Bagian 32
"my house also feel strange"— • ° 🍂 ° • —
Akhirnya aku kembali ke kamar kesayanganku. Aku benar-benar merindukan tempat ini. Setelah melangkah masuk, aku langsung merebahkan diriku di kasur. Ayahku yang ikut masuk karena membawakan tas berisi pakaian terkekeh melihatku, "apa kau segitu senangnya bisa kembali ke kamarmu?"
Aku bangkit dari posisiku, "tentu saja! Rasanya sudah lama sekali tidak tidur disini"
Ayahku mendudukkan dirinya disebelahku, "bagaimana rasanya, hm? Tertidur berbulan-bulan dan bangun-bangun tubuhmu tidak bisa digerakkan. Apakah menyakitkan?"
"tadinya tidak" sahutku, "tapi setelah menyadari kalau tubuhku tidak bisa digerakkan, rasa sakitnya langsung menjalar ke seluruh tubuhku"
Ucapanku membuat ayahku meringis, "apa yang kau rasakan selama tidur berbulan-bulan?"
"tidak ada, seingatku" aku berusaha mengingat apa yang terjadi, "ah, ada satu yang terasa aneh"
"apa itu?"
"aku merasa hidup, tapi bukan di tempat ini. Aku tidak tahu dimana itu, tapi suasananya jauh berbeda seperti disini"
"oh, ya?"
Aku menganggukkan kepalaku, "aku yakin itu aku. Tapi namaku bukan Hyera"
Ayahku tertawa pelan, "kalau bukan Hyera, lalu siapa namamu?"
"aku mendengar orang-orang memanggilku Gawon. Ya, aku yakin itu. Dan anehnya, aku bisa menggunakan pedang"
"menggunakan pedang?" tawa ayahku pecah, "kau membantu eomma memotong sayuran saja memilih pisau yang paling kecil. Bagaimana mungkin kau bisa menggunakan pedang?"
Aku tersenyum kikuk, "hehe, iya sih"
"ya sudah lah, mungkin itu hanya mimpimu. Appa berangkat kerja dulu. Kalau ada apa-apa, telepon appa, ya?"
"ya, appa"
Ayahku mencium dahiku lalu beranjak keluar kamar. Aku kembali menidurkan diriku di kasur dan menatap langit-langitku. Tangan kananku merogoh saku celanaku dan mengeluarkan sebuah gelang dari sana. Aku menyamakan gelang itu dengan yang ada di tanganku. Bentuknya mirip, hanya hiasan dan huruf yang terukir disana saja yang berbeda. Kalau memang kedua benda ini milikku, kenapa aku memilih model yang sama? Pasti ada alasan dibalik itu, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPIRED
FanfictionAku tidak tahu sejak kapan, tapi aku benci melihat angka. Ah, mungkin kau akan berpikir kalau aku hanya benci matematika seperti kebanyakan siswa. Tapi, tidak. Angka yang ku lihat, jauh lebih mengerikan dari persamaan matematika. Kau mungkin mengang...