HATE?

303 16 20
                                    

-RENO POV-

Pagi ini seperti biasa aku berangkat sekolah bersama Lentera, entahlah aku masih bingung dengan perasaanku sendiri terhadap Lentera dan juga Dila

Sampainya di sekolah, aku melihat Dila yang diantarkan oleh Zayn, entah mengapa aku tersenyum begitu saja, damai rasanya melihat Dila senang seperti sekarang ini walaupun ada rasa menyesal yang menyusup ke celah-celah hatiku karena sudah menyakitinya begitu saja,namun aku punya alasan

"Ren.." Lentera mengagetkanku

"Apa?" Refleks aku langsung menjawabnya

"Kamu liatin apa sih Ren?" Lentera menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri karena penasaran

"Enggak ko bukan apa-apa, kita masuk kelas yuk" aku mengajaknya sambil menggandeng tangannya

Sesampainya di kelas, aku bertemu Rendi, Ivan dan Adit, mereka sedang bercanda ria, namun saat aku datang mereka berhenti seketika,lebih tepatnya Rendi yang menghentikan

"Ada apa ini bro?" Tanyaku basa-basi

"Basi, gue cabut dulu" Rendi hendak meninggalkan kita,bahkan aku bingung sebenarnya dia ini kenapa sama gue

"Lo tuh sebenernya kenapa sih Di?" Tanyaku langsung to the point

Rendi membalikan badannya lalu ia menyeringai
"Gue? Gue emang kenapa?" Tanyanya menyudutkan

"Lo berubah" gue menghampirinya

"Gue yang berubah atau lo yang berubah?" Rendi menanyakannya dengan sedikit emosi

"Maksud lo?" Gue beneran bingung dengan Rendi sekarang

"Udah lah gue cabut dulu" ia pergi tanpa menoleh lagi, entah kemana ia pergi

Gue pun duduk bareng dengan Ivan, ia melihatku dengan tatapan yang entahlah seperti apa. Tiba-tiba saja Dafa datang

"Ren, lo dicariin tuh sama anak yang punya sekolah" ia mengatakannya dengan terengah

"Siapa?" Gue bingung siapa yang nyari gue sepagi ini

"Ka Zayn" jawabnya acuh

"Dimana?" Gue makin penasaran ada apa

"Dia bilang ditunggu di taman belakang" Dafa pergi begitu saja setelah mengatakannya

Gue yang gak mau nunggu lama, akhirnya memutuskan pergi ke taman belakang sekolah walau gue tau jam masuk sebentar lagi

Di sana gue lihat Zayn yang lagi duduk di kursi panjang yang ada di taman, gue manghampirinya dan berdiri di pinggirnya

"Ada apa bang?" Tanya gue penasaran

"Bang? Gue bukan abang lo" ia melirikku dengan tatapan yang mengerikan

"Iyah maaf" kataku diam di tempat

"Jadi gitu cara lo bahagian ade gue?" Zayn berdiri dari tempatnya

Sekarang gue tahu maksud dari Zayn mengajak bertemu, gue bakalan terima apapun resikonya saat ini karena gue tahu gue udah ngelakuin hal yang fatal ke Dila hingga ia sakit hati dan mungkin benci ke gue

"Gue punya alasan" jawabku dengan tetap menunduk

"Alasan? Alasan apa? Cwe lain?" Zayn benar-benar menatap dengan sangat mengitimidasi

"Gue tahu gue salah, tapi gue..." tiba-tiba saja

Bughh...

Satu pukulan mendarat di pipi kiri gue, gue siap terima apapun walaupun ia bakalan pukulin gue abis-abisan

"LO BILANG ALASAN?" Zayn berteriak dan menarik kerah bajuku

Bugh...
Bugh...
Bugh...

Pukulan berubi-tubi datang dan menghujam wajah gue, gue gak mau lawan Zayn apalagi sampe harus mukilin dia, gue bisa lawan tapi gue gak mau bikin kesalahan lagi

"Bangun lo, lawan gue!" Suruhnya padaku,tapi gue masih diam di tempat karena rasanya mati rasa setelah mendapat bogem mentah dari Zayn

"Kenapa? Lo gak berani?" Dia benar-benar marah,mungkin akan terdengar hingga kearah kelas-kelas

"BANGUN LO, JANGAN JADI PENGECUT" Zayn benar-benar seperti kesetanan karena tersulut emosi

"Gue bisa jelasin bang" jawab gue lirih karena rasanya sangat perih

Zayn diam dan mengacak-ngacak rambutnya, ia seperti seorang prustasi sekarang. Gue ngerti pasti gak ada yang mau adiknya di sakitin kaya yang gue lakuin, tapi gue beneran punya alasan

"Gue tunggu lo di caffe deket sekolah sore nanti sepulang sekolah" Zayn langsung pergi begitu saja

Gue bingung dengan semuanya, gue coba buat stabilkan keadaan gue. Setelah itu, gue jalan menyusuri lorong untuk menuju kelas

Saat di jalan, gak sengaja gue nabrak seseorang

Brukk

"Maaf, gue gak sengaja" suara wanita itu tidak asing

Ia melihatku dan aku melihatnya, ia terkaget saat melihat

"Reno? Lo kenapa?" Terlihat khawatir dari tatapan wajahnya

"Gue gak papa" jawabku lirih karena benar-benar sakit

"Kita harus ke UKS" dia menarikku dan aku hanya bisa pasrah

Saat sampai di UKS ternyata tidak ada penjaga, Dila yang mengobati setiap luka yang ada, rasanya hati gue sakit karena saat gue nyakitin dia, dia baik banget sama gue, dia harusnya benci gue bukan malah baik ke gue

Dia mengobatiku yang terkadang gue meringis karena rasa sakitnya

"Ko lo bisa kaya gini? Lo berantem" ia membantu gue buat berbaring

"Enggak" gue beneran gak bisa banyak ngomong karena rahang gue yang sakit

Disaat ia jalan mau meninggalkan, gue mencekal pergelangan tangannya
"Dil.."panggil gue lirih dan dia membalikan badanya melihat ke arah gue

"Kenapa? Ada yang sakit lagi? Kita ke dokter ya" ajaknya dan gue hanya menggeleng

"Maaf" satu kata yang bisa gue katakan, entahlah dia mau maafkan atau tidak tapi gue beneran tulus

"Gue gak mau bahas" jawabnya mengalihkan pandangannya

Gue melepaskan tangannya, lalu ia pergi entah kemana. Gue pengen jelasin semua tapi gue tahu bahwa Dila terlanjur kecewa sama gue

Gue hanya bisa memejamkan mata dan merenungkan semuanya, ingin memperbaiki tapi jalan tidak mendukung
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hy reader 😄😄😄

Aku ingatkan ke kalian sekali lagi ya buat follow karena KEMUNGKIN AKAN ADA beberapa part yang aku private😊

Aku juga mau bilang makasih karena masih setia sama ceritanya si aku 😂

Ini nih konfliknya bakalan makin banyak aja dan akan terungkap satu persatu alasan setiap orang 😂

Intinya terus ikuti cerita WHY(?) 😙

SEKIAN DAN TERIMAKASIH ❤

*alay?abaikan 😂

WHY (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang