Chapter 20

1.2K 158 2
                                    

Bagian 20"our first met"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 20
"our first met"

— • ° 🍂 ° • —

Semenanjung Korea, tahun 1390.

Matahari bersinar dengan terang, memberi secercah semangat untuk menyambung kehidupan. Langit biru di atas sana seakan ikut memberi semangat pada orang-orang untuk memulai hari. Para penduduk sudah hilir mudik melakukan pekerjaan dan rutinitas mereka. Namun, lain halnya dengan yang terjadi di dalam kerajaan.

Seorang anak perempuan dengan hanbok birunya sedang berjalan dengan anggun. Semua pelayan yang melihatnya tersenyum dengan ramah, begitu pun dengannya. Senyumannya yang lebar membuat wajahnya semakin terlihat cantik. Saat tiba di depan sebuah pintu kayu, dia mendorong pintu itu sekuat tenaga. Dia menggeleng pelan saat melihat sebuah bangunan kecil di sana masih terlihat seperti tidak ada kehidupan. Dia berjalan menuju bangunan itu dan membuka pintunya dengan paksa. Perbuatannya itu membuat suara gaduh, tapi ternyata tidak cukup keras untuk membangunkan orang di dalam sana.

Perempuan itu berkacak pinggang, "orabeoni, bangun!!" teriaknya.

Orang yang tengah tertidur itu seakan tidak terganggu sama sekali. Dia masih memejamkan mata dengan damainya. Anak perempuan itu menghela napas lalu mendudukkan dirinya di sebelah orang itu. Tangannya terulur untuk menutup hidung dan mulut orang itu. Karena kehabisan napas, orang itu memberontak dan langsung terduduk.

"apa kau gila? Kau ingin membunuhku?!"

"ya, aku akan membunuhmu kalau kau tidak bangun juga! Cepat bangun dan mandi!"

"tidak, aku masih mengantuk" orang itu ingin kembali tertidur, tapi dengan sigap perempuan itu menarik tangannya.

"Kim Taehyung pemalas, ayo bangun!"

"apa katamu?! Kim Taehyung?!"

Anak perempuan itu tersenyum lebar, "maksudku, orabeoni ayo bangun" nada bicaranya jadi sangat bersahabat.

"hah kau ingin mencari gara-gara denganku, ya?"

Anak perempuan itu melepaskan genggamannya pada tangan orang itu lalu bangkit. Dia tersenyum lebar sekali lagi, lalu berlari meninggalkan orang itu.

"Kim Jieun kembali kemari!"

Perempuan bernama Jieun itu terus berlari, dengan tawa yang menghiasi langkahnya. Dia kembali masuk ke dalam bangunan megah tempat tinggalnya itu. Di dalam sana, dia sudah disambut dengan berbagai makanan untuk sarapan. Sang ayah sudah duduk di tempatnya, sambil melihatnya dengan sebelah alis yang dinaikkan. Perempuan itu langsung merubah ekspresinya dan duduk dengan anggun di sebelah sang ayah.

EXPIREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang