Happy reading guys!
Author's POV
Zea segera merogoh ponsel di tas kecil miliknya. Ia terus saja memikirkan ancaman Nathalie itu. Bagi Zea, tidak ada pilihan lain selain menjauh dari Eja. Ia segera mengetikkan pesan untuk dikirim ke Eja.
Eja.
Eja : Hm?
Gue mau izin.
Eja : Apa?
Jauhin lo.
Eja : Kenapa?
Takut nangis mulu :((
Eja : Gue yang nangis.
Kenapa?
Eja : Karna lo jauhin gue.
Emang napa?
Eja : Gue gabisa jauh dari lo.
Oh.
Jauh di lubuk hati Zea, Ia sangat senang melihat balasan dari Eja, hingga tak sadar bahwa kakaknya yang sedang asyik menyantap burger di depannya ikut kebingungan melihat Zea senyum-senyum sendiri.
"Ngapain kamu? Kok aku merinding ya?" tanyanya sambil menatap heran Zea.
"Ah, enggak" elak Zea. "Oiya, kapan mau ngajak pacar kakak ke rumah?"
Pertanyaan itu membuat Anggi tersedak. Sebagai adik yang baik, Zea segera mengambilkan minum untuk Anggi. "Nih minum!"
Anggi meneguk beberapa kali minuman itu dan berusaha menelan salivanya.
"Kapan-kapan aja deh!" ujarnya. "Emang kamu udah punya pacar?" tanya Anggi sambil melanjutkan makan burgernya yang tertunda.
"Udah" kata Zea. "Zayn Malik sama Manu Rios gue anggurin. Kasihan" lanjutnya sembari memainkan ponselnya yang dipegang.
"Adik gue udah gila" gumam Anggi terkekeh kecil.
Setelah beberapa menit suasana hening, Zea segera memecah keheningan itu dengan sedikit basa-basi sebelum mereka pulang dari Mall.
"Kakak dulu pernah punya masalah kayak aku nggak?" tanya Zea dengan wajah polosnya.
Anggi pun segera meneguk habis minumannya dan menjawab pertanyaan Zea. "Masalah kayak apa?"
"Yaa.. Dikhianatin temen sendiri"
Anggi terdiam untuk beberapa saat. "Pernah"
"Tapi kakak nggak terlalu memusingkan hal itu. Emang sih, kakak sakit hati banget. Tapi lama-lama kakak bangkit" lanjutnya.
"Masalahnya apa sih?" tanya Zea penasaran.
Anggi membenarkan posisi duduknya dan mulai menceritakan kejadian demi kejadian yang dialaminya waktu masih duduk di bangku SMA.
"Apa?!" ucap Zea sedikit berteriak hingga beberapa pengunjung menoleh ke arahnya. "Gila tuh! Sahabat macam apa ya? Berani-beraninya selingkuh sama pacar kakak!"
Anggi tertawa kecil. "Tapi kakak gak pernah merasa terpuruk dengan keadaan itu. Kakak percaya, Tuhan itu adil. Lihat aja sekarang! Kakak udah bisa seneng-seneng lagi kan?"
"Rahasianya apa sih?" tanya Zea.
"Ini cuma masalah waktu, Zea. Kamu boleh aja menangis, dan bersikap seperti itu ke temenmu. Lama-lama kamu juga bakal bisa nerima kalo dia emang udah gak pantes buat kamu jadiin temen. Tapi sebelum itu, kamu juga harus intropeksi diri sebelum menilai seseorang. Mungkin ada hal lain yang membuat Cindy melakukan hal seperti itu ke kamu" Anggi meraih tangan Zea dan mengelusnya lembut.
"Waktu kakak tau kalo sahabat kakak udah ngerebut pacar kakak, memang rasanya aku pengen bikin mereka menderita. Kamu inget nggak, waktu kamu masih kelas 5, kakak pernah mengurung diri di kamar selama seminggu?"
"Yang keluarnya kalo mau makan aja?" tanya Zea memastikan.
Anggi mengangguk. "Kakak waktu itu merasa hancur. Tapi kakak juga sadar, untuk apa kalo masih diinget terus? Jadi, kakak bangkit dan mulai bisa nerima keadaan" jawabnya sambil tersenyum.
"Intinya, kamu harus bisa nyelesaiin masalah ini baik-baik. Tanpa ada kekerasan atau mengorbankan orang lain untuk ikut terseret ke masalah kamu. Ini kan cuma salah paham. Memang sih, Nathalie itu egonya tinggi" Anggi melepas genggamannya.
"Apa Zea harus jauhin Eja?" tanya Zea lagi.
"Itu akan membuat masalah semakin rumit. Jangan jauhin siapapun! Selesaiin masalah ini baik-baik. Urusan mereka percaya atau tidak, itu belakang aja. Intinya kamu itu nggak lari dari tanggung jawab kamu buat nyelesaiin masalah ini" ujar Anggi dengan senyuman tipis.
"Iya, kak"
"Satu lagi. Jangan dendam! Inget ya!"
Zea mengangguk dan menatap kagum kakaknya itu. Ia bangga memiliki kakak yang sangat menyayanginya itu.
Segera Zea mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan untuk Eja.
Gue gajadi jauhin lo. Wkwk.
Eja : Gue tau, lo kangen gue kan? ;)
Lo rese!
Semangat ya, Zea!😁
Thanks to vote😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Comblang [Completed]
Teen FictionZea memiliki tiga sahabat yang setia menemaninya. Hingga suatu hari, satu diantaranya memiliki perasaan yang sama dengan cowok yang disukai Zea. Setelah kejadian itu, Zea berpikir untuk men'comblang'kan mereka berdua. Berkat teman baru yang sering m...