Setiap orang pasti pernah merasakan kecewa, sedih, putus asa dan hilang arah. Apalagi jika perasaan seperti itu tidak bisa kita lampiaskan dan hanya bisa kita pendam dalam hati saja. Sampai sesak sekali rasanya, kita hanya bisa memendamnya sendirian dan tak tahu kemana kita harus melampiaskan dan kepada siapa. Di saat kita semakin menahan perasaan kecewa dan sedih, maka semakin sakit hati kita, semakin tersiksa diri kita dan semakin kita ingin mengakhiri semuanya. Pada saat itu, kita hanya bisa menahan perihnya hati dan tak bisa membendung air mata. Meskipun kita sudah berusaha membendungnya, rasa sakit itu terus menusuk di dalam hati dan tak kuasa lagi kita membendung air mata kita. Pada akhirnya kita hanya bisa menangis, entah kenapa air mata itu bagaikan rasa kecewa kita, rasa sedih kita dan terus mengalir .....
Pada saat itu .... mungkin kita akan merasa sangat sedih dan putus asa. Semakin lama, rasa kecewa, rasa sedih, rasa marah, dan rasa bersalah terus menerus menghinggapi hati kita. Perasaan kita semakin penuh oleh rasa kecewa dan semakin banyak kita merasa tertekan dan terbebani oleh semua rasa itu. Rasa kecewa itu datang bertubi-tubi bagaikan pisau yang terus menancap di hati dan kita tak tahu kapan kita bisa menarik pisau itu, karena semua akan sama saja, ketika kita melepaskan pisau itu akan terasa sangat sakit, begitu juga setelahnya pasti akan membekas.
Ketika mengalami kejadian seperti itu, kita pasti akan merasa sangat terpuruk dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Di saat air mata terus mengalir dan tak bisa dibendung, kita hanya perlu "waktu sendiri". Waktu dimana kita bisa meneteskan air mata sebanyak mungkin, sampai rasa kecewa dan rasa sedih kita terlampiaskan. Kita mungkin terlalu takut untuk mengungkapkannya kepada orang lain, kita terlalu takut untuk menunjukkan air mata kita di depan orang lain, dan itu wajar. Setiap orang memiliki rahasianya sendiri yang tidak perlu dibagikan kepada orang lain. Setiap orang punya air matanya sendiri yang tak perlu dilihat orang lain. Mungkin orang lain bisa tahu bahwa kita sedang kecewa, tapi mereka tidak perlu tahu seberapa besar rasa kecewa kita, seberapa besar rasa sedih kita, dan seberapa besar putus asanya kita. Kita hanya butuh "waktu sendiri" untuk melampiaskan segalanya, untuk mengaisi semuanya. Setelah itu, kita akan merasa jauh lebih baik, walaupun kita menghabiskan banyak tisu dan membuat mata kita bengkak, setidaknya kita telah melampiaskannya. Terkadang kita juga tidak perlu membagikan kesedihan kita kepada orang lain, cukup diri kita saja yang tahu rasa itu dan mencoba menghadapinya sendiri. Stay Strong!
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terendah
De TodoKetika kamu berada di titik terendah hidupmu, jangan ragu untuk terus berharap dan berdoa. Luangkan waktu untuk menumpahkan perasaanmu pada goresan pena.