Part 12

9.3K 567 300
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Udah hampir 7 jam Kai dan Sehun nangkring di pohon kelapa. Mereka teriak-teriak, minta diturunkan dan dipulangkan ke rumah masing-masing.

Para tetangga mulai berkerumunan di halaman rumah Chanyeol. Mereka hanya memandangi dua jomblo itu tanpa tau harus melakukan apa. Mana mungkin mereka juga manjat ke atas sana. Bisa-bisa bukannya menolong, malah ikutan nangkring di pohon kelapa.

Para tetangga semakin panik saat bagian atas pohon kelapa mulai bergoyang karena terpaan angin. Kai dan Sehun teriak-teriak lagi.

"MAMA TOLONGIN JONGIN, MA. JONGIN JANJI GAK AKAN NONTON BOKEP LAGI HUEE. Eh gak janji juga sih" - Kai.

"GUE MASIH MAU KAWIN PLEASE." - Sehun.

"Bang Icing, itu tolongin atuh temannya." ujar ibu-ibu dengan proporsi tubuh big size.

"Emangnya mereka teman Icing ya?" tanya Icing bingung.

"Bukan, mereka temannya Pak Chanyeol." Winwin menyeletuk.

"Bodo amat dah mereka itu temannya siapa, yang penting tolongin mereka dulu." ujar tetangga yang lain.

"Gimana caranya? Icing gak ngerti."

"Panggil Pak RT, Cing."

"Emangnya Pak RT kita siapa ya? Dia tinggal dimana? Dia makan apa hari ini? Statusnya jomblo atau bukan?" tanya Icing membuat para tetangga kentut berjamaah.

"Pak Jiwaipi, tinggal di ujung gang sana, hobi makan kerupuk ikan, statusnya jomblo akut." sahut tukang cimol langganan Pak RT yang namanya Mas Kyungsoo.

"Oh gitu." sahut Icing santai tanpa memikirkan perasaan dua kutu beras yang sedang ketakutan di atas sana.

"Ya udah, kita ke Pak RT sekarang." ujar Winwin sambil menyeret Icing. Para tetangga bernapas lega. Akhirnya bala bantuan datang. Btw, kenapa gak mereka aja ya yang panggil Pak RT? Heran deh -_-

Tiba-tiba Winwin berhenti.

"Kenapa, Mas Winwin?"

"Winwin kan gak ada kendaraan untuk pergi ke sana, entar sampainya malah lama." ujar Winwin.

"Lari aja, Mas Winwin."

"Winwin gak mau capek-capek lari ke rumah Pak RT. Cukup lari dari kenyataan aja yang bikin capek." ujar Winwin sok mellow.

Para tetangga langsung mencret berjamaah.

.
.
.
.
.

"Hai, Wen! Lama gak jumpa!" sapa seorang pria bule bernama Vernon. Biasanya di panggil Enon. Panggil sayang juga boleh kok.

"Eh? Vernon? Kok kamu bisa di sini?" Wendy berdiri menghampiri Vernon.

Vernon tersenyum ganteng lalu mencubit pipi Wendy dengan seenak jidatnya. "Kamu gak nanyain kabar aku dulu gitu?"

"Oh iya! Kamu apa kabar?" tanya Wendy.

"Baik kok, Wen. Kamu sendiri gimana?" Vernon memandangi penampilan Wendy dari atas ke bawah. "Kamu makin cantik ya."

Wendy malu-malu. "Biasa aja kok."

Wendy dan Vernon saling tersenyum manis, tanpa menyadari aksi mereka daritadi membuat kepala Chanyeol berasap karena saking kesalnya. Chanyeol benci mengakui ini, tapi sepertinya dia cemburu melihat kedekatan mereka.

Chanyeol mengepalkan tangan sambil mengamati Wendy dan Vernon. Rasa cemburunya semakin menjadi saat melihat Wendy tertawa lepas di depan bule itu.

Chanyeol menggertakkan gigi. Wendy hanya boleh tertawa lepas di depannya, bukan di depan pria lain!

▶Trapped! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang