Aku tidak tahu sejak kapan, tapi aku benci melihat angka. Ah, mungkin kau akan berpikir kalau aku hanya benci matematika seperti kebanyakan siswa. Tapi, tidak. Angka yang ku lihat, jauh lebih mengerikan dari persamaan matematika.
Kau mungkin mengang...
Bulan maret yang identik dengan musim semi akhirnya menyapa. Bunga-bunga mulai bermekaran dan dedaunan kembali memiliki klorofilnya. Langit di atas sana pun seakan tersenyum dengan warna biru cerahnya, ditemani sang mentari yang juga bersenandung cerah menikmati hembusan angin lembut musim semi. Musim semi memang musim yang membawa keceriaan bagi semuanya.
Oh, atau mungkin tidak.
Dari sekian banyak orang yang tertawa dan terlihat gembira menikmati cerahnya musim semi, ada seorang anak perempuan yang hanya bisa terduduk sambil memandang orang-orang yang berlalu dengan tatapan sendunya. Tidak seperti orang lain yang terlihat secerah musim semi, anak ini lebih terlihat seperti musim dingin yang baru saja berlalu. Senyuman tipis di wajahnya benar-benar menyiratkan kesedihan. Dia sendirian, dan terlihat kesepian.
Helaan napas terdengar dari mulutnya, seiring dengan tubuhnya yang bangkit dari duduknya dan kakinya yang membawanya menjauh dari sana. Kepalanya tertunduk, memerhatikan kedua kakinya yang membawanya entah kemana. Dia.. hanya tidak suka melihat sekitarnya. Dia terus berjalan sambil menunduk, sampai dia merasakan kepalanya menabrak sesuatu. Sesuatu kemudian terasa aneh.
Sebuah adegan terputar di kepalanya seperti sebuah film dokumenter. Di adegan itu, terlihat seorang laki-laki paruh baya tengah menyeberang jalan dalam keadaan mabuk. Dari sisi kirinya, melaju sebuah mobil hitam dengan kecepatan tinggi. Dalam hitungan detik, laki-laki itu tertabrak mobil dan terkapar di tanah dengan kepala yang mengeluarkan darah. Kemudian, beberapa angka muncul seakan kredit yang muncul saat sebuah film habis. Angka-angka yang tertera di sana adalah 290306.
Anak perempuan itu mengangkat kepalanya yang terasa berdenyut. Dilihatnya orang yang berdiri di hadapannya.
"hey, apa kau baik-baik saja?" tanya orang itu.
Mata anak perempuan itu membulat. Tidak mungkin. Orang yang berdiri dihadapannya saat ini adalah orang yang tertabrak di adegan yang dilihatnya tadi. Mata anak itu semakin membulat begitu melihat deretan angka di leher laki-laki itu yang tertulis 290306.
"hey nak, kau tidak apa kan?"
"a-ahjussi, tolong berhati-hatilah"
Laki-laki itu menaikkan sebelah alisnya, "kau yang harusnya berhati-hati. Jangan sampai menabrak orang lain lagi"
"k-kau benar-benar harus berhati-hati, ahjussi. Jangan minum alkohol dulu untuk beberapa hari kedepan, dan berhati-hatilah saat menyeberang"
"kau ini bicara apa, sih?"
"aku mohon, berhati-hatilah"
"dasar anak aneh" gerutu laki-laki itu sambil melenggang pergi.
Anak perempuan itu masih terdiam di tempatnya. Digelengkannya kepalanya dengan kuat. Demi apapun, dia tidak mengerti dengan apa yang dia lihat dan dia ucapkan barusan. Dan.. apa maksud angka-angka itu?
Dia melanjutkan langkahnya dengan kepala yang kembali tertunduk. Dia hanya ingin hidup normal, seperti orang-orang di sekitarnya. Hanya saja, rasanya menjalani hidup normal adalah suatu hal yang tidak mungkin dia rasakan. Kalau boleh, dia ingin meminta satu permintaan saja sekarang. Dia ingin memiliki teman, setidaknya satu orang saja yang bisa membantunya melewati kehidupannya yang jauh dari kata normal ini.
"hey, angkat kepalamu!"
Langkahnya terhenti. Dia melihat sepasang kaki ada di depannya. Perempuan itu mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemilik kaki itu. Seorang laki-laki yang sepertinya lebih tua darinya berdiri di depannya dengan senyuman lebar menghiasi wajah tampannya.
"apa kau ingin berteman denganku?" tanya laki-laki itu.
Anak perempuan itu mengerutkan dahinya, "b-berteman?"
"hm" gumam si laki-laki, "aku lihat kau sendirian saja sejak tadi. Aku juga sedang sendirian. Jadi, apa kau mau berteman denganku?"
Perempuan itu tidak bisa menahan kedua sudut bibirnya yang terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman tipis. Tapi kali ini, senyumnya terlihat tulus dan tidak sendu. "tentu saja"
Laki-laki bersurai hitam itu mengulurkan tangannya, "namaku Kim Taehyung"
"aku Go Hyera" perempuan itu membalas uluran tangan lawan bicaranya.
"mulai sekarang kita berteman, Go Hyera"
Hai, aku Go Hyera, dan aku bisa melihat tanggal kematianmu.
Apa kau siap untuk mengetahui duniaku?
—starring:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂 — kim taehyung A boy with his iconic 'square smile' that can bright up your day.
a n d
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂 — go hyera A girl who can be both cold and warm at the same time.
—you are here, and now, you can't escape—
—expired; started.
Kalau ada yang tertarik nonton trailernya, silahkan mampir ⬇
Itu bikinan sendiri, jadi maaf kalau masih berantakan soalnya masih amatir 😂
