20 - Weird Couple

1.5K 88 22
                                    

Kevin merentangkankan kedua tangannya, meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Secara otomatis tangannya meraba ke bantal di sebelahnya, namun ternyata bantal itu sudah kosong. Ya, Popor sengaja membuat janji bimbingan dengan Pak Fajar pagi-pagi sekali, menghindari berurusan dengan Kevin.

Dengan malas Kevin beranjak dari kasur dan mengambil laptopnya. Ia menyelesaikan beberapa pekerjaan serta menyiapkan dokumen yang akan dibawanya.

Sekitar pukul 12 siang Pak Reza sang supir datang, Kevin bersiap menarik kopernya meninggalkan kamar. Namun ada yang mengganjal di hatinya. Ia tidak ingin meninggalkan Popor jika masih ada masalah yang belum diluruskan seperti ini. Secara tidak sengaja pandangannya menangkap koper Popor yang digunakan untuk membawa pakaiannya saat pindah rumah dulu.

'Apa gua jemput paksa aja ya..' batin Kevin.

---

"Por! Woy Popor!" Ujar Yaqiong menjentikkan jarinya di depan wajah Popor.

"Hm? Apa?" Gumam Popor tersadar dari lamunannya.

"Lo kenapa sih? Bengong melulu! Jadi gimana? Mau terima ga proyeknya?" Tanya Yaqiong gusar sambil menyuap kembali makanannya. Mereka sedang makan siang di sebuah kafe seusai kelas.

"Proyek apa?" Tanya Popor bingung, menyeruput iced chocolatenya.

"Ih, tuh kan! Gue ngomong sampe berbusa ga didengerin! Itu Bu Debby ngajak proyekan. Lo mau ya? Lo kan udah sering ikut," kata Yaqiong.

"Oh.. Nggak deh, gue mau fokus skripsi aja," sahut Popor santai.

"Ayo dong Por, please.. Temenin gue. Kan lo yang pinter, gue mana bisa yang kayak gitu.." ujar Yaqiong memelas.

"Qi, skripsi gue nggak kayak lo yang tinggal dikit lagi. Lo kan tau gue ganti topik. Gue aja baru dikasih data tadi pas bimbingan," ujar Popor sambil mengambil handphonenya.

"Ah lo ga asik," Yaqiong mengerucutkan bibirnya, namun Popor tak menggubris. Ia sibuk membaca pesan di handphonenya.

"Qi.." panggil Popor tiba-tiba.

"Apa?" Jawab Yaqiong ketus, masih kesal pada Popor.

"Lo nganter koh Sinyo ke bandara kan nanti sore?" Tanya Popor mengangkat wajahnya dari layar handphone.

"Iya.. Lo mau bareng? Kenapa lo ga jadi berangkat sih?" Tanya Yaqiong memajukan badannya, tampak tertarik.

"Ada barang Kevin yang ketinggalan. Kita ke rumah gue ya," kata Popor langsung menghabiskan minumannya dan berdiri. Yaqiong tampak terheran-heran dan akhirnya mengikuti Popor.

Sesampainya di rumah, Popor segera naik ke kamar hendak mencari barang Kevin yang tertinggal. Tak perlu waktu lama, ia langsung menemukan jaket merah Kevin tergeletak di atas kasur. Popor mengambilnya, namun ada selembar kertas yang jatuh dari dalamnya.

"Apa sih yang ketinggalan?" Tanya Yaqiong menghampiri Popor yang tengah mematung.

"Ini, titip ya Qi," kata Popor langsung menyerahkan jaket Kevin pada Yaqiong dan menyembunyikan lembaran kertas tadi di balik punggungnya.

"Loh? Apaan sih kok nitip gue? Itu kertas apa lagi?" Yaqiong langsung merebut kertas yang memang menarik perhatiannya. Ia membacanya, sebuah tiket pesawat first class atas nama Sapsiree.

"Por, ini tiket lo! Yaudah lo berangkat lah! Sayang banget ini," Seru Yaqiong setengah berteriak.

"Tapi gue bahkan belom packing.." ujar Popor ragu-ragu.

"Udah, ambil beberapa aja! Ntar kalo butuh apa-apa tinggal beli di SG! Cepetan, udah mepet ini," Yaqiong langsung meraih tas Popor yang agak besar dan memasukkan beberapa baju Popor.

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang