Bagian 44
"don't fly away like the fireflies"— • ° 🍂 ° • —
Pernah merasakan kehidupanmu berjalan dengan sangat cepat saat sedang merasa bahagia? Kalau iya, kita sama. Kadang aku bingung, kenapa kita merasa semuanya berjalan dengan cepat saat sedang bahagia dan berjalan sangat lambat saat sedang merasa sedih? Kenapa kita tidak bisa membaliknya agar bisa merasa bahagia lebih lama? Hm, ada satu hal lagi yang masih tidak aku mengerti. Kenapa kita akan merasakan sedih setelah merasa bahagia? Kalian merasakannya juga? Atau.. hanya aku?
"Go Hyera! Cepat kemari!"
Lamunanku buyar saat mendengar seseorang memanggilku. Aku melihat Eunbi sedang melambaikan tangannya dari halaman di bawah. Aku sedang berdiri di balkon, dan tanpa sadar hanyut dalam lamunanku.
"kenapa kau ada di sana? Bukannya tadi kau di sini bersamaku?
Perempuan itu memutar bola matanya, "kau kebanyakan melamun, sih! Ayo cepat, atau kau akan kehabisan kembang api!"
"o-oh? Jangan dihabiskan! Iya, iya, aku ke sana!"
Aku bergegas memakai jaketku lalu menyusuri tangga untuk turun. Aku berlari keluar, menuju teman-temanku yang sedang duduk melingkari api unggun. Woah, bahkan mereka sudah menyalakan api unggun. Apa aku melamun terlalu lama?
"kau memikirkan apa, sih?" tanya Taehyung saat aku duduk di sebelahnya.
Aku tertawa pelan, "bukannya kau bisa mendengar apa yang aku pikirkan?"
Dia berdeham, "kau akan selalu banyak berpikir seperti itu? Bahkan disaat liburan? Ck, ck, berhentilah untuk terlalu banyak berpikir!" dan dia mendorong kepalaku pelan menggunakan telunjuknya.
"cih, aku sudah berusaha. Otakku saja yang masih berpikir!"
"perhatian semuanya!" Jungkook angkat bicara, "kita sudah menghabiskan berhari-hari di sini bersama. Aku tahu ini adalah hal mengesalkan yang harus kita ingat, tapi kita tidak boleh menundanya lagi. Besok kita akan pulang ke Seoul. Jadi, apakah ada kata-kata penutup sebelum kita memulai kehidupan mahasiswa kita?"
"aku!" Eunbi menyahut, membuat kami menoleh.
Perempuan itu tersenyum, "aku.. ingin mengucapkan terimakasih pada kalian karena sudah mau menjadi teman dekatku, walaupun dulu kita punya hubungan yang sangat buruk" dia melirikku, "terutama Hyera"
"aku tidak tahu sudah mengatakannya untuk yang keberapa kali, tapi.. maafkan aku, dan terimakasih untuk semuanya, Go Hyera" sambungnya.
"h-hey kenapa kau bicara seakan kita akan berpisah?" aku tertawa hambar.
"hm, entahlah" dia tersenyum tipis, "akankah kita bertemu lagi? Atau.. ini adalah pertemuan terakhir kita?"
"E-Eunbi.."
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPIRED
FanfictionAku tidak tahu sejak kapan, tapi aku benci melihat angka. Ah, mungkin kau akan berpikir kalau aku hanya benci matematika seperti kebanyakan siswa. Tapi, tidak. Angka yang ku lihat, jauh lebih mengerikan dari persamaan matematika. Kau mungkin mengang...