Hai! Minna! Aku kembali lagi! Untuk chapter kali ini aku sedikit ngak niat buat bikin ceritanya dan soalnya aku masih bingung dengan...
Bentar...
Tuuuuuuuuuuuutt...
Maaf soal itu lagi, soalnya ada kesalahan teknis.
Bukannya sudahku bilang betulin lampunya kemarin! (Marah sama tukang tiang listrik)
Mau gimana lagi neng? Masuk kecerita ini aja susah, soalnya mana mungkin tukang tiang listrik masuk kedalam hpnya mbak sendiri. Saya cuman orang yang numpang lewat doang (Tukang tiang listrik)
Kalau ngomongnya sudah selesai cepetan pergi. 😡
Ok! Kembali to the topic. Untuk soal mengumutan suara itu, nanti aku beritahu kapan pemilihan itu ditutup.
Baiklah! Baca ceritaku dibawah ini ya.
***
"Aku ini, aku ini... Benar-benar sudah terkutuk" ucap Shiho memegang gunting itu sambil menangis.
"One-chan, apa aku harus menyusulmu kealam sana?" batinnya lalu mengangkat gunting itu tepat didepan lehernya.
"Apakah terasa sakit?" batinnya dan tangannya mulai bergetar.
Dia tidak tahu apa yang sebenarnya dia lakukan, pikirannya kacau, dia merasa sudah tidak berguna lagi, dia tidak ingin orang yang dia sayangi berakhir seperti kakaknya.
"Minna, gomen" batinnya lalu pintu kamar terbuka.
"Shiho ini aku bawakan teh hangat" ucap Shinichi sambil membawa teh hangat tersebut.
Namun saat dia melihat kearah Shiho cangkir teh yang awalnya dia pegang langsung jatuh kelantai dan pecah, dia langsung berlari ke arah Shiho.
"Shiho! Apa yang kau lakukan?!" teriak Shinichi sambil memegang gunting itu.
"Tidak Shinichi, lepaskan tanganmu. Aku sudah tidak layak untuk hidup lagi" tangisnya sambil berusaha menusukkan gunting itu kearah lehernya.
"Aku tidak akan membiarkan dirimu mati Shiho!"ucap Shinichi sambil berusaha mengambil gunting itu dari tangan Shiho.
"Aku telah membuat semua orang didekatku menderita, aku harus menembus dosaku itu" tangis Shiho sambil berusaha melepaskan gunting itu dari genggaman Shinichi.
"Tapi tidak dengan bunuh diri BAKA!" teriak Shinichi sambil memukul kepala Shiho dengan tangannya.
"Ittai" ucap Shiho sambil memegang kepalanya sehingga gunting yang awalnya dia pegang langsung terjatuh diatas kasur, tentu saja itu adalah kesempatan Shinichi untuk mengambil gunting itu lalu membuangnya.
"Baka" ucap Shinichi.
"Gomen" ucap Shiho sambil menghapus air matanya.
Tidak disangka Shinichi menampar pipi Shiho sehingga membuat Shiho menangis lagi, melihat Shiho menangis Shinichi langsung memeluknya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Forever And Only One [TAMAT]
FanfictionIni cerita pertama aku dan aku ini Shiho fans, jadi buat para Ran fans Jangan tersinggung jika membaca ceritaku Enjoy!