Part 2 PIKIRAN BODOH

4.7K 84 2
                                    

Pernahkah kamu merasa terus bersalah dan menyalahkan dirimu terus menurus? Terkadang ada masa dimana kamu dilanda sedih berkepanjangan, sedihmu itu datang tanpa henti entah apa penyebabnya. Kamu hanya terus berpikir "Apa yang harus kulakukan? Apakah aku tidak berguna? Aku sungguh putus asa" dan pikiran-pikiran lainnya. Bahkan di saat itu pula terlintas keinginan untuk mengakhiri semuanya dan juga mengakhiri hidupmu. Ya, mungkin keadaan itu sedang merasuki diriku. Tanpa henti aku terus berpikir dan mencoba melakukan apapun yang aku bisa. Aku terkadang mulai menyalahkan diriku sendiri dan putus asa. Aku merasa cepat tersinggung dan emosi terus hinggap di hatiku. Aku merasa semua orang memandangku sebelah mata dan mengolokku. Akhir-akhir ini pun aku mulai berpikir "Apakah sebaiknya aku akhiri sampai disini? Atau haruskah aku memberikan kenangan terlebih dahulu sebelum mengakhirinya?".

Berpikiran seperti mungkin wajar dan bahkan tidak salah. Menurutku ada saatnya seseorang berada di titik terendah hidup mereka dan berada di ambang batas kesabaran mereka. Pikran-pikiran bodoh itu boleh saja terlintas di pikiranmu, tapi satu yang tidak boleh kamu lakukan adalah "mengikuti pikiran-pikiran bodohmu itu!". Jangan sampai di saat kamu mencapai batasmu lalu kamu melampui batas itu karena merasa tidak sanggup lagi meredamnya. Mungkin bahkan aku tidak pandai menguatkan hatiku untuk bertahan, aku juga merasa sangat putus asa dan hanya bisa terus meneteskan air mata selagi mengumpulkan akal sehatku. Di saat itu hanya satu yang bisa menolongku, aku hanya bisa terus berkata "Aku punya Allah", "Aku menyangi diriku sendiri", dan "Aku tak mau kalah dengan pikiran bodoh ini". Bahkan di saat kamu sudah merencanakan rencana bodoh dari pikiran-pikiran bodohmu itu, mencoba bertahanlah semampumu, jangan sampai rasa sedih menguasaimu.

Di saat-saat terpuruk itu aku merasa takut, aku terus merasa takut jika pada nantinya aku harus mengakhiri semuanya. Aku selalu menengok kembali apa yang sudah aku lalui, apa yang sudah aku dapatkan. Aku tidak pernah berpikiran untuk bertahan demi orang lain, bahkan untuk orang tuaku sendiri, aku menguatkan diri, mengumpulkan harapan, dan mengurungkan segala niat bodoh demi diriku sendiri. Aku sadar, bahwa diriku sendiri berharga, sejauh ini aku bertahan dengan diriku. Jadi, jangan pernah kehilangan harapan, jika pikiran-pikiran bodoh itu mulai menghampirimu, maka kuatkanlah dirimu hingga akhir.

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang