Chapter 42

910 114 2
                                    

Bagian 42"do you remember our first met?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 42
"do you remember our first met?"

— • ° 🍂 ° • —

Aku melihat pantulan diriku di cermin dan tersenyum. Pakaian yang Taehyung belikan waktu itu sangat pas di tubuhku. Ya, musim semi sudah benar-benar kembali. Dan kalian tahu apa yang lebih menyenangkan dari itu? Aku akan pergi liburan bersama teman-temanku hari ini. Kemarin Eunbi menelepon, dan katanya vilanya sudah sia untuk kami gunakan. Bahkan nanti dia akan menjemput kami. Aku mengambil tas ransel dan juga selempangku. Kami akan menginap di sana sekitar tiga sampai lima hari—masih belum yakin akan berapa lama. Jadi aku tidak bisa hanya membawa tas selempang.

Di dalam tas ranselku ada beberapa pakaian, peralatan mandi, skin care, body care, dan barang-barang yang mungkin akan aku butuhkan selama di sana. Sedangkan di dalam tas selempangku, ada barang-barang yang sangat tidak bisa jauh dariku, seperti ponsel, dompet, dan lain-lain. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, aku beranjak keluar dan menyusuri tangga untuk menuju lantai satu. Setibanya di lantai satu, aku langsung disambut oleh tatapan ayah dan ibuku yang melihatku dan Taehyung bergantian. Ya, Taehyung ada di rumahku untuk sarapan, seperti biasanya.

"tunggu, kenapa pakaian kalian sama?" tanya ayahku.

"apa kalian membeli pakaian untuk pasangan? Aigo kalian sudah punya kemajuan tapi tidak memberi tahu kami?" timpal ibuku.

Aku merasa wajahku memanas, "apa, sih? Tidak kok!" bantahku dan lalu duduk di sebelah Taehyung.

Aku mengambil dua lembar roti dan mengolesi masing-masingnya dengan selai cokelat. Aku melahap rotiku dengan senang karena aku suka selai cokelat. Tapi ketenangan makanku tidak berlangsung lama karena Taehyung membisikkanku sesuatu.

"kenapa tidak katakan pada mereka yang sebenarnya?"

Aku tersedak dan meraih segelas susu di sebelah piringku. Aku menenggak isinya sampai tersisa setengah lalu menatap Taehyung dengan jengah. Dia menaikkan sebelah alisnya melihatku yang tersedak.

"pelan-pelan, Hyera. Kenapa sampai tersedak?" sahut ayahku.

"o-oh, tidak kok, tidak kenapa-kenapa" aku tersenyum dengan canggung lalu kembali melihat Taehyung, "apa kau gila?! Bagaimana bisa memberi tahu mereka?" balas bisikku.

Dia menggidikkan bahu, "mereka sepertinya senang kalau mendengar itu"

"lupakan saja" balasku sambil kembali melahap rotiku.

"hm, eomoni, abeonim, jadi sebenarnya aku dan Hyera memang sudah punya kemajuan yang besar" ucap laki-laki itu yang membuatku kembali tersedak. Tidak sampai di sana, dia bahkan meraih tanganku dan menggenggamnya, "kami adalah sepasang kekasih sekarang" katanya dengan penuh rasa bangga.

Woah, aku tidak habis pikir. Bagaimana dia bisa mengatakannya semudah itu?!

"benarkah? Ah harusnya kalian melakukan ini sejak lama! Kenapa baru sekarang?" sahut ibuku dengan penuh semangat. Aku beralih melihat ibuku. Hah? Yang benar saja?! Aku kira aku akan diomeli karena hal ini.

EXPIREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang