Part 8 PANDANGAN ORANG LAIN

1.4K 26 8
                                    

"Aku bukanlah orang yang kuat, bahkan aku terlalu mudah tersentuh dan mudah meneteskan air mata. Aku orang yang benar-benar terlalu memakai perasaan pada setiap hal, sehingga aku lebih memiliki banyak rasa tidak tega. Sesakit apapun, sekecewa apapun dan sesedih apapun aku pada sesuatu, lebih baik menyimpannya sendiri dan menangis sendiri, kemudian aku mulai merangkai kata .... Setelah itu, aku jauh merasa lebih baik."

Terkadang kita memang terlalu perasa dan terlalu sensitif akan sesuatu, apalagi terhadap pandangan orang lain terhadap kita atau omongan orang lain kepada kita. Jujur, pasti sakit ketika mendengar pandangan orang lain atau anggapan orang lain tentang kita, karena mayoritas pandangan mereka tidaklah benar. Hanya kita sendiri yang tau kondisi kita, karena kita yang mengalaminya. Namun, kebanyakan orang lain terlalu suka memikirkan hidup kita sehingga mereka kadang merasa "sok tau" dengan kehidupan kita, padahal mereka tidak tahu yang sesungguhnya terjadi. Begitulah manusia, terkadang mereka lebih suka mengomentari hidup orang lain dibandingkan memperbaiki dirinya sendiri. 

Menyakitkan itu ketika orang lain tidak berada di posisimu tapi mereka seolah mengerti semua yang terjadi pada dirimu dan terus menghakimimu dengan pendapat mereka. Mereka seolah-olah mengalami hal itu bersamamu, sehingga mereka merasa berhak memberi komentar pada hidupmu. Hal ini jujur sudah terlalu sering dialami olehku atau oleh kalian semua. Bahkan bagiku orang terdekat sekalipun (orang tua) terkadang terlalu sering menghakimiku dengan pendapat mereka, dengan anggapan mereka yang mungkin bagi mereka itu sangat baik. Tapi pada akhirnya mereka tidak tahu apa-apa tentang kita. Sekalipun orang tua adalah orang terdekat kita, tapi belum tentu orang tua kita tau bagaimana kita, bagaimana perasaan kita dan apa yang kita alami. Memang tidak semua orang tua seperti itu, ada juga orang tua yang berpikiran terbuka dan lebih dekat dengan anaknya, sehingga mereka merasakan berada di posisi anaknya. Itulah yang sering kita alami di lingkungan terdekat seperti keluarga, lebih jauh lagi jika kita melangkah lebih jauh ke luar, maka akan banyak anggapan orang lain yang bahkan datang bertubi-tubi tanpa ampun kepada kita. Di saat itu, kesabaran kita di uji.

Perihal menyikapi anggapan dan pandangan orang lain kepada kita mungkin pernah aku singgung di tulisan sebelumnya. Tapi secara lebih spesifik lagi, anggapan, komentar dan pandangan orang lain itu adalah bom waktu bagi kita. Awalnya kita akan merasa baik-baik saja, tapi lama kelamaan kita akan jenuh dan merasa tidak kuat lagi. Pada saat itu mungkin hanya air mata dan terus menerus menyalahkan diri sendiri yang akan kita lakukan. Di saat seperti itu, percayalah akan pertolongan Allah, akan rencana Allah yang indah. Percaya bahwa kita telah melakukan yang terbaik dan orang lain tidak berhak menyalahkan kita atas semua usaha-usaha kita, atas semua perbuatan kita yang benar. Kita tidak wajib mendengarkan anggapan mereka karena memang mereka tidak ada di posisi kita dan tidak mengalami apa yang kita alami. Semua itu semata-mata karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya kita alami, mereka hanya melihat dari luarnya saja, apa yang terlihat oleh mereka. Keep strong!! (Self reminder).

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang