23 - A New Life.. Literally

1.8K 100 12
                                    

Glasgow, Skotlandia 22 Juni 2018

Sekitar satu jam lagi Kevin akan diwisuda, sebentar lagi ia akan menjadi alumni University of Glasgow. Kerja kerasnya selama kurang lebih satu tahun ini akhirnya terbayar, impiannya meraih gelar MBA sudah berhasil tercapai. Tak hanya itu, ia juga telah berhasil mendirikan bisnisnya sendiri, start up hasil proyeknya dengan dosen. Ia siap membuktikan kemampuannya pada kedua orangtuanya.

Namun, raut gembira sama sekali tak tampak di wajah pria itu. Kebahagiaannya memang sudah lama hilang. Ia rindu Indonesia, ia rindu keluarganya. Ia rindu Popor. Ya, mantan istrinya. Kevin tak dapat melupakan Popor.

Melarikan diri ternyata tak ada gunanya. Pikirannya tetap dibayangi penyesalan atas mantan istrinya itu. Bahkan langit pun menyiksanya. Baginya, Sapsiree Taerattanachai identik dengan langit. Tak jarang Kevin berbicara pada langit, berharap pesannya dapat disampaikan pada wanita itu. Dan berharap langit menyampaikan jawaban Popor kepadanya.

Namun apa daya. Ia hanya pengecut yang memutuskan segala hubungannya dengan orang-orang terdekatnya dulu. Sebagian disengaja, sebagian karena takdir.

Kevin kehilangan handphonenya di hari pertama ia tiba di Skotlandia. Akibatnya, ia sama sekali tidak dapat menghubungi keluarga maupun temannya di Indonesia. Ia bisa berusaha mencari kontak jika ia mau, tapi sudahlah. Ia merasa inilah yang terbaik baginya, agar dapat secepatnya melupakan Popor. Popor pasti sudah bahagia dengan lelaki itu sekarang.

Namun, terkadang Kevin penasaran juga dengan keluarganya. Ia selalu mengikuti berita mengenai keluarganya di internet. Memang, perusahaan sekelas milik keluarganya itu kerap ikut disorot media.

Tanggal 22 Juni ini pun merupakan hari spesial bagi ibunya. Ibu Niawati berulangtahun yang ke 50 tahun. Dan peristiwa ini juga tidak luput dari sorotan para pencari berita.

"Selamat ulang tahun ma," ujar Kevin pada gambar ibunya di laman berita perayan ulang tahun ibu Niaw yang diakses dari handphonenya.

'Saat ini pukul delapan malam di Indonesia, pasti acara perayaan ulang tahun masih berlangsung,' batin Kevin. Kevin pun berinisiatif membuka akun Instagram sepupu-sepupunya, Marchellina dan Jessica, yang doyan mengunggah kehidupan mereka di sosial media.

Benar saja, saat ia membuka akun Jessica, sepupunya itu sudah memposting beberapa foto perayaan ulang tahun ibunya yang meriah di ballroom sebuah hotel mewah. Ada foto ibunya meniup lilin, ada pula foto saat ibunya berdansa romantis dengan ayahnya.

"Apa sih ini, norak!" gumam Kevin tertawa kecil melihat foto itu. Ia tersenyum miris melihat pancaran bahagia di wajah ayah dan ibunya. Diam-diam ia rindu orangtuanya.

Kevin lalu membuka akun milik Marchellina. Sama seperti sebelumnya ada beberapa foto kemeriahan pesta ulang tahun ibunya yang sudah diunggah.

Diperhatikan Kevin satu per satu foto itu. Sedari awal dalam hati ia berharap bisa menemukan sosok Popor di antara para hadirin, meskipun hadir hanya sebagai tamu, bukan keluarga. Namun nihil, tidak ada Popor di sana.

'Ya nggak mungkin juga lah ada dia, masa ngundang mantan menantu. Aneh-aneh aja lu!' Batin Kevin merutuki kebodohannya dalam hati.

Ia lalu membuka satu foto terakhir, dan langsung merasa heran. Di foto itu tampak ibunya sedang menggendong seorang bayi kecil yang mengenakan pakaian layaknya tuxedo.

'50 tahun dan 0,5 tahun,' tulis Marchellina di caption foto tersebut.

'Siapa bayi ini?' Tanya Kevin dalam hati. Diamat-amatinya foto bayi yang tersenyum itu, cukup tampan menurutnya. Ada lesung pipi di pipi sebelah kirinya.

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang