Bagian 17
"please, stay away from me"— • ° 🍂 ° • —
Aku berlari menyusuri tangga menuju lantai satu. Tidak seperti biasanya, aku melewati meja makan begitu saja tanpa berniat untuk singgah disana. Ibu dan ayahku sepertinya menyadari tindakan anehku ini karena langsung meneriakiku yang sedang memakai sepatu.
"Hyera, makan dulu sarapanmu!" teriak ibuku.
"aku tidak lapar, eomma. Aku pergi dulu ya, sampai nanti" balas teriakku yang kemudian beranjak keluar rumah. Aku menutup pintu rumahku lalu berbalik badan. Aku terdiam di tempat saat melihat Taehyung ada dihadapanku.
"sudah mau pergi?" tanya nya dengan suara baritonnya.
"Taehyung, kita perlu bicara" aku mengabaikan pertanyaannya. Sejujurnya aku terkejut dengan nada bicaraku yang tiba-tiba menusuk ini. Sepertinya dia juga terkejut karena dia mengerutkan dahi. "tidak disini, aku tidak mau orang tuaku mendengarnya" kataku yang kemudian berjalan mendahuluinya.
Aku tidak memelankan langkah kakiku agar tidak berjalan di sebelahnya. Aku tidak mau, aku hanya ingin berjalan didepannya. Kami tiba di halte, dan menunggu bus yang akan membawa kami di sekolah. Aku berusaha menahan lisanku agar tidak mengatakan apapun untuk saat ini, terlebih karena dia sedang berdiri di sebelahku. Dari sudut mataku, aku bisa melihat dia sedang menatapku. Aku tidak menolehkan kepalaku sama sekali, berusaha menghindari kontak mata. Aku tidak mau netra kami bertemu.
Bus yang kami tunggu akhirnya datang. Lagi-lagi aku berjalan mendahuluinya. Aku juga sengaja memilih tempat duduk untuk satu orang agar dia tidak duduk disebelahku. Sejujurnya aku takut untuk bertanya padanya. Aku.. takut untuk mengetahui kebenarannya dan mengetahui siapa Taehyung sebenarnya. Ya, aku memang pengecut. Aku takut mengetahui kebenarannya karena aku takut kehilangannya. Taehyung, apa kau bisa mendengar ini sekarang?
"ya, aku mendengarnya"
Aku tersenyum kecut mendengar seseorang berbisik dari belakangku. Aku tidak tahu, tapi mataku terasa panas sekarang. Bus berhenti di sebuah halte, masih satu halte lagi untuk sampai ke sekolahku. Taehyung tiba-tiba sudah berdiri di sebelahku dan meraih tanganku. Aku mendongakkan kepalaku untuk melihatnya.
"cuaca hari ini bagus. Ayo kita bolos"
Dia menarikku agar mengikuti langkahnya. Bus berlalu meninggalkan kami. Aku menolehkan kepalaku untuk melihatnya, "apa kau gila?! Mengajakku bolos? Hah, yang benar saja" ketusku.
Dia mendekatkan wajahnya, membuatku tanpa sadar menahan napasku, "kau ingin meluruskan semuanya, kan? Kalau begitu sekarang"
Genggaman tangan kami semakin erat. Dia berjalan mendahuluiku. Aku menatap punggungnya dengan tatapan kosong. Aku.. tidak ingin tahu secepat ini, Kim Taehyung. Aku masih ingin menikmati waktu bersamamu tanpa tahu apa-apa. Kalau aku tahu semuanya, kau tidak akan meninggalkanku, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPIRED
FanfictionAku tidak tahu sejak kapan, tapi aku benci melihat angka. Ah, mungkin kau akan berpikir kalau aku hanya benci matematika seperti kebanyakan siswa. Tapi, tidak. Angka yang ku lihat, jauh lebih mengerikan dari persamaan matematika. Kau mungkin mengang...