Chapter 9

1K 53 1
                                    

Happy reading guys😁

Author's POV

Pagi ini, Zea berangkat sekolah di antar oleh papanya. Mobil putih itu menyusuri jalan dengan, ditemani rintikan hujan yang membasahi kota itu.

Zea menyalakan radio yang terdapat di mobil papanya tersebut. Alunan musik terdengar lantang di dalam mobil. Zea memejamkan mata dan bersandar pada jok disamping papanya.

"Emang kamu tau artinya? Kok suka banget sama lagu barat" ujar papanya dengan pandangan fokus kedepan.

"Ya intinya, tentang cewek yang tidak percaya diri dengan dirinya" balas Zea dengan mata yang masih terpejam.

"Judulnya apa?"

"Little things"

Keheningan tercipta di antara mereka. Kini hanya ada suara alunan musik yang sendu dan deru mobil yang melaju. Hujan mulai redah. Sang mentari mulai menampakkan sinarnya yang cerah.

Lima belas menit perjalanan, Zea pun tiba di sekolah. Setelah mencium punggung papanya, Zea pamit untuk masuk ke dalam sekolah.

"Belajar yang bener!" ucap papa Zea sambil menepuk-nepuk puncak kepalanya.

"Iya Pa"

***

Terlihat cewek dengan rambut kuncir kudanya berjalan sendirian. Reyhan yang daritadi memperhatikannya kini beralih menyapa dan menghampirinya.

"Zea!" teriak Reyhan sambil berlari ke arah Zea.

"Hai Rey!" balas Zea.

Posisi Reyhan sekarang berada tepat di samping Zea.

"Mau bareng ke kelas?" tawar Reyhan dengan memamerkan senyumnya yang manis itu.

"Boleh"

Mereka berjalan beriringan menuju kelas. Tampak beberapa pasang mata memperhatikan mereka. Dilihat dari tatapannya, sepertinya mereka iri dengan kedua anak itu. Bagaimana nggak iri? Reyhan adalah cowok populer di sekolahnya saat ini. Dia idola cewek-cewek.

Setibanya di depan kelas 10 IPA 3, Zea pamit kepada Reyhan untuk masuk kelas.

"Rey, gue duluan ya"

Belum sempat Reyhan membalas ucapan Zea, ada seorang cowok yang menyela perbincangan mereka.

"Nah, untung lo udah dateng. Gue mau pinjem buku Fisika lo, belum selesai tugas gue" kebiasaan Eja jika pikirannya sedang kusut. Dia tidak akan mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. "Gue lagi frus-" ucapan Eja terhenti karena ucapan Zea.

"Frustasi? Hahaha, lo cowok kayak gini bisa frustasi? Ngakak gue" Zea tersenyum miring.

"Diem aja! Lo siapa gue, hah?!" balas Eja dengan nada jutek.

"Suka-suka gue. Gue siapa lo? Kenal aja nggak!" Zea menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Eh udah dong! Masih pagi udah berantem aja" Reyhan mulai melerai perdebatan kecil itu.

Eja hanya menatap Zea dengan tatapan sinis. Sedangkan Zea, hanya memalingkan wajahnya dari Eja.

"Ja, lo balik dulu ke kelas! Ntar gue pinjemin bukunya" kemudian Reyhan beralih menatap Zea. "Ze, maafin sikap Eja ya? Dia lagi sensi" jelas Reyhan pada Zea.

"Iya, ngga papa. Gue ke kelas dulu ya?" ucap Zea sambil berjalan menuju kelas.

Saat tiba di kelas, Zea disambut dengan cengiran Fita. Dia terlihat bahagia. Mungkin semalam dia dapet undian 100 juta.

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang