15 - Cooking Cooking!

1.8K 91 10
                                    

"Salmonnya enak.." Popor menunduk sambil menggigit bibir bawahnya. Mendengar itu, Kevin tersadar dari lamunan singkatnya. Ia tertegun sejenak, tak menyangka Popor akan memakan masakannya itu.

Kevin menatap Popor yang tertunduk, raut wajahnya jelas memperlihatkan penyesalan. Pria itu tersenyum, menyentuh dagu Popor dan mengangkat wajah istrinya kembali menghadapnya.

"Ya sudah, aku masakin. Tapi kamu bantuin ya," ujar Kevin mengelus pipi Popor lembut. Ia lalu menarik tangan Popor dan menggandengnya menuruni kasur. Namun di saat itu juga pergerakannya ditahan Popor. Kevin yang heran langsung membalikkan badan menghadap sang istri yang masih terduduk di kasur.

"Vin...." gumam Popor yang sedang menunduk, menatap horor pakaiannya yang terlihat sangat seksi. Ia lalu mendongakkan kepalanya menatap Kevin, masih dengan ekspresi yang sama. Melihat itu, Kevin hanya tersenyum jahil.

"Dasar mesum!!!" Teriak Popor melepaskan genggaman Kevin lalu berlari mengibrit ke lemari pakaian sambil menarik-narik bagian bawah kemeja yang dipakainya. Setelah mengambil celana pendek, ia langsung masuk ke kamar mandi. Tak lupa ia melemparkan tatapan tajam pada Kevin sebelum membanting pintu. Kevin tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah laku sang istri.

Popor keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih ditekuk. Kevin hanya bisa menahan tawanya, lalu mendekati Popor hendak menggandeng tangan istrinya kembali. Tapi Popor dengan sigap menghindar.

"Mau apa heeeeh??" Ujar Popor sensi, memicingkan matanya ke arah Kevin.

"Yaampun, gandengan aja gak boleh," cibir Kevin ikut merajuk. Dengan masih cemberut, Popor akhinya menyodorkan tangannya kepada Kevin tanpa menatapnya. Kevin terkekeh pelan lalu meraih tangan Popor dan menggandengnya erat menuruni tangga menuju dapur.

Sesampainya di dapur, Popor segera menyibukkan diri memilih bahan makanan di dalam kulkas. Sementara itu, Kevin yang kebingungan harus melakukan apa hanya berdiam mematung di belakang Popor.

"Bantuin dong Vin! Kan kamu yang masak, katanya aku ga boleh. Kalau gini sih sama aja aku yang masak!" Protes Popor melirik Kevin sekilas.

"Aku bantu apa?" Tanya Kevin menggaruk kepala.

"Tolong ambilkan panci dua Vin ," kata Popor sambil membawa bahan makanan dari kulkas ke meja dapur.

"Oke," Kevin melangkah menuju rak piring lalu menyerahkan barang yang diambilnya pada Popor.

"Lho Vin, bukan ini! Masa masak bubur pakai wajan??" Seru Popor heran.

"Hah? Bukannya ini panci?" Kata Kevin bingung. Melihat ekspresi suaminya yang sangat lucu membuat Popor menertawainya puas.

"Vin, Vin.. Panci tuh yang ini!" Popor melangkah ke rak piring dan menunjukkan panci yang sesungguhnya pada Kevin.

"Ya maklum lah, ga pernah masak," kata Kevin keki, memperhatikan Popor yang sedang memindahkan potongan daging dan tulang ke dalam panci.

"Itu pengetahuan umum kali Vin," cibir Popor dengan nada mengejek, membuat Kevin gemas. Ia lalu mencubit pinggang Popor pelan.

"Ih! Ngapain sih kamu, dasar genit!" Pekik Popor kaget. Hampir-hampir air yang dibawanya tumpah.

"Kok genit sih! Kamu sih ngeselin," gerutu Kevin sambil mengerucutkan bibir.

"Daripada gangguin aku mending kamu ambilin mangkok, talenan, sama pisau!" perintah Popor yang sedang menuangkan air ke panci di atas kompor untuk membuat kaldu.

"Talenan?" Gumam Kevin pelan sambil meraih mangkok di rak piring. Sebenarnya ia hanya ingin bicara dalam hati, tapi entah mengapa kata-kata itu malah diucapkannya.

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang