Part 25 BERTAHAN

193 1 0
                                    

Pernahkah kalian mengalami rasanya melakukan suatu hal yang tidak disenangi, sebenarnya sih bukan tidak disenangi tapi lebih condong pada "bukan passion"? Mungkin saat ini itulah yang saya alami, melalukan suatu hal yang bukan passion saya, bukan bidang saya, dan benar-benar suatu hal yang baru bagi saya. Tidak hanya itu, pekerjaan yang saya tekuni sekarang ini sangat melenceng dengan jurusan saya semasa kuliah dulu. Bagaimana rasanya? Alhamdulillah luar biasa. Di awal-awal bekerja jujur takut, apalagi dengan lingkungan baru dan orang-orang baru yang tidak pernah saya kenal sebelumnya. Takut? Banget. Khawatir? Banget. Apalagi pekerjaan ini adalah jenis pekerjaan yang menuntut saya untuk cepat, teliti, ramah dalam keadaan dan suasana hati seperti apapun, serta menuntut kita untuk bisa multitasking. 

Seiring berjalannya waktu mulai menyesuaikan diri dengan rasa takut yang masih terus hadir. Banyak kekhawatiran datang di setiap hari ketika akan bekerja. Jujur di awal-awal kerja sempat tidak nafsu makan, bahkan sering tidak makan seharian, magh kambuh, dan sering tumbang. Rasanya masih "jaim" banget sama lingkungan baru. Lama kelamaan rasa nyaman mulai tumbuh, alhamdulillah didukung dengan teman-teman yang sangat baik dan kekeluargaan sekali. 

Basic dari pekerjaan yang saya tekuni itu di pelayanan, makanya menuntut kita ramah walaupun kadang ada pasien yang suka rewel (saya kerja di rumah sakit, tapi bukan perawat apalagi dokter). Akhirnya mulai lah dimasukkan ke shift dan berada di pelayanan. Awalnya merasa tertantang, bagi saya itu adalah tantangan bagaimana bisa memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin. Oke, namanya juga hidup tidak terlepas dari cobaan teman ..... Badai mulai datang menghampiri, tekanan semakin besar, tuntutan semakin banyak, dan ditambah status yang tidak jelas. Oke disini saya statusnya masih anak magang (kira-kira udah tujuh bulan). 

Mungkin sih ini emang dasarnya saya anaknya pemikir, panikan, dan gak bisa diajak mikir banyak, apalagi multitasking. Ya udah kelar, tiap mau kerja bawaannya takut dapet pasien yang rewel, takut rame pasien (yah namanya juga RS pasti rame pasien lah ya). Intinya takut gak bisa handle kerjaan dan takut melakukan kesalahan karena kurang teliti. Tiap habis pulang kerja juga selalu kepikiran sama kerjaaan, kira-kira tadi salah enggak, ada yang kurang enggak, dan masih banyak kekhawatiran lainnya, sampe-sampe kadang kebawa mimpi juga. Mungkin ini wajar, karena saya terhitung baru dan belum begitu paham dengan sistem di RS. Tapi ya namanya juga manusia, endingnya ngeluh kan ya ..... :(

Disini saya tidak ingin menyalahkan siapapun, mungkin memang saya tipikal orang yang terlalu lemah dan penakut. Mungkin juga saya belum terbiasa dengan keadaan tersebut. Ya, segala kemungkinan bisa terjadi. Tapi saya juga manusia, saya punya titik lemah tersendiri, saya tau kemampuan saya sampai dimana. Kadang yang bikin sedih itu ketika kamu harus melakukan suatu hal yang bagi dirimu sendiri sudah tidak sanggup untuk dijalani tapi keadaan memaksamu melakukan itu dan tidak ada pilihan lagi.

Intinya disini aku ingin share tentang terjebak dengan sebuah zona yang bisa dikatakan aman, tapi bisa juga dikatakan tidak aman karena akan membahayakan dirimu sendiri. Bayangkan ketika dirimu harus berada pada zona yang justru membuatmu selalu tertekan dan kamu tidak bisa melanjutkannya lagi. Disini saya tidak ingin sok-sok.an memberikan nasehat tentang bagaimana kita harus berpikir positif dengan terus meyakinkan diri bahwa kita bisa melalui semua ini. Setiap orang tahu akan kelemahannya masing-masing, punya titik jenuhnya masing-masing dan semua itu tidak boleh dipersalahkan oleh siapapun, apalagi orang lain yang bahkan tidak mengenal kita dengan baik.

Kadang kita mendengar orang lain berkata "syukuri saja, jalani saja, nikmati saja, kamu pasti bisa" dan lain sebagainya. Mereka yang berkata seperti itu benar, mereka mencoba mendukung kita dengan kata-kata yang positif, mereka ingin membangkitkan semangat kita. Memang semua itu tidak ada salahnya. Tapi bagaimana dengan kita yang mengalaminya dan berada pada posisi tersebut? Kita yang berada di posisi tersebut bisa diibaratkan bertahan dengan segala cara, memendam semua keluh kesah sendirian dan mungkin sampai berpikiran bodoh. 

Perlu dipahami bahwa tidak ada yang mengenal kita lebih baik selain diri kita sendiri. Kita yang paham sampai mana batas kesabaran kita, batas kemampuan kita, titik lelah kita, titik jenuh kita, dan orang lain tidak berhak menghakimi kita dan pilihan kita. Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing, jangan jadi orang yang menyiksa diri kalian sendiri hanya karena keadaan, jangan jadi orang yang menyesal karena tidak mencintai diri kalian sendiri. Pahami diri kalian dengan baik, rasakan apa yang kalian butuhkan. Bertahan itu tidak mudah, tidak semua orang mampu bertahan. Sekeras apapun mencoba bertahan, suatu saat akn runtuh juga. Diri kita ini punya batas, wajar jika kita merasa lelah, merasa jenuh, merasa tidak mampu dan lain sebagainya. Karena kita manusia, kita tidak sempurna, kita memiliki kekurangan. Mau dipaksa seperti apapun, pasti ada titik dimana kita tidak bisa melampauinya. Dan hanya diri kita sendiri lah yang bisa memahami hal itu. Keep strong!!

#loveyourself

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang