Part 13

8.1K 555 410
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Chanyeol menggeliat saat sinar matahari menerpa wajah gantengnya. Chanyeol membuka mata dan menguceknya sekilas. Dia menoleh dan kebingungan saat tidak menemukan sosok Wendy di sampingnya. Padahal semalam, setelah adegan ciuman panas yang berujung dengan sedikit adegan raba-raba, Chanyeol dan Wendy tidur berdampingan untuk pertama kalinya.

Chanyeol senyum-senyum sendiri, mengingat ekspresi tidur sepupu cantiknya itu. Terlihat polos, manis, sekaligus menggoda di saat yang bersamaan, apalagi penampilan Wendy yang agak berantakan gara-gara adegan raba-raba sebelumnya, semakin membuat naluri prianya terpancing. Kalau Chanyeol tidak ingat status mereka, mungkin dia tidak akan segan-segan menyerang Wendy saat itu juga.

"Kak Chanyeol udah bangun?" Wendy keluar dari kamar mandi.

Chanyeol buru-buru mengubah ekspresi wajahnya. Jangan sampai Wendy melihatnya senyum-senyum sendiri kayak tadi. Bisa-bisa dia dibawa ke rumah sakit jiwa, atau mungkin disuntik vaksin anti rabies.

"Hn." sahut Chanyeol sambil mengubah posisinya menjadi duduk lalu melakukan peregangan singkat.

"Kak, gimana?" Wendy berdiri di hadapan Chanyeol dengan senyum manis.

Dahi Chanyeol berkerut. "Gimana apanya?"

"Penampilanku." ujar Wendy masih dengan senyum manisnya.

Chanyeol mengamati penampilan Wendy dari atas ke bawah. Wajah cantik Wendy dipoles oleh make up tipis, bibir manisnya dipoles oleh lipgloss pink, rambut panjangnya sengaja digerai, dan dress selutut yang simple namun elegan melapisi tubuh indahnya.

Chanyeol tidak berkedip menatapnya. Wendy terlihat cantik dan manis banget. Kalau si Kai yang melihat ini, pasti dia langsung ngiler.

"Cantik." puji Chanyeol tanpa sadar.

Wendy tersenyum malu, wajahnya memerah. Perasaan hangat dan senang mulai menjalar di hatinya. Jantungnya mulai berdegup kencang dan di dalam perutnya seperti ada kupu-kupu beterbangan. Pujian Chanyeol memang selalu berhasil membuatnya merasakan perasaan aneh yang menyenangkan.

"Makasih, kak."

"Kamu mau kemana emangnya?" tanya Chanyeol setelah mode kagumnya hilang.

"Aku mau ketemuan sama Vernon, kak." sahut Wendy polos.

Mendengar nama kelabang Amerika itu, mood Chanyeol langsung down. Rasa cemburu mulai menguasainya.

"Ketemuan dimana?" tanya Chanyeol datar.

"Ada deh, kak. Kakak kepo banget hehehehe." Wendy cengengesan tanpa menyadari raut wajah Chanyeol yang udah kecut banget kayak sempaknya Sehun. Pokoknya gak enak dilihat deh.

"Oh." Chanyeol kembali berbaring dan membelakangi Wendy.

Wendy menghela napas. Dia berjalan mengitari ranjang dan berdiri di hadapan Chanyeol. Wendy berjongkok dan memandangi Chanyeol yang sedang pura-pura tidur. Wendy mencondongkan wajahnya ke arah Chanyeol sehingga jarak mereka dekat banget.

Merasa ada orang di depannya, Chanyeol penasaran dan membuka mata. Chanyeol hampir aja jatuh dari ranjang karena saking kagetnya.

"Ngapain kamu masih di sini? Kok belum pergi?" tanya Chanyeol dengan nada tinggi karena kaget.

"Aku kan belum dapat izin dari kakak." sahut Wendy dengan tatapan penuh harap.

Chanyeol menghela napas. Sebenarnya sih gak mau mengizinkan Wendy pergi, tapi dia gak punya hak untuk itu.

▶Trapped! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang