Part 19 MENIKAH

577 6 0
                                    

Ini sih malam minggu, pas banget kalo share masalah "hati" hehehe. Ketika mendengar kata "menikah" atau "pernikahan" apa sih yang terlintas di pikiran kalian? Ijab qabul? Pesta? Resepsi? Halal? Hidup baru? dan pasti masih banyak sekali yang terlintas di pikiran kalian kalau mendengar kata "pernikahan". Kenapa aku share masalah nikah? Jujur akhir-akhir ini setelah aku mulai kerja, pertanyaan-pertanyaan "kapan nyusul? kapan nikah? pacarnya orang mana?" itu kaya udah jadi makanan sehari-hari, apalagi kalau ada temen yang nikah, pasti baper tingkat dewa 19 hehehe. 

Awalnya aku belum kepikiran sama sekali sama yang namanya pernikahan. Beberapa waktu lalu aku masih sibuk mencari pekerjaan, menata hidup, dan masih banyak pikiran-pikiran yang lain. Tapi begitu masuk di dunia kerja dan dengan lingkungan kerja yang rata-rata temen-temen kantor udah pada nikah di usia yang cukup muda, tiba-tiba jadi terlintas di pikiran tentang "nikah" dan mulai mencari jalan menuju kesana. Hmmm tapi ..... ya banyak tapinya sih, dalam artian aku tidak buru-buru pengen nikah. Cuma kalau pikiran menuju kesana ya pasti ada dan mempersiapkan diri.

Jujur bagiku nikah bukan sesuatu yang simpel, karena apa? Ya kita harus mempersiapkan diri, menerima dengan ikhlas seluruh kekurangan pasangan kita, teman yang akan selalu ada di samping kita dari bangun tidur sampai tidur lagi. Coba bosen gak? Ya gak boleh bosen lah! Maka dari itu, kesiapan-kesiapan dalam menghadapi segala kemungkinan dalam kehidupan rumah tangga yang sangat diperlukan. Kalau ditanya idealnya atau targetnya nikah kapan? Kalau target sih umur 25 tahun, tapi kalau sebelum umur segitu udah ada yang mau ngelamar, ya boleh lah dipertimbangkan. Usia itu gak menjamin keutuhan rumah tangga, cuma kan ya semakin bertambah umur kita, maka pola pikir kita juga harusnya semakin dewasa dan matang, jadi diharapkan bisa menghadapi kehidupan berumah tangga. 

Nah persiapannya gimana?

Persiapan sih gak ada yang khusus, yang utama sih memperbaiki diri dulu. Kadang suka mikir sih, aku kan masih suka nonton drama korea masa mau nikah? wkwkwk. Yah itulah yang mulai harus dirubah, pola pikirnya, kebiasaannya, dan lain-lain. Intinya sih memperbaiki dari, yang buruk-buruk mulai dibuang dan ditingkatkan segala hal yang berbau positif. Persiapan lainnya sih terdapat pada cara kita menjalin hubungan dengan lawan jenis, terutama yang berpotensi jadi calon suami kita nantinya. Mulailah menjalin hubungan dengan serius. "Serius" disini bukan berarti harus langsung nikah, cuma carilah laki-laki yang dengan segala keberaniannya dan keseriusannya menjamin kebahagian dunia dan akhiratmu di depan orang tuamu. Jangan cuma menjalin hubungan dengan tipe "jalanin dulu aja", emang mau dijalani sampe kapan? sampai mana? emang bisa menjamin "dijalani" sampe nikah? hehehe.

Ya walaupun calon belum terlihat, tapi setidaknya sudah mulai mempersiapkan untuk menuju ke arah sana. Semoga kita semua diberikan pasangan terbaik yang bisa membimbing kita lebih dekat dengan Allah, memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat :). Tenang, nikah itu bukan masalah "cepet-cepetan" kok kaya balapan, tapi tentang bagaimana kita menikmati prosesnya, cara meraihnya, dan berkahnya. Kesiapan kita benar-benar penting, karena pernikahan itu cuma sekali seumur hidup, jangan sampai gonta-ganti pasangan.


Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang