2 - First Meeting

2.6K 132 0
                                    

Malam pun tiba. Kevin sudah duduk di meja pesanan ayahnya di restoran Peia. Ia datang setengah jam lebih awal dari waktu yang ditentukan karena pekerjaan kantor cepat selesai hari itu. Kevin berangkat langsung dari kantor, merasa tidak perlu repot-repot berpakaian bagus hanya untuk bertemu wanita itu. Toh ia akan menolak perjodohan ini.

Lelaki itu melirik jam di tangannya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.05.

"Hah, datang aja ga bisa on time. Ga becus. Wanita macam apa!" gerutu Kevin pelan. Namun di saat itu juga, seorang wanita berjalan menghampiri mejanya.

"Sorry aku terlambat," ujar gadis itu seraya merapatkan kedua tangannya di depan wajah.

Secara otomatis Kevin memperhatikan sang gadis dari atas ke bawah. Rambutnya yang lurus sepunggung dijepit rapi ke samping, terlihat manis dengan poni sampingnya. Pakaian dress retro biru dongker bermotif jangkar terlihat pas dengan tas sandang dan sandal gladiator coklat yang dikenakannya.

Kevin kaget, di bayangannya wanita yang akan dijodohkan dengannya akan memakai pakaian seksi untuk menggodanya. Dan ia akui gadis itu terlihat.. manis.. Ia juga berparas cantik. Namun tetap saja Kevin berpegang pada pendiriannya : ia tidak ingin dijodohkan.

"Em.." Popor salah tingkah dan merasa serba salah melihat Kevin mematung menatapnya. Mendengar suara Popor, Kevin sontak tersadar dari lamunan singkatnya.

"Ehm.. iya, santai," ujar Kevin berdehem, menegakkan badannya dan menunjuk kursi di depannya. Melihat gestur itu, Popor pun duduk di kursi tersebut.

"Sudah lama sampai?" Tanya Popor berbasa-basi.

"Gak juga, Sap," jawab Kevin singkat.

"Sap?" Tanya Popor keheranan.

"Eh sorry, gua ga tau harus panggil lu gimana," Kevin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Nama lengkapku Sapsiree Taerattanachai, tapi panggil aja Popor. Orangtuaku asli orang Thailand, tapi sudah naturalisasi," ujar Popor mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

"Kevin Sanjaya Sukamuljo," Kevin menjabat tangan Popor. Keheningan lalu mengisi ruang di antara mereka.

"Kamu udah pesan?" Tanya Popor memecah keheningan sambil membuka buku menu.

"Belum," jawab Kevin singkat, ikut membuka menu. Ia berniat menolak Popor dari awal, tapi entah kenapa ia tidak bisa saat sudah berhadapan dengan gadis ini.

"Oh.. Emm, kamu sudah pernah ke sini sebelumnya? Apa yang enak ya? Banyak banget pilihannya," ujar Popor lagi sambil terus menatap menu.

"Entahlah," jawab Kevin sekenanya. Beberapa saat kemudian, Popor memanggil pelayan di dekatnya.

"Mas, ini satu ya," Popor menunjuk sebuah gambar di buku menu.

"Baked Lemon Pepper Salmon satu," ujar Kevin singkat pada sang pelayan saat tiba gilirannya.

"Baik, Baked Lemon Pepper Salmon jadi 2 ya," sahut pelayan bernama Jordan itu sambil mengetik orderan di smartphonenya. Sontak Popor dan Kevin berpandangan.

"Kamu ngikutin ya?" Tanya Popor sambil menatap Kevin aneh.

"Dih, gua memang suka seafood. Mana gua tau lu mesen apaan!" Gerutu Kevin tidak terima.

"Saya ganti Tuna Casserole saja," lanjut Kevin keki kepada si Jordan sambil menutup kasar buku menu.

"Samaan gapapa kali!" Popor jadi ikut kesal melihat tingkah Kevin.

"Ogah gua dibilang ikut-ikutan sama cewek ga jelas!" sahut Kevin tanpa menatap Popor, sibuk dengan gadgetnya. Popor pun mendengus, tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan rumah tangganya nanti.

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang