Suasana kantin tak begitu ramai karena hari memang masih pagi. Hanya beberapa mahasiswa/i terlihat menikmati waktu sarapannya di sana. Atau bahkan hanya duduk-duduk menanti tibanya waktu untuk masuk kelas masing-masing.
Airel menempati salah satu meja di sudut kantin. Menikmati segelas teh hangat yang di pesannya dari Kedai Mpok Romlah.
Di hadapannya sebuah novel terbuka. Mulutnya berkomat-kamit tanpa suara, membaca setiap kalimat di dalamnya.
"Ck, sarapan lu novel mulu. Bisa bikin kenyang apa?"
Sebuah suara yang telah dihapalnya membuat Airel mendongakkan kepala. Menyelipkan senyuman tipis di wajahnya.
Seorang gadis yang tadi bersuara ikut duduk di hadapan Airel. Seperti Airel, gadis berkacamata itu pun memesan teh hangat Mpok Romlah.
"Lu udah dengar gosip belum?"
Airel menggeleng pelan. Menyesap kembali teh hangatnya setelah memasukkan novel ke dalam tas.
"Lu ingat Rival kan?" Melan -- nama gadis itu -- mengecilkan volume suaranya. "Ingat nggak?"
"Si badboy?"
"Cool badboy," ralat Melan cepat. "Katanya dia diserang lagi lho."
Airel mengangguk pelan. Bukan hal aneh dia mendengar berita itu. Melan Anggraini, sahabatnya selama beberapa bulan ini memang bukan termasuk gadis populer di kampus mereka. Namun entah darimana, gadis itu selalu mengetahui perkembangan terkini di lingkungan kampus. Tak jarang Airel menyebutnya sebagai infotainment berjalan, saking terlalu update dengan berita-berita sekitar mereka.
"Lu tau ng...."
Suara ponsel Melan terdengar. Membuat gadis itu mendecak pelan, kesal karena ucapannya terpotong. Namun detik berikutnya wajahnya kembali sumringah setelah membaca pesan yang masuk dalam ponselnya.
"Lu belum pernah lihat Rival berantem kan?"
Airel menggigit bibirnya. Mulai curiga dengan wajah bahagia di hadapannya.
"Ikut gue."
Tanpa bisa melawan, diikuti langkah Melan yang membawanya keluar kantin. Tak hanya mereka, sepertinya beberapa mahasiswa/i lain juga melakukan hal yang sama. Kantin yang tadinya cukup ramai seketika menjadi sepi.
°AIREL°
Taman belakang kampus sudah hampir dipenuhi mahasiswa/i saat mereka tiba di sana. Entah apa yang sedang menjadi tontonan menarik sepagi ini. Bahkan kuliah pagi saja belum dimulai.
"Permisi. Permisi."
Melan mencoba membelah lautan manusia. Mencoba menjadi yang terdepan. Airel yang masih ditariknya terpaksa mengikuti langkah gadis itu, walau harus menerima beberapa keluhan akibat menabrak orang-orang sekitarnya.
Semakin berjalan ke depan, suara bising mahasiswa lain kian terdengar. Terlebih dari para mahasiswa yang terlihat bersemangat memprovokasi.
Mata Airel membesar. Tepat di tengah kerumunan seseorang terus menumpahkan tinjunya. Sementara lawannya terlihat tak berdaya melawan setiap serangan yang datang bertubi-tubi.
"Ck, katanya Rival yang berantem. Nggak seru ah," bisik Melan kecewa.
Ditariknya kembali Airel untuk meninggalkan kerumunan. Namun gadis itu bergeming.
"Rel?"
"Harus dilerai, Mel. Dia bisa mati," bisik Airel tanpa memalingkan pandangannya.
"Hahaha... Paling cuma masuk rumah sakit kok. Yuk, ah," ajak Melan seraya menarik lengan Airel pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/134335709-288-k178901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Airel (Proses Revisi)
RomanceSebagian bab dihapus untuk revisi. "Anjing!" Makian terdengar bersamaan dengan menjauhnya tubuh Airel dari korban keberingasan lelaki itu. "Mau jadi jagoan lu?!" "Dia bisa mati!" "Gue emang mau bunuh dia!!" Seringan kapas, tubuh Airel dibuat ter...