39 - Faith

2.2K 113 101
                                    

*Beware part ini 1,5 kali lebih panjang dari biasa 😆*

"Apa? Ada apa?" Tanya Popor keheranan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Rasanya ini sama saja dengan pemandangan yang ia lihat sedari tadi, pepohonan hutan belantara.

"Ini," ujar Kevin sambil bersimpuh, menunjuk sebuah patok di tanah.

"Time capsule. Dulu, waktu aku masih kecil, aku mengubur time capsule di sini sama Papa Mama," lanjut Kevin sambil mengambil sebuah batu tajam.

"Lho, kamu mau ngapain?" Tanya Popor begitu melihat Kevin mulai menggali tanah di sekitar patok itu.

"Mau ngambil lah," jawab Kevin santai. Popor segera menahan tangannya.

"Jangan dong Vin, bukanya bareng Mama Papa aja," larang Popor. Kevin tampak berpikir sejenak.

"Baiklah," gumam Kevin mengalah, lalu sibuk membongkar isi tas kecilnya. Popor kembali memperhatikannya heran, mau apa lagi lelaki ini?

"Kamu ngapain lagi sih?" Tanya Popor pada akhirnya.

"Kita buat yang baru," sahut Kevin bersemangat, mengeluarkan sebuah kain dari tasnya. Popor memperhatikan kain di tangan Kevin lebih seksama. Ah, Popor mengenali benda itu. Itu bukan sekedar kain, itu kaos kaki yang tadi siang dipakaikannya pada Sky!

"Kevin!" Seru Popor, sedikit kesal Kevin sudah sembarangan melepas kaos kaki anak mereka. Kevin lalu mengeluarkan sebuah kotak besi kecil dari dalam tasnya. Hah, rupanya lelaki itu sudah menyiapkan ini. Sedari awal ia memang bertujuan membuat time capsule untuk mereka.

"Ga apa-apa kan? Kaos kaki Sky masih banyak kan?" Ujar Kevin tertawa kecil, membuka kotak di tangannya dan memasukkan kaos kaki Sky.

"Kotaknya kamu bawa dari rumah?" Tanya Popor penasaran.

"Aku nemu di kamar kita pas mau berangkat makan siang," gumam Kevin, kembali sibuk dengan tas kecilnya.

"Tenang, udah izin ke tante Sinta kok," tambah Kevin sebelum Popor sempat protes.

"Kamu mau taruh apa?" Tanya Popor ikut berjongkok di sebelah Kevin. Suaminya itu tersenyum misterius, mengeluarkan sesuatu dari dompetnya.

"Aku mau simpan ini," Kevin menunjukkan sepasang foto berlatar belakang merah. Pas foto mereka berdua yang dipakai untuk buku pernikahan dulu. Popor tertawa, mengambil foto itu dari tangan Kevin.

"Kok kamu masih simpan aja?" tanya Popor menatap foto di tangannya. Keduanya memasang wajah tegang di foto tersebut, yah mungkin karena masih sedikit enggan menikah waktu itu.

"Masih lah, kamu mau taruh apa di sini?" Kevin balik bertanya. Popor tampak berpikir sejenak. Ia lalu membuka isi tasnya, mencari barang yang bisa ditaruhnya.

"Ah ini aja!" Pekik Popor, tercetus ide brilian. Ia mengeluarkan sehelai sapu tangan dan juga lipstick merah dari tasnya. Kevin memandangi kedua benda di tangan istrinya itu heran.

"Kamu mau simpan itu?" Tanya Kevin, memasang wajah aneh. Popor tersenyum misterius dan mendekati Kevin.

"Sini," Popor menarik wajah Kevin ke hadapannya. Kevin tampak kaget, otaknya seakan membeku, bingung akan menerima serangan apa dari istrinya. Sampai akhirnya ia merasakan sesuatu mengenai bibirnya.

"Cantik juga," gumam Popor menjauhkan wajahnya sambil tersenyum puas. Kevin meraba bibirnya, lalu menemukan ujung jarinya telah berubah warna. Merah.

"Nah sekarang tempelin bibir kamu ke sini," ujar Popor sambil menyerahkan sapu tangannya pada Kevin. Ia lalu sibuk memakaikan lipstick tadi ke bibirnya.

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang