gue bingung harua ngapain lagi.

Tak butuh waktu lama untuk Zea mencerna kalimat itu.

Ajak dia makan malem. Kasih kejutan kecil. Ayra suka itu.

Farrel : Thanks.

Sebelum Zea meletakkan beda pipih itu, Ia melamun menatap pemandangan bangunan dari tempatnya sekarang. Ponsel Zea kembali bergetar, kali ini adalah panggilan.

Halo?

Apa?

Gue tau lo masih mikirn kejadian itu. Jangan ngelamun! Ntar susu sama biskuit lo gue curi looh!

Zea terkekeh sejenak karena candaan Eja. Zea pun melihat ke bawah. Dia tak menemukan Eja berada di depan rumahnya.

Lo dimana?

In your heart!

Gue serius Eja

Me too.

Zea sedikit tertegun dengan ucapan Eja. Tangannya menjadi dingin karena ucapannya.

Lo dimana?

Lo ganti baju, kita jalan-jalan!

Oke bentar.

Zea memutuskan sambungan telepon sepihak. Ia segera mengganti bajunya dengan kaos biru muda bermotif abstrak dan jeans biru tua. Tak lupa Ia membawa tas kecil.

Setelah itu, Zea turun ke bawah dan mendapati Eja sudah duduk di ruang tamu bersama papa dan mamanya. Anggi yang tadinya berada di ruang makan, sekarang berpindah menuju ruang tamu.

"Kalian hati-hati ya!" ucap papanya.

"Iya Pa" Zea dan Eja mencium punggung telapak tangan mama dan papa Zea. Mereka berdua segera pergi sebelum terlalu malam.

Ciee yang berduaan...😆

Jangam lupa vote ya!😄

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang