Happy reading guys!😉
Author's POV
Sungguh melelahkan! Padahal, kegiatan Zea di sekolah tadi hanya main-main tanpa memikirkan satupun pelajaran. Posisi Zea sekarang, sedang merebahkan diri di spring bed nya yang empuk dan tak lupa untuk memeluk boneka kesayangan Zea--panda.
"Zea! Cepet ganti bajunya, cuci kaki dan muka, terus makan siang!" teriak mama Zea dari lantai bawah.
"Iya ma! Bentar!"
Setelah Zea ganti baju dan cuci muka beserta kaki, Zea pun langsung berlari kecil menuruni tangga. Sesampainya di ruang makan, dilihatnya beberapa macam masakan yang menghiasi meja makan tersebut.
"Udah sholat kan?" tanya mama Zea sambil memberi kode agar segera duduk.
"Udah kok ma, tadi di sekolah"
"Yaudah, ayo makan!"
Setelah selesai makan, Zea langsung pergi ke kamar untuk baca novel. Zea percaya perkataan mamanya kalau 'habis makan jangan tidur dulu! Bikin perut buncit!'. Karna dia juga sudah membuktikannya saat masih duduk di kelas 8 SMP.
Hampir 15 menit Zea membaca novel tersebut. Tiba-tiba rasa kantuk Zea datang menyerang. Segera dia menarik guling di sampingnya dan terlelap dalam mimpi indahnya.
***
Zea's POV
"Ze, besok lo kenalan ya sama cowok tadi!" bisik Seli samping gue, dan cuma gue bales dengan tatapan sinis.
"Seli, Zea! Kalian kenapa kok bisik-bisik gitu?" tiba-tiba guru les itu memergoki gue yang digoda oleh Seli.
"Ng..ngga papa bu. Ini cuma masih agak bingung, jadi nanya ke Zea. Hehehe" jawab Seli sedikit ragu.
"Oh gitu. Nanti kalo masih bingung, tanya ke ibu aja ya"
Dikarenakan besok ada waktunya bahasa inggris, jadi mau gak mau les kali ini lebih mementingkan bahasa inggris tersebut. Soalnya, guru les gue itu suka banget sama bahasa inggris. Gue juga lumayan jago dalam bidang ini, tapi kadang masih suka bingung mahamin vocabulary yang begitu banyak.
Satu jam kemudian, les tersebut berakhir. Gue, Seli, dan Ayra langsung mengemasi peralatan sekolah.
"Thank's for your attention, see you tomorrow." guru les gue menutup perjumpaan kali ini.
***
"Ze, dingin-dingin gini kok bikin es?" tanya papa waktu gue sibuk mengaduk minuman dihadapan gue.
"Hehehe, lagi pengen pa. Papa mau aku bikinin?" tawar gue.
"Bikinin papa kopi aja"
"Siap komandan!" jawab gue dengan posisi tegap dan hormat menghadap papa.
Setelah 10 menit berada di dapur, gue pun keluar sambil membawakan kopi dan moccachino ice yang gue buat tadi.
"Minuman sudah siap! Nih pa!" gue menyodorkan kopi tersebut di meja papa.
"Hujan-hujan gini kok minum es sih? Nanti kalo sakit gimana?" celetuk mama sambil mengambil remot tv di sampingnya.
"Yaelah ma, nggak mungkin lah! Zea kan strong!" ucap gue dengan memamerkan otot lengan yang gak ada getotnya sama sekali.
"Oh iya, uang bulanan Anggi masih ada nggak ma?" tanya papa setelah menyeruput kopi yang dia bawa.
Anggi adalah kakak gue. Jarak usia gue sama dia enam tahun. Meskipun agak jauh, gue sama kak Anggi selalu kompak, kecuali dalam bidang hitung menghitung. Dia sekarang lagi kuliah di salah satu Universitas di kota gue. Jurusan yang dia ambil adalah Budidaya perikanan dan kelautan. Katanya ' Aku pengen nge bom kapal-kapal yang udah nyuri kekayaan laut Indonesia!' . Semoga mimpi dia tercapai. Amin.
"Kemarin katanya hampir abis pa" jawab mama dengan pandangan tidak lepas dari tv.
"Yaudah, lusa papa transfer. Jangan lupa bilang ke Anggi buat ngehemat pengeluaran"
"Iya, besok mama kasih tau"
Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh. Gue pun pamit untuk tidur. Ya, walaupun sebenernya main HP dulu baru tidur.
Sesampainya di kamar, HP gue bunyi. Rupanya ada yang lagi nelpon gue.
Halo?
Jangan lupa ya besok!
He'em! Udah tidur sono!
Oke
Tuutt!
Ternyata Seli nelpon cuma buat ngingetin gue kenalan sama cowok tadi pagi. Sebenernya gue bisa aja sih nanya ke Ayra. Tapi karna gue males buat ngetik, ya mending gue nanya langsung aja ke cowok tadi.
Besok si Zea bakalan kenalan nih sama cowok cakep😁
Tunggu next chapternya yaaa
Don't forget to vomment!😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Comblang [Completed]
Teen FictionZea memiliki tiga sahabat yang setia menemaninya. Hingga suatu hari, satu diantaranya memiliki perasaan yang sama dengan cowok yang disukai Zea. Setelah kejadian itu, Zea berpikir untuk men'comblang'kan mereka berdua. Berkat teman baru yang sering m...