Bagian 30
"here we go again"— • ° 🍂 ° • —
"hey, bolehkah aku melihat wajahmu?"
"bangunlah! Apakah hanya segitu kemampuanmu?"
"Gawon-ah, tidak bisakah kau menjadi kakak keduaku?"
"kau cantik.. cantik sekali"
"gelang ini pertanda milikku. Kalau kau memilikinya, berarti kau milikku"
"tentang orang yang menyatakan perasaannya padamu, aku harap dia memang orang yang baik untukmu"
"kau tetap tidak akan melakukannya? Kenapa kau jadi sangat egois, Park Gawon?!"
"orabeoni juga menyayangimu, Kim Jieun"
Suara-suara itu terus memenuhi kepalaku. Aku merasa sangat pusing, dan telingaku sakit. Aku tidak bisa merasakan tubuhku. Yang bisa aku lihat hanyalah kegelapan yang seakan tidak berujung. Aku mendengar suara lagi, tapi kali ini terasa lebih nyata.
"Go Hyera, bangunlah. Kenapa kau tidak bangun juga?"
Suara ini.. aku mengenal suara ini. Tapi dimana dia? Kenapa aku hanya bisa mendengar suaranya saja? Siapapun, aku mohon, tolong aku. Keluarkan aku dari kegelapan ini.
"aku yakin melihat jarinya bergerak!"
"apa kau bercanda? Sama sekali tidak lucu kalau kau hanya bercanda"
"aku serius! Jarinya memang bergerak tadi!"
Aku merasa sesuatu yang menyilaukan memaksa masuk ke mataku. Perlahan tapi pasti, aku bisa melihat cahaya itu semakin terang. Aku bisa merasakan kelopak mataku berkedip. Satu-satunya bagian tubuh yang bisa aku rasakan saat ini. Aku terus mengerjapkan mataku, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk. Pengelihatanku masih buram, tapi aku yakin melihat seorang laki-laki di depan wajahku.
"Kim Taehyung?" tanyaku.
"benar, aku Kim Taehyung. Apa kau bisa melihatku?"
Aku mengabaikan pertanyaan itu. Kepalaku terasa seperti berputar, tapi aku berusaha melawannya. Aku menggerakkan bola mataku, berusaha melihat sekitar. Memang belum jelas, tapi aku melihat dua orang berdiri di sisi kananku.
"eomma, appa?" tanyaku.
Aku merasa lega mendengar mereka menjawab iya. Yang harus aku lakukan sekarang hanyalah berusaha mempertajam pengelihatanku. Aku terus mengerjapkan mataku, dan sepertinya cara ini berhasil. Pengelihatanku semakin jelas, dan aku bisa melihat wajah laki-laki yang ada di sebelahku. Dia tersenyum lebar, dengan mata yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPIRED
FanfictionAku tidak tahu sejak kapan, tapi aku benci melihat angka. Ah, mungkin kau akan berpikir kalau aku hanya benci matematika seperti kebanyakan siswa. Tapi, tidak. Angka yang ku lihat, jauh lebih mengerikan dari persamaan matematika. Kau mungkin mengang...