Cahaya pagi menembus tirai gorden kamar rawat Dila. Dengan keadaan yang masih lemah, Dila berusaha untuk bangun dari kasurnya, ia melepaskan selang oksigen yang masih terpasang di hidungnya
Saat Dila berdiri,ia merasa lemas hingga akhirnya ia terjatuh ke lantai. Namun, tiba-tiba saja seseorang datang dari arah pintu dengan tergesa-gesa dan segera membantunya untuk duduk di kasur
"Lo itu gak bisa diam ya? Apa susahnya sih lo manggil perawat buat bantu lo, nyusahin banget" ucap pria itu berdiri di depan Dila dengan nada marah
Dila menatap tak percaya seseorang yang datang sekaligus membantunya, rasanya ia ingin waktu berhenti dengan jangka waktu yang lama agar ia bisa menikmati kebersamaan ini. Tak kuasa lagi, Dila memeluk pria itu dengan berurai air mata
"Aku tahu, abang sayang sama aku" kata Dila dengan terus bercucur air mata
Sedangkan Niall hanya diam mematung melihat reaksi Dila yang memeluknya dengan erat, ada rasa ingin membalas pelukan namun masih ada juga rasa ragu, ia hanya membiarkan Dila memeluknya sambil menangis
"Udah,udah jangan cengeng lo" Niall menegakan kembali tubuh Dila, sebenarnya bukan karena risih atau apapun tapi di hatinya ada rasa sakit ketika melihat Dila menangis
"Abang ke sini?" Tanya Dila dengan ragu sekaligus mengembangkan senyum senangnya
"Lo liat gue ada di sini kan? Ya berarti gue dateng" jawab Niall dengan ketus namun semakin menambah senyum dari bibir Dila
Dila menundukan wajahnya, ia sangat senang abangnya yang selama ini selalu menghindar akhirnya datang menemuinya walaupun ia tahu pasti ada perjuangan untuk abangnya yang lain agar bisa membawa Niall datang ketempatnya
"Lo mau ngomong apa? Gue gak punya waktu banyak!" Niall langsung menanyakannya tanpa sabaran dan nada yang sangat ketus
"Aku tahu bang selama ini abang sayang sama aku, cuman abang nunjukinnya beda kan sama abang-abang yang lain?" Ucap Dila dengan nada lembutnya
"Gue? Sayang sama lo?" Dila mengangguk dengan cepat "LO INGAT DAN DENGERIN INI BAIK-BAIK YA!! GUE BENCI SAMA LO" entah apa yang ada dipikiran Niall hingga ia mengucapkannya tanpa berdosa
"Abang gak bisa bohongin aku, kalau emang abang gak sayang, buat apa abang datang ke sini?" Tanya Dila dengan masih teguh akan pendirinya
"Ini semua karena mamah, mamah yang minta gue datang ke sini" jelas Niall dengan meremehkan ucapan Dila
"Semudah itu?" Tanya Dila balik
"Lo tahu? Gara-gara lo mamah sampai ancam gue kalau gak dateng ke sini" jelasnya lagi dengan nada yang kesal
"Kalau emang abang BENCI sama aku, apa alasanya?" Dila menekan kata benci agar Niall mau mengatakanya
Niall hanya diam tidak menjawab pertanyaan Dila, ia sendiri merasa bingung antara menjawab dengan tidak pertanyaan Dila
"Kenapa abang diam? Abang gak bisa jawabkan?" Tanya Dila dengan mengguncang tangan Niall, sedangkan Niall masih diam "Abang gak punya alasan kan buat benci aku? Abang.." lanjut Dila dan langsung dipotong oleh Niall
"STOP, lo itu terlalu berharap, karena gue gak sayang sama lo, dan gue itu benci banget sama lo!!!" Niall menaikan nadanya marah
"TAPI KENAPA?" Dila pun ikut menaikan nada bicaranya karena ia juga kesal
"KARENA LO ITU CUMAN ANAK DARI CWE MURAHAN" bentak Niall dengan dadanya yang naik turun karena emosi
"Ma.. maksud abang?" Dila tidak mengerti dengan yang dikatakan Niall
"Lo tau selama ini gue benci lo karena kita ini gak seibu, dan ibu lo itu cuman perebut suami orang" jelas Niall dengan penekanan
"Mamah?" Tanya Dila dengan ragu
"Bukan, dia itu ibu gue, ibu lo di sana" Niall menunjuk ke arah luar "Di tumpukan tanah" jelas Niall
Sontak itu membuat Dila menganga tak percaya, lantas saja Dila menangis tersedu, namun tiba-tiba jantungnya terasa sakit hingga semuanya menjadi gelap
************************
NIALL POV
Tiba-tiba saja Dila pingsan hingga kepalanya tergantung dipinggiran kasur, awalnya aku tak peduli tapi saat melihat dia tak bergerak sama sekali, aku langsung menghampirinya
"Dila.. Dila.. Dila.." kataku sambil menepuk-nepuk pipinya, namun ia tetap tak sadarkan diri
Segera aku membenarkan posisinya, lalu memanggil Dokter
"DOKTER...DOKTER...DOKTER..." teriak ku dengan panik
Tak berapa lama Dokter beserta suster menghampiri dengan tergesa, suster menyuruhku keluar
Aku menunggu cukup lama, hingga akhirnya ada suster yang keluar dari ruangan dengan sedikit tergesa
"Suster, adik saya kenapa?" Tanyaku tak sabaran
"Jantung adik anda melemah dan ia kritis, maaf tuan saya harus segera pergi" suster itupun pergi meninggalkan aku dengan penyesalanku
"Arghhhhhhhhh" teriaku dengan meluapkan semua penyesalan karena telah menceritakan semuanya
Tiba-tiba saja, ada seseorang yang menepuk pundaku dan aku melihat siapa itu
"Lo ngapain di sini?" Tanya dia dengan nada sarkartis
Aku tidak menjawab dan hanya menangis, lalu aku bersimpu di depan Zayn
"Gue minta maaf" ucapku dengan menyesal
"Lo itu kenapa sih?" Tanya Zayn dengan nada marah
"Dila..." aku hanya bisa menangis tak kuasa lagi dengan semuanya
"LO APAIN DIA?" Zayn marah dan langsung meninggalkan ku, Zayn melihat ke dalam ruangan Dila
"LO APAIN LAGI DIA?" Zayn membentak ku
"Dia kritis" saat mengatakannya dunia serasa berhenti seketika
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hy readetrrrrrrr 😍
Apa kabarnya?Maaf baru post lagi, karena mimin sibuk banget 😊
Jangan lupa kasih Vote and Coment ya
Maaf gak bisa panjang-panjang karena ini itu dadakan, bahkan sampai bikinnya di sekul 😂 *sudah ah nanti malah curcol 😁😂
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY (?)
Teen FictionSEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, JADI JANGAN LUPA FOLLOW DULU :) ...................... Kisah dimana 2 insan yang awalnya yakin untuk membina hubungan baru, namun tergoyahkan oleh cinta pertama masing-masing yang hadir pada waktu hampir bersamaan Dila An...