Chapter 14

1K 47 1
                                    

Selamat reading!😁

Author's POV

Pagi yang cerah. Ditambah dengan adanya rapat guru dadakan menjadikan pagi ini sangat cerah.

Sudah hampir satu jam pelajaran mereka kosong. Seluruh kelas 10 dan 11 terdengar sangat rame. Bahkan kelas Zea sendiri bisa dibilang mengadakan konser kecil yang diketuai oleh Rio--sang ketua kelas.

Waktu ini dimanfaatkan bagi kelas 10 IPA 3 untuk berlatih menyanyi. Tinggal beberapa hari lagi praktek musik dilaksanakan. Semuanya mulai sibuk dengan alat musik dan suara yang akan mereka tampilkan. Termasuk Zea.

"Nadanya masih sumbang ya?" tanya Fita pada Zea.

"Enggak kok. Feel nya aja yang kurang dapet" jawab Zea.

Sedangkan Cindy dan Seli sedang sibuk berlatih alat musik yang mereka pegang tersebut.

"Guys, gue mau cerita nih. Boleh nggak, berhenti sebentar latihannya?" Seli menaruh gitarnya dan mulai membenarkan posisi duduknya.

"Boleh" jawab Fita.

"Mmm... Bukan maksud gue ke-GR an ya, tapi gue rasa Reyhan itu deketin gue"

Ucapan tadi membuat Zea serasa dihantam durian runtuh. Ingin rasanya Zea mengungkapkan kecemburuannya itu, tapi tidak mungkin.

"Tanda-tandanya gimana?" tanya Cindy.

Sekilas Fita melirik Zea, dia terlihat sedikit tidak nyaman dengan suasana itu.

"Yaa gitu, nge chat cuma pengen tau sekarang lagi ngapain, trus kalo gue gak bales chatnya, dia nelpon" jelas Seli.

Fita menahan napasnya. Dengan modal beralasan kebelet, dia menarik lengan Zea untuk menemaninya.

"Mmm.. Guys! Gue ke toilet bentar ya, gak betah nih!" kata Fita dengan menjalankan akting seperti orang ingin buang air kecil.

"Iya" jawab Cindy dan Seli.

Segera Fita menarik lengan Zea keluar kelas. Belum saja Zea mengeluarkan sepatah kata pun, Fita sudah mendahuluinya.

"Gue tau lo cemburu" ujar Fita dan langsung membuat telapak tangan Zea berkeringat.

"Lo.. Tau darimana?" tanya Zea seraya mengikuti arah Fita berjalan.

"Meskipun gue yakin lo bisa move on, tapi ya gak mungkin lah secepat itu. Semuanya butuh proses. Semuanya!" jawab Fita.

Zea hanya terdiam. Perjalanan ke toilet penuh dengan keheningan. Lidah Zea serasa keluh untuk berbicara. Begitupun Fita, dia tak ingin membuat Zea semakin panas.

"Duduk sini aja" kata Fita saat mereka sampai di sebelah toilet.

Disana terdapat bangku panjang yang memang disediakan untuk duduk. Disana, Zea dan Fita bisa bercerita dengan leluasa. Meskipun suara dari kelas 10 IPA 7 sedikit mengganggu.

"Mau cerita?" tawar Fita pada Zea.

Zea mengembangkan senyumnya dan mengangguk.

"Jadi, gue itu suka sama Reyhan. Gue udah nyoba nutupin itu dari sahabat-sahabat gue, tapi Seli dari dulu emang pinter nebak perasaan gue. Karna gue dan Seli udah terlanjur suka cowok yang sama, yaudah, terima mundur aja"

"Kenapa?" Fita mengerutkan keningnya.

"Kalo gue pikir siihh, kan Reyhan orangnya kalem. Gue jadi gak bisa nunjukin sifat asli gue ke dia, bawaannya pengen jaim mulu. Ya, itu sih alasan gue menjauh dari Reyhan selain faktor sahabat" jelas Zea pada Fita.

"Tapi Ze, gue lihat Reyhan itu gak bisa teguh pendirian gitu. Waktu lo ngambil alat musik ke kamar, Cindy itu cerita ke gue. Katanya, pas Cindy mau ngambil mobil di parkiran sekolah, dia denger obrolan Reyhan sama Eja. Dia bilang, Reyhan itu suka sama lo! Tapi masih bingung, kadang dia itu suka curi pandang ke Seli. Ah gak tau deh!"

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang