Thank's buat CastorTwelvy dan AmaThor03 yang udah nyempetin buat koreksi part" awal Airel...
Masih banyak banget yang harus bunda pelajari... makasih ya... maaf belum bisa langsung revisi.. tapi bunda udah catetin kok saran" kalian.. Beneran deh..
Anak" laskar_authorium lainnya ikut baca juga yak.... hahahaha...
Readers lainnya ditunggu komennya juga lho.... jangan diem" bae.... hahahaha......
Oke deh lanjutin lagi yuk bacanya... Semoga dapet feelnya...
°AIREL°
Beberapa kali Airel menghela napas kesal. Tak hanya permintaan konyol Naya, tapi Melan yang mendadak tak bisa dihubungi membuatnya terpaksa duduk berdampingan di dalam mobil Vano.
"Gue nggak mungkin balas perasaan Vano. Lu tau kan, kalau satu darah nggak mungkin terikat dalam pernikahan?"
Airel mengangguk samar. Menggigit bibirnya ragu.
"Tolong gue, Rel. Gue nggak tau lagi mesti gimana. Yang ada nanti gue jadi perawan tua."
"Gue nggak yakin, Nay. Ini masalah hati. Kalau bukan dia, gue yang bakal terjerumus. Dan gue nggak mau punya urusan ama dia."
"Lu tenang aja. Gue pasti bantuin lu. Please banget, Rel. Cuma lu yang bisa bantu gue sekarang."
Tanpa sadar Airel menghembuskan napas kuat. Membuat Vano yang mengemudi di sebelahnya menoleh.
"Ada masalah?"
"Hah? Eh nggak kok."
"Segitu beratnya ya jalan ama gue?"
Airel menggigit bibirnya lagi. Sebelum akhirnya kembali menghela napas, kali ini lebih pelan.
"Lu kenapa tiba-tiba ngajak gue pacaran?" Tanya Airel membuat Vano kembali menoleh.
"Lu jomlo. Gue jomlo. Nggak ada masalah kan?"
"Bukannya lu suka Naya?"
Walau masih menatap jalan, Airel dapat menangkap keterkejutan di mata Vano. Namun detik berikutnya tawa lelaki itu terdengar menggema di dalam mobil. Membuat Airel mengernyitkan keningnya.
"Lu terlalu banyak dengar gosip tuh," ujar Vano di tengah tawanya. "Gue ama Naya itu sepupu."
Lagi, Airel menangkap nada getir dalam suara Vano.
"Eh, biasanya kalau ada yang nanya hubungan gue ama Naya, besoknya dia jadi pacar gue lho."
Airel memutar matanya malas. Mungkin dirinya yang berlebihan menanggapi nada Vano yang sedikit berbeda tadi. Nyatanya lelaki itu masih saja menyebalkan!
Mobil Vano berhenti tepat di depan rumah Airel. Airel sempat menolak untuk diantar sampai ke rumah, namun bukan Vano namanya kalau tak berhasil mengatasi masalah kecil itu.
"Besok gue jemput ya," tawar Vano sebelum Airel turun dari mobil.
"Nggak usah. Gue nggak ada kuliah besok."
"Bagus deh. Kalau gitu kita bisa jalan lagi dong."
Sekali lagi Airel memutar bola matanya. Tanpa peduli Vano yang terkekeh pelan, Airel membuka pintu dan keluar dari mobil. Baru saja ia melangkah hingga pintu rumahnya, suara Vano kembali terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Airel (Proses Revisi)
RomanceSebagian bab dihapus untuk revisi. "Anjing!" Makian terdengar bersamaan dengan menjauhnya tubuh Airel dari korban keberingasan lelaki itu. "Mau jadi jagoan lu?!" "Dia bisa mati!" "Gue emang mau bunuh dia!!" Seringan kapas, tubuh Airel dibuat ter...