03. First Monitoring

3K 511 23
                                    

Jadi siapa wanita yang duduk di rooftop tengah malam seperti ini? Woojin kebingungan harus kembali turun ke lantai tiga atau harus ke rooftop. Tapi mungkin lebih baik disapa dulu toh, kalau hantu ya tinggal kabur. Ya, sama seperti saat akan bertemu Jihoon. Sapa lebih dulu, kalau salah orang ya tinggal terima malu nya saja.

"Permisi?" teriak Woojin yang belum sepenuhnya menginjakkan diri di rooftop. Ia masih berdiri di anak tangga keempat dari rooftop. Ia tunggu lama namun tak ada jawaban. Cewek itu masih dalam posisi membelakanginya dan mendongak ke langit.

"Permisi yang disana, yang memakai hitam-hitam, yang rambutnya panjang, hei, dengar aku tidak?" masih belum direspon. Woojin terdiam sejenak. Ia sadar ia ada di Belgia bukan di Korea Selatan. "Hei! Hello!! Hello hello excuse me!!"

Akhirnya direspon, gadis itu menoleh ke belakang dengan wajah kebingungan. Beda dari yang Woojin kira, gadis itu cantik sekali dan jauh dari kata menyeramkan. Kalau dilihat dengan jelas, ia memiliki wajah Asia tetapi gaya Eropa nya masih kental sekali, "Aku?" tanyanya.

Woojin terdiam sejenak. Ia tatap gadis itu tak selesai-selesai, "Oh, yes, god bless my eyes." entah kenapa bahasa inggrisnya mendadak lancar.

"Kau memanggilku?" tanyanya lagi.

"Oh? I-iya lah. Tentu. Aku memanggilmu."

"Kau bisa melihatku?"

Woojin tidak menjawab. Ia langsung menghampiri gadis itu dan duduk di sebelahnya, "Ya, aku bisa melihatmu. Juga teman-temanmu yang lain. Sebentar, kau dari Korea tapi kok nyasar ke Belgia?"

"Itu kisah yang panjang" cewek itu kembali mendongak dan melihat ke langit.

"Baiklah. Jadi apa masalahmu? Siapa yang membunuhmu? Haruskah aku membantumu menemukan pembunuhmu? Kebanyakan dari hantu yang muncul di depan mataku selalu meminta bantuan."

"Mayatku tertinggal di ruang bawah tanah, kalau kau mau, kau bisa menguburnya."

"Eh?"

"Huh.. sebenarnya aku sama sekali tidak meminta bantuanmu."

"Lalu kenapa kau muncul? Di tengah malam seperti ini lagi."

"Aku hanya ingin menyuruh kalian semua untuk segera pergi dari kastil ini."

"Apa? Tapi bahkan Profesor Ong belum menyusul kesini untuk memulai uji coba nya. Ini baru malam pertama kami disini. Yah, maaf jika itu sedikit mengganggumu."

"Bukan, bukan itu. Ada sesuatu yang bahaya disini."

"Maksudmu?"

"Percayalah padaku, ada yang menjebak kalian semua disini. Ia berusaha membunuh kalian semua termasuk tuan Han, nyonya Han dan Profesor Ong."

"Membunuh kami semua?"

Gadis itu mengangguk. Kini Woojin diberi tanda tanya yang besar. Haruskah ia percaya? Jika ia memberitahu ke anak-anak yang lain apa mereka juga akan percaya?

"Woojin-ah.." panggil seseorang yang suaranya berasal dari bawah tangga. Jihoon yang sangat kekurangan kerjaan itu sepertinya memilih menghampiri roommatenya di rooftop. Namun langkahnya berhenti sebelum empat anak tangga terakhir. Ia mulai panik dan berjalan mundur.

"Woojin-ah! Kau sedang bersama siapa!? Park Woojin! Aku bisa merasakannya! Dia jahat! Jangan dengarkan dia!! Woojin-ah!" teriak Jihoon yang penuh kepanikan di bawah sana.

"Jihoon?" Woojin meninggalkan rooftop dan segera menghampiri Jihoon dibawah. Ia sudah bisa mengerti bagaimana kondisi Jihoon ketika berada di sekitar makhluk-makhkuk mengerikan itu.

"Jangan percaya apa yang dia katakan! Dia hantu yang jahat!!"

"Jihoon-ah.. sudah, kembalilah ke kamar." suruh Woojin tetapi Jihoon masih terdiam disana dengan keringat dinginnya.

Hallerbos TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang