37 - Grandma

2K 116 51
                                    

Popor keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya yang masih setengah basah dengan handuk. Menolehkan kepalanya, ia mendapati Kevin tengah berbaring menatap buah hati mereka yang sudah tertidur pulas. Tangan lelaki itu menggenggam erat tangan Sky, sesekali menarik tangan kecil itu ke arahnya dan menciumnya. Popor menyandarkan punggungnya ke dinding, selama beberapa saat memandangi salah satu pemandangan terindah dalam hidupnya itu. (nomor satunya teteup sixpack Kevin /plaaak/ wakakak abaikan)

"Jangan digituin tangannya, nanti bangun," ujar Popor sambil berjalan mendekat.

"Ga apa-apa. Lagian Sky kecapekan, ga akan kebangun," sahut Kevin tanpa mengalihkan pandangannya dari jagoan kecilnya.

"Iya sih, tadi semangat banget mainnya," ujar Popor sambil mengelus sayang wajah Sky, teringat betapa gembira anaknya itu bisa bermain dengan Kevin tadi. Kevin terdiam, lagi-lagi terpesona melihat ekspresi lembut dan keibuan di wajah Popor saat menatap Sky.

"Por.." panggil Kevin ragu-ragu. Jujur dalam hatinya ia masih gelisah. Kejadian tadi pagi, juga kepergian Popor bersama Jonatan, Kevin ingin membicarakan semuanya. Tapi ia bingung harus mulai dari mana.

"Hm?" Gumam Popor sambil menoleh ke arah Kevin, menunggunya melanjutkan pembicaraan. Dalam hati wanita itu sudah dapat menduga apa yang ingin Kevin bicarakan.

"Tadi.."

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Ibu Niaw melongokkan kepalanya ke dalam kamar, membuat Kevin terpaksa mengurungkan niatnya.

"Kevin, Popor, ayo makan! Kalian sedang apa sih, dari tadi dipanggil kok ndak nyahut! Papa sudah pulang ini," Panggil Ibu Niaw, langsung meninggalkan tempat itu lagi.

"Ayo turun," ajak Popor sambil meletakkan baby monitor di samping Sky. Tapi Kevin tampak enggan bergerak.

"Ayooo," ujar Popor lagi, kali ini menarik tangan Kevin yang masih bermalas-malasan. Kevin menahan pergerakan Popor, tanpa melepaskan genggaman tangan itu ia menyelimuti Sky dan memberikan kecupan lembut di kening anaknya.

Kevin dan Popor kemudian berjalan menuju ruang makan, tangan masih bertautan. Seperti biasa, ibu Niaw, Pak Sugiarto beserta anak dan menantu mereka menyantap hidangan diselingi obrolan-obrolan ringan.

"Oh iya Por, Vin. Tadi Mama dapat telepon dari Banyuwangi," ujar ibu Niaw mengalihkan topik pembicaraan.

"Ada apa ma? Oma baik-baik aja kan?" Tanya Kevin, khawatir terjadi sesuatu pada neneknya.

"Oma baik-baik aja kok Vin. Cuma.." jawab ibu Niaw, menggantungkan kalimatnya.

"Cuma apa?" Tanya Kevin lagi, mulai was-was.

"Oma pengen ketemu buyutnya," lanjut ibu Niaw, membuat Kevin memiringkan kepalanya, sama sekali tidak menyangka dengan jawaban ibunya itu.

"Wah ide bagus itu! Sekalian kamu mengunjungi Oma Vin, sudah lama toh ndak ketemu," Pak Sugiarto ikut menimpali.

"Nah, Oma minta kalian berangkat ke Banyuwangi besok," ujar ibu Niaw santai, membuat menantu dan anaknya membelalakkan mata.

"Hah? Besok?" Popor dan Kevin kompak terpekik kaget.

"Iya. Mama sudah pesankan tiket pesawat paling pagi buat kalian," ibu Niaw dengan tenang membenarkan, seakan tidak ada yang aneh dengan hal itu.

"Ma, tapi.." gumam Kevin masih tidak setuju.

"Tante Sinta bilang Oma uring-uringan beberapa hari ini. Begitu lihat Sky di foto yang diambil Ecy pas ulang tahun Mama kemarin, Oma terus-terusan minta ketemu. Awalnya Mama ragu suruh Popor ke Banyuwangi sendiri, bingung menjelaskan ke Oma kenapa kamu ndak ada. Tapi untunglah kamu pulang Vin," ibu Niaw menjelaskan panjang lebar.

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang