Chapter 26

882 42 1
                                    

Happy reading!

Zea's POV

Hari ini kelas gue olahraga. Sudah beberapa menit yang lalu jam olahraga selesai, tapi beberapa anak masih ada di lapangan.

"Eh, tuh Cindy nyamperin kita!" bisik Fita.

Semenjak Cindy bergabung dengan kak Nathalie, banyak temen-temen yang jauhin dia. Sebenernya gue kasihan, tapi kalo inget kelakuannya bikin geregetan.

"Woi!" teriak Cindy.

"Apa lo?!" jawab Seli dengan nada tak suka.

"Gue mau ngomong sama Zea, bukan sama lo!"

"Yaudah sih, cepet ngomongnya!"

"Ikut gue!" suruh Cindy sambil membalikkan badan.

"Disini aja woi!" balas Fita.

Cindy kembali membalikkan badan menghadap kami. Dia jongkok dan memberi ancaman lagi jika gue gak menjauh dari Eja.

"Sekali lagi, jauhin Eja atau lo bakal nyesel!" katanya.

"Apa hak lo ngelarang Zea deketin Eja, huh?!" tanya Fita sewot.

"Diem lo!" bentak Cindy.

Fita mengumpat kesal. Cindy segera berdiri dan meninggalkan tempat. Gue menghembuskan napas kesal. Siapa saja, tolong ingetin gue kalo memutilasi orang itu dosa.

"Yang sabar!" ujar Seli sambil menepuk bahu gue beberapa kali.

"Masih gue senyumin, bentar lagi gue tendang!" kata gue.

"Jangan dendam, doakan saja biar cepet sadar" ucap Fita dengan senyuman.

"Makasih, guys!"

***

Karena gue piket, pulang sekolah hari ini gue gak bareng Seli dan Ayra. Mereka pulang dengan gebetan dan pacarnya masing-masing.

"Jangan kayak gitu nyapunya, Rio!" ujar gue sembari mengambil alih sapu di tangan Rio.

"Namanya juga cowok, wajarlah gue gak bisa!"

Gue pun memberi tau cara nyapu yang bener ke Rio. Dia terus mengamati apa yang gue lakukan.

"Nih, pegang!" gue menyodorkan sapu itu lagi ke Rio.

Rio hanya mengangguk dan mengambil sapu itu. Saat dia mengambil sapu, tiba-tiba tangan Rio gak sengaja megang tangan gue. Untung gak ada yang liat.

"Sorry, gue ga sengaja" ucap Rio sembari menjauh dari gue.

Gue mengangguk, dan segera melanjutkan piket.

Setelah piket, gue segera menuju gerbang. Baru saja sampai gerbang, gue udah disambut Fita dan Cindy.

"Hei, Fit! Kok be-"

Plak!

Fita nampar gue.

"Lo tega, Ze!" ucap Fita sambil menangis.

"Ngapain lo nampar gue?! Gue ada salah apa?" tanya gue.

"Nih!" Cindy menyodorkan ponselnya ke gue.

Di ponsel itu, ada foto Rio sama gue yang gak sengaja pegangan tangan. Gue segera mengambil ponsel itu dan menghapusnya.

"Lo salah paham, Fit!" ujar gue.

"Apanya yang salah paham? Gue liat sendiri kok!" balas Cindy sambil melipatkan tangan ke dada.

"Fita, gue minta maaf! Gue bisa jelasin semuanya!" gue memegang tangan Fita dan langsung ditepis kasar olehnya.

"Sorry, Ze!" Fita berlari keluar sambil menangis.

"Gue gak main-main sama ancaman gue!" kata Cindy saat suasana lengang.

Gue cuma melirik Cindy dan langsung pergi dari situ. Masalah gue nambah lagi.

15 menit perjalanan, gue turun dari angkot. Sebelum sampai rumah, gue liat motor Farrel di depan rumah Ayra. Mungkin dia lagi apel.

Setibanya di rumah, gue segera menuju kamar.

"Hai!" seseorang membuka pintu kamar gue.

"Ngapain sih kak?"

"Hehehe. Makan dulu! Main HP nya entar aja" katanya.

Gue mengangguk dan segera turun. Disana hanya ada beberapa jenis makanan sederhana.

"Mama kemana?" tanya gue sambil menarik kursi.

"Lagi ke Mall sama ibu-ibu PKK"

Gue cuma ber'oh' ria dan segera mengambil makanan untuk dimakan. Kak Anggi juga melakukan hal yang sama seperti gue.

"Oh iya, kamu kapan punya pacar?" celetuk kak Anggi dan bikin gue tersedak.

"Kok nanya gitu sih?" gue balik nanya.

"Hehehe. Iseng aja! Kakak udah punya looh"

"Ah, biarin. Nanti kalo gue punya pacar cogan, jangan kaget" kata gue.

"Idiih. Pacar kakak juga cogan. Kapan-kapan aku aja kesini deh. Mumpung aku masih libur kuliahnya" ujar kak Anggi.

Gue cuma mengedikkan bahu dan melanjutkan makan siang. Sambil makan, gue masih kepikiran sama masalah-masalah yang gue hadapi sekarang. Hm, sabar.

Hm, sabar ya Zeaa😶

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang