Chapter 10

994 48 1
                                    

Happy reading!

Author's POV

"Lelah, letih, LAPER!" gumam Zea dengan wajah yang masih ditekuk.

Zea masih mengingat kejadian di sekolah tadi. Jalan bareng Reyhan. Reyhan ngajak ketemu. Zea berantem dengan Seli. Dan kini, cacing di perut Zea mulai demo. Ini semua karena mamanya baru pulang dari arisan ibu-ibu PKK dan belum masak. Zea, laper.

"Aah! Gue gak bisa terus-terusan berantem sama Seli!" ucap Zea pada dirinya sendiri.

"Hm. Gue batalin aja deh ketemu Reyhannya" Zea memang sangat cepat mengambil keputusan tanpa ditimbangnya terlebih dahulu.

Segera Zea mengambil ponselnya yang terletak di nakas tempat tidurnya.

Dia mulai mengetik pesan untuk dikirimkan ke Reyhan.

Sorry Rey, gue gabisa.

Pesan itu terkirim, tapi masih belum dilihat oleh Reyhan. Semoga Reyhan mengerti keadaannya saat ini.

Zea merebahkan dirinya di atas springbed empuk miliknya dan mulai, menangis. Ingin sekali rasanya dia mengatakan semuanya kepada Seli, tapi dia masih bingung.

"Zea! Ada temenmu di bawah!" teriakan itu membuat isakan Zea terhenti.

Zea segera pergi ke toilet untuk mencuci muka. Hal itu dilakukan agar bekas tangisnya tidak terlihat oleh satu orang pun.

Setelah mencuci muka, Zea langsung pergi menemui tamu di bawah. Dia melihat dua cewek yang duduk di sofa ruang tamunya. Dia tidak tau siapa mereka, karena duduknya membelakangi Zea.

"Lah, kalian ngapain disini?" tanya Zea heran.

"Pikun! Ya latihan band lah!" Cindy mulai emosi.

"Iyakah? Hehehe, mianhae Gue lupa" jawab Zea dengan garuk-garuk kepala.

Mianhae : Maaf (bahasa Korea).

"Dih, dasar pelupa!" saut Fita dengan tatapan sinisnya.

"Bukan pelupa, cuma gak inget" balas Zea.

"Mau gue timpuk pake tas nggak?"

"Hehehe. Nggak usah Fit, makasih banyak loh"

"Tapi, anggotanya kurang satu" ujar Cindy sambil mengerucutkan bibirnya.

Hening. Tidak ada yang mau membalas perkataan Cindy barusan.

"Gue disini kali"

Sontak mereka bertiga menoleh ke arah sumber suara tersebut. Seli. Dia datang ke rumah Zea.

"Seli!" pekik mereka bersamaan.

Zea berlari kecil dan langsung memeluk Seli. Ingin rasanya dia menangis dalam pelukan itu. Namun, ucapan salah satu temannya mengubah suasana haru itu.

"Kayak gak ketemu se abad ya?" celetuk Cindy dan langsung membuat Fita tertawa.

"Bener banget Cin! Teletubbis versi Indo nih!" balas Fita dengan sisa tawanya.

Zea dan Seli melepas pelukan tersebut. Kelopak mata Zea tampak penuh dengan air mata yang tak sempat keluar.

"Sel, gue minta maaf banget sama lo! Gue gak ada maksud buat ngerebut Reyhan dari lo. Gue nganggep dia cuma temen kok"

"Ze, ngga papa kali. Gue juga gak berhak cemburu sama lo. Gue juga baru kenal sama Reyhan" mata Seli menyiratkan kesedihan dan cemburu yang bercampur menjadi satu. Zea tau itu.

"Lo tenang aja! Gue udah batalin pertemuan gue sama dia kok! Gue bakal bantuin lo deketin Reyhan. Pasti!"

Lagi-lagi, hening. Seli tak mampu menjawabnya. Antara bahagia dan sedih yang Seli rasakan. Sedih, karena Seli tau bahwa pasti Zea juga memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.

"Loh, temennya kok nggak disuruh duduk sih?" tiba-tiba mama Zea datang dengan empat gelas sirup yang ditaruh di atas nampan.

"Eh iya, duduk guys!" Zea mempersilahkan mereka bertiga untuk duduk.

"Mama tinggal ke dapur dulu ya.." pamit mamanya pada Zea.

Zea hanya mengangguk.

"Silahkan diminum!"

Setelah selesai minum, Zea mengajak teman-temannya untuk pergi ke taman belakang rumah.

"Kita latihan disini" kata Zea setibanya disana.

"Oke" balas mereka serentak.

"Gue ke kamar dulu, mau ambil alat musiknya sama Seli"

Zea dan Seli berjalan menuju lantai dua, letak kamar Zea.

"Ze, lo suka kan sama Reyhan?" pertanyaan itu berhasil membuat langkah Zea terhenti. Seli pun ikut berhenti.

"Enggak Sel. Kok lo ngomong gini?" balas Zea dengan sedikit tertawa agar mencairkan suasana yang tegang itu.

"Dari dulu kan, lo itu gampang baper sama orang. Trus, sekalinya kecewa sama orang itu, lo langsung berhenti suka sama orangnya"

Benar apa yang dikatakan Seli. Zea mudah terbawa suasana.

Lo bener Sel. Maafin gue. Batin Zea.

"Hm, gak usah bahas itu ya?" Zea meneruskan langkahnya dan di ikuti oleh Seli.

Setibanya di kamar, ponsel Zea berbunyi. Tandanya ada telepon masuk.

"Angkat aja" Zea sedikit terkejut saat Seli berada di sampingnya.

ReyhanU. Nama itu terpampang nyata di layar ponsel Zea.

Zea mengangguk dan langsung mengangkatnya.

Halo? 

Halo. Ada apa ya Rey?

Lo beneran gak bisa?

I..iya Rey. Sorry! Ada latihan band sama temen.

Oke ngga papa. Tapi gue boleh mampir nggak?

Mampir? Emang lo dimana?

Udah deket sama rumah lo. Yaudah, gue otw sama Eja.

Lo tau rumah gu-

Tuutt

Panggilan terputus. Sial! Pulsa Zea habis.

"Kenapa Ze?" tanya Seli.

"Mmm... Reyhan sama Eja mau mampir kesini"

Seli menautkan kedua alisnya.

"Kesini?" gumam Seli.

Kenapa harus sama Eja sih?! Males banget kalo debat sama dia! batin Zea.

Reyhan sama Eja bakal mampir nih ke rumah Zea. Waah, gimana reaksi Seli ya?

Tunggu di chapter selanjutnya😊

Kasih saran ya... Makasih.

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang