Chapter 4

1.4K 70 0
                                    

Happy reading guys😀

Author's POV

Hari ini, Zea berangkat naik angkot. Dikarenakan papa Zea berangkat ke kantor lebih awal dari biasanya. Zea naik angkot bersama Seli jika papanya sedang ada meeting. Perjalanan dari rumah mereka membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit.

"Udah sarapan?" tanya Seli pada Zea.

"Hehe, belum" Zea menjawab sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Iish, kan udah gue bilangin. Kalo pagi itu sarapan dulu! Ntar kalo maag lo kambuh lagi gimana?" memang kebiasaan buruk Zea saat pagi adalah tidak mau sarapan. Karena bagi Zea, itu akan membuat perut Zea pengen muntah atau mual.

"Iya, deh nanti di kantin"

"Awas kalo lo gak mau makan! Trus, jangan lupa kenalan!" Seli terus saja mengingatkan tentang hal itu dan membuat Zea hanya memberi tatapan malas.

Setelah 10 menit perjalanan, akhirnya Zea dan Seli sampai di depan sekolah. Saat mereka hendak memasuki gerbang sekolah, mereka bertemu dengan Ayra dan papanya.

"Eh, nak Zea. Baru sampai?" tanya papa Ayra saat mereka berada di hadapan Ayra dan papanya.

"Iya om" jawab Zea sopan.

"Papa tinggal dulu ya" pamit papanya kepada Ayra.

"Iya pa. Hati-hati" Ayra pun mencium punggung telapak tangan papanya tersebut.

***

Pelajaran matematika ini membuat Zea dilanda rasa kantuk kronis. Memang Zea sangat tidak suka dengan pelajaran ini. Lain halnya dengan Seli, dia sangat menyukai pelajaran ini tetapi tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris. Memang mereka melengkapi satu sama lain.

"Howaa" Zea menguap. Bu Tina telah menjelaskan selama lima belas menit, tetapi hanya beberapa yang masuk ke dalam otak Zea.

"Jangan serius-serius amat kali" Zea mencoba menggoda Seli yang sedang memperhatikan penjelasan bu Tina.

Setelah 30 menit Zea mencoba menahan rasa kantuk itu, akhirnya jam pelajaran bu Tina berakhir juga.

Jam pelajaran pun berganti dengan bahasa Inggris. Semangat Zea pun muncul lagi. Tapi tidak dengan Seli, dia hanya menanggapinya dengan malas.

"Duh males gue sama nih pelajaran" Seli mengemasi buku Matematika dan menggantinya dengan buku bahasa Inggris.

"Seru kali! Kita kan jadi kayak orang bule gituh!" balas Zea.

"Mulut gue suka keseleo kalo ngomong bahasa Inggris"

"Ya tinggal minta pijet sama tukang pijet, gitu aja repot!"

"Gue serius tauk!"

"Me too"

Perdebatan mereka terhenti karena mr. Fandi memasuki kelas mereka.

"Good morning" ucap guru tersebut pada seisi kelas.

"Good morning too Sir" jawab mereka serentak.

Selama satu jam mereka telah berkutik dengan pelajaran tersebut. Rasa lapar pun melanda Zea. Cepat-cepat dia mengemasi bukunya dan segera menarik tangan Seli untuk pergi ke kantin.

"Eh, kita ke kelas Ayra dulu!" Seli menghentikan langkahnya tersebut.

"Oh iya!" Zea dan Seli pun menuju kelas Ayra.

Setelah sampai di depan kelas Ayra, tampak dua orang cowok berparas tampan sedang berdiri di ambang pintu.

"Eh elo! Ayra nya ada?" tanya Zea pada salah satu dari cowok tersebut.

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang