Chapter 19

1.1K 163 7
                                    

Bagian 19"you are my past, my now, and my future"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 19
"you are my past, my now, and my future"

— • ° 🍂 ° • —

Aku tersadar dengan rasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhku. Aku mengusap wajahku dan menyadari kalau wajahku basah dengan keringat dan air mata. Di sisi kananku aku melihat ibu dan ayahku yang menatapku dengan sangat khawatir. Bahkan aku melihat ibuku seperti habis menangis. Tanpa aba-aba, ibuku langsung memelukku dengan erat.

"akhirnya kau bangun, kau membuat kami khawatir, Go Hyera!" suara ibuku bergetar, sepertinya dia menangis lagi.

"apa yang terjadi.. padaku?"

"kau sudah tertidur selama dua hari" jawab ayahku yang membuatku membulatkan mata. Dua hari? Aku menghabiskan waktu dua hari untuk tidur?

Ibuku melepaskan pelukannya lalu mengusap kedua pipiku, "kau tidak sedang sakit, kan?"

Aku menggeleng pelan. Memang sih, tubuhku sekarang rasanya sakit sekali, tapi aku tidak mengidap penyakit apapun kok. Tenagaku hanya terkuras habis karena mimpi yang sangat panjang. Tunggu, apakah itu bisa disebut mimpi, atau... kehidupan masa laluku?

"eomma akan membuatkan makanan untukmu, tunggu sebentar ya" ibuku beranjak keluar dengan tergesa. Aku melirik ayahku. Dia tersenyum tipis lalu menggantikan ibuku untuk duduk disebelahku.

"apa yang membuatmu tidur selama itu, hm?" tanya nya dengan lembut.

"aku.." tidak mungkin kan kalau aku menjawab habis mengunjungi masa laluku? Aku menggeleng pelan, "aku tidak tahu"

"Hyera, apa kau tahu kenapa kau punya kemampuan untuk melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang lain?"

Aku mengerutkan dahi. Kenapa ayahku tiba-tiba membahas hal ini? Karena memang tidak tahu, aku menggeleng lagi. Ayahku lalu menyamankan posisinya disebelahku dan membiarkanku menyandarkan kepalaku di bahunya. "dulu appa juga sepertimu" lagi, aku dibuat membulatkan mata hari ini.

"a-appa juga sepertiku? Lalu, apakah appa juga bisa melihat tanggal kematian orang lain?"

Ayahku mengangguk, "kau anak kami satu-satunya, jadi aku rasa kemampuan itu menurun seutuhnya padamu"

"tapi.. kenapa kita memiliki kemampuan ini?"

"hadiah dari Tuhan. Orang-orang seperti kita itu istimewa. Hanya sedikit orang yang diberi kemampuan seperti ini. Bukannya ini istimewa?"

EXPIREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang