Bagian 35
"everything happen for a reason"— • ° 🍂 ° • —
Sekarang ini seharusnya kami belajar di kelas seni, tapi kami malah berakhir membersihkan galeri seni yang sangat berdebu ini. Tadi aku bertanya pada Eunbi, dan katanya materi pelajaran seni kami sudah habis. Hanya sekedar mengingatkan, karena sudah kelas tiga, sistem pelajaran kami dipercepat. Aku tidak habis pikir. Materi pelajaran seni bisa habis selama tiga bulan aku di rumah sakit? Dan sekarang kami harus berurusan dengan debu-debu ini.
"Hyera, kau sebaiknya mulai bekerja. Lee ssaem memperhatikanmu sejak tadi" aku terlonjak saat mendengar seseorang bicara dari belakangku.
Aku menoleh dan melihat Jungkook sedang membersihkan kerajinan menggunakan serbet. Dia memberiku sebuah kemoceng sambil memberi kode padaku untuk melihat ke kanan. Aku mengikuti arahannya dan mendapati guru seniku sedang menatapku. Pasalnya, sejak tadi aku hanya menonton teman-temanku bekerja. Aku mengambil kemoceng yang diulurkan Jungkook dan mulai membersihkan debu di sekitarku.
"selamat bekerja, Go Hyera" kekeh Jungkook yang lalu berlari kecil menuju rak buku.
Tanganku terus bergerak membersihkan debu, tapi pikiranku seakan sudah meninggalkan tubuhku. Suaranya tadi, aku merasa aneh dengan suara itu. Terdengar familiar. Hebatnya, tadi aku sempat bergidik ngeri saat Jungkook bicara padaku, padahal biasanya aku tidak merasakan apapun saat dia bicara padaku. Ada apa denganku, hm?
"kalau kau bekerja sambil melamun, nanti debunya tidak akan hilang"
Aku kembali terlonjak saat seseorang bicara tepat di telingaku. Aku menoleh dan memukul orang itu menggunakan kemoceng, "kau membuatku terkejut!" gerutuku.
Orang itu tertawa pelan, "kau sedang memikirkan apa sampai-sampai tidak menyadari aku berdiri di sebelahmu?"
Aku sedang tidak tertarik dengan pertanyaan tidak pentingnya. Aku sedang berusaha mengingat suara yang mirip dengan milik Jungkook. Aku yakin, suara itu pasti punya bagian dalam ingatanku. Aku menghentikan gerakan tanganku, lalu memutar tubuhku agar menghadap Taehyung, "Tae, menurutmu apa suara Jungkook itu tidak asing?"
Laki-laki itu menaikkan sebelah alisnya, "kenapa bertanya padaku?"
"aku merasa suaranya tidak asing" aku masih berusaha berpikir, "aku hanya ingin memastikan saja apakah hanya aku yang merasa tidak asing dengan suaranya"
"ya, hanya kau. Lanjut bekerja sana"
Aku tertawa pelan melihat ekspresinya yang berubah kesal, "kau masih cemburu kalau aku membicarakan tentang Jungkook? Aigo"
"lanjutkan saja sana pekerjaanmu" Taehyung beranjak dari tempatnya menuju kerumunan anak laki-laki yang sedang melihat miniatur.
"uwa Jungkook tampan sekali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPIRED
FanfictionAku tidak tahu sejak kapan, tapi aku benci melihat angka. Ah, mungkin kau akan berpikir kalau aku hanya benci matematika seperti kebanyakan siswa. Tapi, tidak. Angka yang ku lihat, jauh lebih mengerikan dari persamaan matematika. Kau mungkin mengang...