Bagian 25
"will I see your face again?"— • ° 🍂 ° • —
Duduk dibawah pohon yang rindang memang salah satu pilihan yang bagus, jadi dua perempuan yang baru saja berlatih pedang ini memilih untuk beristirahat dibawah pohon. Keduanya menyandarkan punggung mereka dan meluruskan kaki mereka yang terasa pegal. Latihan hari ini tidak terlalu lama, tapi lebih intensif dari yang sebelumnya. Jadi bukan hanya Jieun, bahkan Gawon pun merasa kelelahan.
"hey, bolehkah aku melihat.. wajahmu?" tanya Jieun tiba-tiba.
Gawon menoleh padanya, "kenapa kau ingin melihatnya?"
"kita sudah berlatih bersama selama ini, tidak adil kalau hanya kau yang tahu wajahku"
Terdengar suara tawa dari orang itu, "baiklah kalau begitu"
Gawon meraih ikat penutup wajahnya dan menariknya, membuat kain itu terlepas dan memperlihatkan wajahnya. Mata Jieun berbinar melihat wajah perempuan itu. Mereka sudah kenal lumayan lama, tapi ini adalah kali pertama dia melihat wajahnya. Jieun tersenyum, "kau.. cantik, cantik sekali"
"terimakasih, tuan"
"buka saja penutupnya untuk hari ini, ya?"
"o-oh baiklah"
"Gawon-ah, kenapa kau selalu menutupi wajahmu?"
"hm, bagaimana aku harus menjelaskannya, ya?" Gawon berpikir sejenak, "aku hidup di dunia yang keras. Aku harus bisa melindungi diriku sendiri, karena keluargaku pun berusaha melindungi diri mereka. Aku tidak mau karena aku perempuan orang-orang jadi merendahkanku dan memperlakukanku dengan semena-mena. Jadi, aku berpakaian seperti ini dan menutupi wajahku"
"kau.. menyamar jadi laki-laki?"
"tidak menyamar sih, hanya menutupi identitasku"
"apa ada yang tahu siapa kau sebenarnya selain keluargamu?"
"ada, kau dan orabeoni mu"
Jieun tertawa, membuat Gawon ikut tertawa. Perempuan Kim itu lalu menatap tongkat panjang di genggamannya. Senyumannya perlahan pudar dan berganti dengan tatapan sendu, "Gawon-ah, sepertinya ini akan menjadi latihan terakhirku"
"y-ya?"
"aku.. akan berhenti berlatih"
"t-tapi kenapa, tuan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPIRED
FanfictionAku tidak tahu sejak kapan, tapi aku benci melihat angka. Ah, mungkin kau akan berpikir kalau aku hanya benci matematika seperti kebanyakan siswa. Tapi, tidak. Angka yang ku lihat, jauh lebih mengerikan dari persamaan matematika. Kau mungkin mengang...