Chapter 24

860 44 1
                                    

Hepi riding!

Author's POV

Hari ini, Zea berangkat sekolah bersama Seli dan Ayra. Mama dan papanya akhir-akhir ini sibuk mengurus pekerjaannya. Terpaksa Zea tinggal di rumah bersama Anggi--kakaknya.

"Bau-bau PJ nih!" goda Ayra pada Seli.

"Ntar deh gue traktir kalian di kantin!" kata Seli bersemangat.

Zea daritadi hanya diam dan sesekali membalas dengan senyuman. Banyak yang Zea pikirkan beberapa hari ini. Ia takut dengan ancaman Nathalie.

"Ze, kok diem aja?" Seli menyenggol bahu Zea.

"Eh, enggak kok" elak Zea.

"Kamu di rumah sama dek Anggi?" tanya Ayra.

"Iya. Oh ya kak, makin deket aja nih sama Farrel" Zea memainkan kedua alisnya.

Semburat merah terlihat di pipi Ayra. Dengan malu-malu, Ayra mengakui kedekatannya dengan Farrel.

***

Setelah sholat dhuhur, Zea dan teman-teman--kecuali Cindy, sedang menuju perpustakaan. Baru saja Zea sampai di depan kelas Ayra, Reyhan dan teman yang lain ingin bergabung dengan Zea.

"Boleh gabung gak?" tanya Reyhan.

"Boleh. Kita mau ke perpus" jawab Seli.

Kemudian Ayra dan Dila juga menyusul. Kami berjalan menyusuri koridor. Banyak jeritan dari kakak-kakak kelas melihat ketampanan Reyhan dan Eja.

"Huh! Gausah disenyumin kali!" gumam Seli dengan wajah cemberut.

"Resiko punya pacar cogan, Sel" Zea menepuk-nepuk bahu Seli sambil cekikikan.

Belum saja Zea dan rombongannya sampai di perpustakaan, mereka semua bertemu dengan Nathalie bersama gengnya. Termasuk Cindy.

"Ketua kelas lo dipanggil bu Sri, katanya mau dikasih tugas" kata Nathalie.

"Kan hari ini gak ada jadwalnya bu Sri?" Rio menatap heran Nathalie.

"Tau tuh! Kesana aja!" ucap Jessi.

Sebelum Rio berlari menuju ruang guru, Zea mencegah Rio. Ia sedikit merasa aneh, tidak mungkin bu Sri menyuruh Nathalie. Apalagi Nathalie jarang melewati ruang guru.

"Gue aja!" Zea pun lantas berlari menuju ruang guru.

Teman-teman Zea menatapnya dengan heran. Nathalie segera balik badan untuk menyusul Zea. Karena merasa aneh, teman-teman Zea mengikutinya dari belakang.

"Woi!" teriak Nathalie.

"Apa?" Zea menghentikan langkahnya dan membalikkan badan.

"Masih berani aja deketin Eja!" ucap Nathalie sambil terus mendekat ke arah Zea.

"Gue sama dia cuma temen"

"Basi!" Nathalie menjambak rambut Zea dan menjatuhkannya.

"Aww! Lepasin kak!"

"Cin, injak tuh tangannya!"

Cindy langsung bergerak dan menginjak tangan kiri Zea. Sedangkan Tasya dan Jessi ikut menjambaknya.

"Lepasiiinn!!" rintih Zea sambil berusaha melepaskan diri.

Murid-murid yang lewat sudah banyak yang melerai, tapi malah dapat dorongan keras dari Nathalie.

Nathalie melipat tangannya di dada, dan mengancam Zea jika terus mendekati Eja.

"Kalo mau gue lepasin, jauhin Eja dulu!" ucap Nathalie.

"Aw! Gue gak mau jauhin dia, gue gak ada masalah sama dia!" jawab Zea dengan menahan rasa sakit di tangan dan kepalanya.

"Ooh, begitu ya? Cindy, lepasin!" suruh Nathalie.

Tanpa disuruh dua kali, Cindy berhenti untuk menginjak Zea. Tasya dan Jessi membantu Zea berdiri dengan kasar.

"Untuk terakhir kalinya gue ingetin! Jauhin Eja!" Nathalie menjambak rambut Zea dan membenturkannya ke dinding sebelahnya.

"Zea!" Eja segera menangkap Zea yang sudah kehilangan keseimbangan.

Zea pingsan. Seli maju satu langkah dan memaki Nathalie.

"Gila lo! Mau tanggung jawab sama anak orang?!"

"Huh? Males ah!" ucap Nathalie dengan mengibaskan rambutnya.

"Udah, Sel" Ayra menenangkannya.

"Kita bawa Zea ke UKS!" Eja menggotong tubuh Zea ke UKS secepat mungkin.

Sedangkan Nathalie hanya mendengus kesal melihat perhatian yang Eja tunjukkan untuk Zea.

Sorry, Zea. Gue terpaksa. batin Cindy sambil mengikuti langkah ketua gengnya.

Aduh, kasian Zea nya!

Dont forget to vote guys!😁

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang