Part 23 PERJALANAN (3)

123 1 0
                                    

Next .... Perjalanan belum berakhir sampai di Jakarta saja. Sampai di Jakarta aku adalah seorang asing yang sangat awam dengan hiruk pikuk Ibukota. Singkat cerita aku mulai mendaftar di beberapa perusahaan disana dan pada kenyataannya tidak semudah itu. Di luar sana gak cuma aku yang butuh pekerjaan, tapi ada ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang yang sama denganku. Mereka datang dari berbagai daerah, dengan berbagai keahlian yang mereka miliki, banyak juga yang jauh lebih memiliki skill dibandingkan aku. Disitu aku mulai merasa down, di kota yang sebesar dan seluas ibukota, aku hanya remahan rengginang hehehe.

Sampai disini aku menyadari sesuatu hal yang terlewat dan benar-benar harus aku sesali yaitu skill. Disitu aku merasa kenapa dulu pas kuliah gak aktif organisasi ini dan itu? kenapa dulu gak les privat ? kenapa dulu gak belajar ini dan itu? gimana caranya bersaing? Semua pikiran-pikiran itu membuatku terus memutar otak dan rasanya ..... aku cuma pingin berhenti. Udah itu aja. Lelah? Pasti. Down? Pasti. Padahal itu baru awal aja. Rasanya menyesal banget dan ingin memutar waktu (dipikir Doraemon). Mungkin para joobseker merasakan ini. Tapi yang perlu diingat, dengan keadaan seperti itu ada hikmah yang tidak boleh dilupakan yaitu begitu dekatnya aku dengan Allah. Merasa Allah sayang denganku dengan membuatku selalu mengadu padanya.

Akhirnya tiba saatnya buat ikut seleksi CPNS, lupa tepatnya bulan apa dan tgl berapa. Hasilnya? Ya, aku gak lolos. Nyesek? Pasti lah. Aakhirnya setelah merasa perjuanganku di Ibukota cukup, aku memutuskan kembali pulang. Ya, pulang dengan tangan kosong. Pulang dengan kecewa sekaligus harapan baru. Satu yang aku yakini "Allah tidak tidur, Allah melihat perjuanganku, Allah punya yang terbaik untukku". 

Lagi-lagi kembali berkutat dengan lowongan pekerjaan, dari satu kota ke kota lain yang beberapa sangat asing. Bener-bener harus survive sendiri, tahan banting, dan banyakin sabar itu pasti. Capek? Banget, gak cuma capek badan dan pikiran, capek juga din kantong. Bisanya cuma minta duit ortu buat wira-wiri kesana kemari. Ikutan jobfair, pergi wawancara, pergi tes, dan itu gak cukup sekali dua kali. Rela waktu itu dalam sebulan bolak-balik Jogja sebulan sampai 4-5 kali cuma demi tahapan tes seleksi yang akhirnya juga gak lolos.

Apa yang dirasakan saat semuanya gak berhasil juga? Next Part 4 yaaaa.....

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang