10 - The Truth

1.7K 77 1
                                    

"Qi, tolong jawab gue. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Popor serius. Ia dapat merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Yaqiong menghela nafasnya.

"Por ada sesuatu yang mau gue sampaikan ke lo. Gue harap lo ga marah," ujar Yaqiong serius.

"Apa Qi? Dan kenapa lo takut gue marah?" Tanya Popor dengan nada meninggi. Belum apa-apa ia sudah emosi. Yaqiong menarik nafas dalam, tangannya terangkat ke dahi tanda frustasi.

"Tenang dulu, oke? Pertama-tama gue mau minta maaf udah bohongin lo. Gue gak sanggup merusak suasana di hari pernikahan lo," Yaqiong bergerak menyender ke dinding. Ia tahu ia salah, tapi itu ia lakukan untuk kebaikan sahabatnya itu sendiri.

"Bohong apa? Bisa-bisanya lo gak jujur sama gue!" Seru Popor dengan nada semakin meninggi. Tak dapat dipungkiri ada kekecewaan di dalam hatinya.

"Jojo.." ucapan Yaqiong tertahan. Ia sudah dapat membayangkan reaksi Popor.

"Jojo? Kenapa dengan Jojo Qi?" Popor kebingungan, kebohongan apa yang Yaqiong katakan mengenai Jonatan?

"Yang semalam kecelakaan bukan Kak Gift, tapi..." ucapan Yaqiong kembali tertahan.

"APA??" pekik Popor nyaring. Jika handphonenya itu ia pegang, mungkin akan terjatuh seketika. Tak perlu ia menunggu Yaqiong menyelesaikan ucapannya untuk dapat mengerti apa yang terjadi.

"Tapi Por, sepertinya lo jangan..." ujar Yaqiong dengan ragu, ia takut menyakiti sahabatnya itu.

"Gue ke sana sekarang!" Jerit Popor histeris memotong pembicaraan Yaqiong sambil melepas pakaiannya dan masuk ke shower room.

"Eh Por! Popor! Jangan ke sini!" Teriak Yaqiong panik. Ia sudah menduga ini akan terjadi, namun ia berharap Popor mau setidaknya mendengarkan penjelasannya dulu dan mengetahui situasi.

"Halo Por? Por!!" Yaqiong masih berusaha memanggil Popor namun nihil, tidak ada jawaban. Popor sudah meninggalkan handphonenya. Tak ada pilihan lain selain memutus sambungan telepon.

Popor menyiram badan seadanya. Hanya semenit, Popor sudah keluar lagi dan memakai pakaiannya. Dengan terburu-buru ia meninggalkan kamar menuju lift.
Sementara itu, Yaqiong hanya bisa menjambak rambutnya pelan. Ia tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Gift, tenang dulu!" Terdengar suara yang tidak asing lagi di telinga Yaqiong. Yaqiong menoleh dan mendapati Kak Gift sedang berjalan ke arahnya dengan menghentakkan kakinya, diikuti oleh Marcus yang tengah mengejarnya. Saat sudah sampai di dekat Yaqiong, Kak Gift menarik tangannya kasar.

"Denger ya Qiong, gue gak mau Jojo sampai ketemu dengan cewek itu!" Teriak Kak Gift tepat di depan wajah Yaqiong, membuat Yaqiong ketakutan.

Popor sudah turun dari lift, dengan tergesa-gesa ia berjalan menuju pintu masuk Hotel Mulia. Ia tampak celingukan di lobby hotel yang megah itu. Melihat itu, seorang pegawai hotel mendatanginya.

"Selamat pagi Nyonya Sukamuljo, bisa saya bantu?" Sapa Hanna sang pegawai hotel. Rupanya ia mengenali Popor, tamu kehormatan di hotel itu.

"Saya mau cari taksi, saya harus ke rumah sakit sekarang!" Seru Popor terburu-buru, membuat Hanna ikut panik.

"Baik, ibu ikut saya saja. Ada mobil hotel yang bisa anda gunakan," sahut Hanna menarik tangan Popor, namun kemudian Popor menghentikan langkah mereka.

"Saya gak bisa nyetir," gumam Popor dengan nada frustasi.

"Gak apa-apa bu, ada supirnya juga!" Hanna mengangguk meyakinkan Popor lalu menariknya ke drop off hotel. Ia menjelaskan keadaannya secara singkat pada sang supir Ade Yusuf lalu menyerahkan tamunya yang sedang labil itu pada supir tersebut.

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang