17 - MOM!

1.9K 89 9
                                    

"NINGSIIIH!" Teriak Popor kesal, langsung berlari kencang mengejar anjing putih itu. Kevin hanya bisa melongo melihat keduanya berkejaran, mengelilingi padang rumput itu.

Setelah cukup lama, Ningsih tampak kelelahan dan memperlambat larinya. Melihat kesempatan itu, Popor langsung mempercepat larinya. Saat Popor meraih bunga di mulut si Ningsih, anjing itu langsung mengubah arahnya tiba-tiba.

Popor yang tidak siap refleks menahan keseimbangannya dengan kaki kirinya, tapi tampaknya pendaratan kakinya itu tidak tepat. Popor langsung terjatuh di tempat. Kevin yang melihat peristiwa itu dari kejauhan segera berlari kencang menghampiri istrinya.

"Kamu ga apa-apa?" Tanya Kevin begitu sampai di tempat Popor, menatap khawatir istrinya yang sedang meringis menahan sakit di kakinya. Popor tidak berkata apa-apa, ia mendongakkan kepalanya menatap Kevin.

Sedetik kemudian Popor mengangkat tangan kanannya, menunjukkan bunga mawar yang berhasil direbutnya kembali sambil tersenyum manis. Kevin ikut tersenyum lalu mengelus sayang rambut Popor. Ia kemudian menyodorkan tangannya pada Popor hendak membantunya berdiri. Tentu saja tangannya itu disambut Popor. Saat Popor berusaha berdiri, ia merasakan sakit luar biasa di kaki kirinya.

"Aaaw!!" Pekik Popor kesakitan memegangi kaki kirinya.

"Kenapa kakinya?" Tanya Kevin khawatir, langsung berlutut di samping Popor.

"Sakit Vin, keseleo kayaknya," ujar Popor di tengah rintihannya. Kevin lalu meluruskan kaki Popor dan menggerakkan bagian-bagian kakinya perlahan. Sebagai seorang yang suka badminton ia sedikit banyak mengerti tentang cedera kaki.

"Kakimu terkilir," kata Kevin setelah melihat respon Popor yang meringis kesakitan saat kakinya digerakkan. Dengan cepat ia mengangkat tubuh Popor dan menggendongnya menuju ke kursi di bawah pohon tempat ayah dan ibunya duduk tadi.

"Kamu sih nggak hati-hati! Masa gara-gara bunga doang sampai terkilir!" Tegur Kevin begitu mendudukkan Popor di kursi dengan kaki diluruskan. Ia lalu melepas sepatu Popor. Popor terdiam, tampak sedikit menyesal. Ia menatap bunga di tangannya.

"Ga apa-apa, worth it kok," ujar Popor tersenyum manis sambil mendongakkan wajahnya menatap Kevin, memamerkan bunga mawarnya. Kevin mendengus pelan, kemudian ikut tersenyum. Diambilnya bunga di tangan Popor lalu menyematkannya di telinga Popor. Istrinya itu tampak cantik, terlebih dengan rona merah muda di pipinya.

"Duduk sini," Popor menyentuh bagian kursi di belakangnya. Kevin menuruti, lalu membiarkan punggung Popor menyender di bahunya. Sesaat kemudian Popor mengambil handphone dari kantong celana Kevin dan membukanya. Merasa handphonenya diambil, Kevin langsung menolehkan kepalannya.

"Foto yuk," kata Popor menarik lengan Kevin, memaksanya ikut berpose. Namun wajah mereka terlihat terpotong di layar.

"Gak muat, muka kamu kegedean," goda Popor tertawa sambil menempelkan wajahnya ke wajah Kevin.

"Enak aja! Tangan kamu tuh kependekan!" Protes Kevin sambil mengambil handphonenya dari tangan Popor dan sedikit menjauhkan kamera. Mereka lalu kembali berpose. Saat Kevin menekan tombol ambil gambar, tiba-tiba si Tejo muncul dan melompat ke arah Kevin, seakan tidak rela majikannya itu berfoto bersama istrinya yang cantik.

"Astagaa! Ga Ningsih ga Tejo sama aja!" Teriak Kevin kesal, membuat si Tejo ketakutan dan berlari menjauh. Sementara itu Popor tertawa cekikian melihat hasil foto tersebut. Wajahnya tampak cantik dengan bunga mawar di telinganya, namun wajah Kevin terlihat kaget dan tak terkontrol, ditambah lagi separuhnya tertutup oleh kepala si Tejo.

"Vin, parah lucu banget muka kamu!" ujar Popor di sela-sela tawanya sambil menunjuk-nunjuk layar handphone. Saat itu juga Kevin baru menyadari lengan kiri Popor yang memerah.

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang