SERIOUS

181 12 4
                                    

Zayn kesal mendengar penjelasan dari Niall,ia pun memukul pipi abangnya itu dengan sangat keras

"NGAPAIN LO CERITAIN ITU HAH? LO BERHARAP DIA MATI? APA YANG BAKALAH GUE BILANG KE MAMAH?" Zayn berteriak dan menjadi pusat perhatian banyak orang dirumah sakit

"Gue minta maaf Zayn.." Niall mengatakannya dengan menyesal

"Gue gak butuh maaf lo, GUE CUMAN BUTUH ADIK GUE BALIK LAGI" Zayn menekankan setiap katanya agar Niall berfikir "Kalau sampe ada apa-apa sama adek gue, nyawa lo ditangan gue" Zayn mengancam dengan sarkastik

Niall hanya bisa pasrah dan berdoa, ia berharap adiknya kembali seperti semula. Tak lama keluarlah para suster dan dokter dari ruang inap Dila

"Dok gimana keadaan adik saya?" Zayn mendahului Niall untuk bertanya

"Dia kritis, kita hanya bisa berdoa semoga detak jantungnya tidak melemah lagi,sebab jika terus melemah kemungkinan selamatnya sangatlah kecil" jelas dokter dengan panjang lebar

Boom!!

Penjelasan dokter itu seakan-akan telah meledakan dunia dengan seisinya. Zayn menyandarkan punggunya ke tembok, bahkan Niall hanya bisa duduk dan menangis

Tiba-tiba saja datang Zahra dengan wajah ceria, namun berubah seketika ketika melihat ke dua putranya sudah berantakan

"Kalian kenapa?" Tanya Zahra khawatir

Semua hanya diam tak bergeming,tak ada yang berniat menjawab pertanyaan Zahra,mereka semua diselimuti rasa bersalah

"Zayn... ada apa nak? Kalian kenapa?" Zahra mencoba bertanya lagi, ia menghampiri Zayn

"Dila...Dila mah.." tubuh Zayn merosot kebawah, sedangkan Zahra semakin khawatir

"Ada apa dengan Dila?" Zahra semakin panik tak karuan

"Dia..hikss.. kritis" sahut Niall

Zahra menganga tak percaya, ia merasa seakan euforia disekitarnya itu menyempit, ia tak kuasa menahan air matanya lagi

Zahra menangis tersedu-sedu hingga akhirnya Fadli datang menyusul dan panik saat melihat sang istri dan ke dua putranya menangis

"Ada apa mah?" Fadli khawatir saat melihat sang istri semakin meraung

"Dila...hiks..hiks.." jawab Zahra tanpa melanjutkan perkataannya

"ADA APA DENGAN DILA?" Fadli semakin khawatir

"Dia sangat kritis..hiks.. kemungkinan selamat.. hiks.. sangat kecil" Fadli seperti mendapatkan bom disiang hari yang menghancurkan semua dunianya

Zahra tiba-tiba saja berdiri, lalu mendekati Niall yang hanya terus menangis

"Kamu apain ade kamu sampai dia sekritis ini?" Tanya Zahra dengan sesegukan

"A..aku gak sengaja ceritain semuanya mah" jelasnya dengan tampang bersalah

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi kiri Niall, ia hanya bisa menerima tamparan itu tanpa berniat mengelaknya

"Kamu udah bikin mamah kecewa" Zahra membalikan badanya seakan enggan untuk melihat Niall kembali

Semuanya terasa rumit namun nyata. Niall tidak bisa membujuk ibunya untuk memaafkannya, ia sendiri prustasi dengan keadaan sekarang. Sedangkan yang lain hanya bisa pasrah dan berharap Dila akan baik-baik saja

Niall pergi ke toilet untuk sejenak menenangkan dirinya. Saat ia balik kembali ke tempat rawat Dila, ia melihat suster dan dokter yang tergesa-gesa, begitupun dengan keluargnya yang tegang

Segera mungkin Niall menghampiri Louis, ia langsung menanyakan ada apa dengan semuanya

"Dila bener-bener kritis, detak jantungnya semakin melemah" jelas Luois yang membuatku serasa ingin mati

"A.. lo.. lo pasti becanda, iya kan?" Tanyaku tak yakin

"Sudahlah, semuanya cuman bisa kita serahkan ke tuhan aja" Louis mengingatkan Niall

Niall merasa semua yang ada di dunia ini sudah hancur, ia merasa menyesal karena telah membuat adiknya menjadi seperti sekarang ini

Niall pergi meninggalkan rumah sakit, ia pergi ke rumahnya dengan menggunakan mobil. Niall mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, ia sudah tidak peduli lagi dengan semuanya

Hingga pada akhirnya semuanya sudah terlambat,pandangannya sudah menggelap, entah apa yang akan terjadi selanjutnya, itu semua hanya tuhan yang tahu

Disisi lain, keadaan Dila nampak semakin kritis,namun setelah beberapa puluh menit ditangani oleh dokter, akhirnya detak jantung Dila tidak selemah sebelumnya, semuanya merasa bersyukur ketika mendapat kabar tersebut

Zahra terkaget ketika tidak sengaja melihat sesosok pria yang terlelap dalam belangkar dan berlumur darah dengan tidak sadarkan diri

Zahra mengejar belangkar itu, saat benar-benar melihatnya, Zahra menjerit histeris

"NIALL...." Zahra menjerit, karena sudah tidak kuat lagi dengan keadaannya, ia pun jatuh pingsan

************

Niall kritis, ia dibawa ke ICU, Fadli jadi sangat khawatir sekarang karena yang bertaruh nyawa bukan hanya Dila namun juga Niall, sedangkan istrinya juga tak kunjung sadarkan diri

Semuanya terasa rumit, tapi Fadli juga merasa beruntung karena masih ada anak-anaknya yang lain yang siap membantunya

Tak lama, Harry datang dengan tergesa-gesa dan wajah yang panik

"Pah, gimana keadaan Mamah, Dila sama bang Niall?" Harry terlihat sangat sangat khawatir

"Kita hanya bisa berdo'a, Harry" jawab ayahnya yang membuat semakin prustasi

Kebahagiaan telah hancur melebur, sirna bersama rasa penyesalan. Siapa yang patut disalahkan? Hati atau akal pikiran? Ingat! Tidak semua hal itu rasional namun selalu melibatkan perasaan. Namun, saat perasaan bermain, terkadang akal pikiran keliru.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hy readerrrrr😄

Apa kabar? Semoga baik ya☺

Author terimakasih sama kalian yang masih setia sama cerita author ini tapi jangan lupa juga buat selalu VOMENT cerita author. Dan satu lagi ya, jangan lupa mampir dicerita author yang satu lagi😉

Author juga mau kasih tau kalian,mungkin 2 minggu ke depan author gak bakalan update karena minggu depan itu sudah mulai ulangan kenaikan kelas :(
*PejuanUlanganDiBulanPuasa 😂

Maaf ya kalau ceritanya kurang ngefeel terus juga banyak typonya 😯. JANGAN LUPA VOMENT😙😘😚

SAMPAI JUMPA DI LAIN CHAPTER😙😘😚😪

SELAMAT MALAM, SEKIAN DAN TERIMAKASIH ❤

WHY (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang