Chapter 15

1.1K 53 2
                                    

Happy reading!

Zea's POV

Sungguh melelahkan! Di bawah terik matahari siang ini, gue dan Seli dihukum pak Putra karena masalah sepele.

"Andai, gue gak teriak-teriak kayak tadi" ucap gue sambil berlari.

"Andai juga, kalo pulpen gue gak ilang" kata Seli.

Masih tiga putaran lagi yang harus gue dan Seli selesaikan. Dan tepat pada putaran ketiga, gue punya ide biar bisa 'comblangin' Seli dan Reyhan lagi.

"Kita berhenti aja yuk!" ajak Seli dengan napas yang tidak normal.

"Ze!"

"Zea!"

"Woi! Zea Almaira!"

Akhirnya, gara-gara Seli memukul lengan gue cukup keras, gue tersadar dari lamunan gue.

"Eh? Apa?" tanya gue setelah sadar.

"Iih! Berhenti kuy! Capek!" pinta Seli sambil masih terus berlari.

"Ogah! Jangan gangguin gue lagi mikir!"

"Lah? Lo tadi mikir apa sih? Kok gue panggil-panggil gak nyaut?" tanya Seli sambil menyeka keringat yang mulai numpuk di pelipis matanya.

"Anuu.. Eng..enggak. Gak mikir apa-apa"

"Aneh!" Seli pun berlari lebih cepat dari sebelumnya.

Setelah mennyelesaikan hukuman dari pak Putra, gue sama Seli kembali ke kelas. Dengan penampilan dekil dan penuh keringat, gue memasuki kelas.

Gue dan Seli disambut dengan tatapan tajam pak Putra. Pasti kena ceramah lagi.

"Seli, Zea! Kesini kalian!" pak Putra memanggil kami untuk menuju bangkunya.

"Iya pak?" tanya gue sopan.

"Lain kali, jangan di ulangi lagi ya? Gak sopan" kata pak Putra lembut tapi mematikan.

"Iya pak. Kami minta maaf" ucap gue sambil menundukkan kepala.

"Baik. Saya maafkan, kalian boleh duduk sekarang. Tulis tugas di papan, lusa harus dikumpulkan" kata pak Putra.

"Baik pak" bales gue dan Seli serentak.

Kami pun berjalan menuju bangku. Saat sampai di bangku Fita dan Cindy, mereka ngejek gue dan Seli.

"Hukuman pertama ya?" tanya Cindy sedikit berbisik dan sambil cekikikan.

Gue cuma membalas dengan tatapan sinis. Seolah berkata 'Awas aja lo!.

Kriingg!

Bel pulang sekolah berbunyi. Gue pun bersiap mengemasi barang-barang.

Setelah salim ke pak Putra, kami semua keluar kelas dengan perasaan lega. Saat Seli masih piket, gue pun langsung menghampiri Fita dan Cindy untuk projek 'mak comblang' ini.

"Fit, Cin. Sini!" panggil gue.

Mereka berdua pun berlari kecil menghampiri gue yang lagi berdiri di depan kelas Ayra. Menunggu Ayra keluar.

"Apa?" tanya Fita.

"Seli masih piket kan?" tanya gue.

"Masih. Kenapa?" tanya Cindy.

Gue cuma menjawab dengan mengacungkan dua jempol tangan gue.

Tidak lama, Ayra keluar dari kelas. Gue pun menyambutnya dengan senyum pepsodent.

"Ngapain senyum-senyum?" tanya Ayra saat sampai di depan gue.

"Mana Reyhan sama Eja?" tanya gue balik.

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang