"Berhasil? Kita berhasil lepas!!?" tanya Samuel kaget.
"Shutt, pelan, pelan. Sekarang lepaskan ikatanku, Sam." ujar Woojin.
Setelah mereka semua berhasil melepaskan diri secara diam-diam tanpa diketahui Tuan Han yang berjaga diluar, mereka pun mengendap-endap dan mengintip untuk melihat kondisi Tuan Han diluar sana. Perlahan Samuel mengintip melalui jendela dan sesosok Tuan Han masih menetap disana tanpa ada bosan-bosannya. Jadi sekarang rencana apa yang akan mereka susun agar bisa keluar dari ruangan ini?
"Shutt, pelan-pelan. Kau keluar duluan, cepat." suruh Profesor sambil bisik membisik dan memberi kode pada Woojin.
Menuruti perintah Profesor, Woojin pun mengintip sebentar kemudian keluar dengan perlahan. Setelah bersembunyi dan merasa aman dibalik tembok, Woojin pun memberi kode pada Profesor dan teman-temannya untuk segera keluar sebelum kepergok Tuan Han. Kemudian Samuel melangkah pertama, diikuti oleh David di belakangnya, kemudian yang paling belakang adalah Profesor. Pelan sekali sehingga menimbulkan suara langkah kaki yang hampir tidak terdengar.
"Hei!"
'Sial!' umpat Samuel begitu mendengar suara Tuan Han yang sepertinya memergoki mereka. Jangan ditanya, satu detik setelahnya, mereka langsung berhamburan untuk melarikan diri. Tidak mudah untuk menuruni lereng bukit setinggi 5 meter diatas permukaan tanah yang tidak rata. Sehingga memakan waktu dua kali lebih lama. Tapi khusus untuk Samuel mungkin akan memakan waktu tiga kali lebih lama karena kakinya sedang masa penyembuhan semenjak terkilir tadi malam.
"Woojin-ah, pergilah ke kastil. Aku, Samuel, dan David akan pergi ke tengah hutan untuk memancing Tuan Han."
"Ah oke!"
Melalui percakapan singkat yang tidak sampai 5 detik itu membuat 4 orang ini berpencar ke arah yang berbeda. Woojin harus pergi ke kastil, sementara Profesor, Samuel, dan David berlari ke lain arah menuju ke bagian hutan yang lain.
"Heh, kampret! Aku tidak bisa lari, goblok!!" umpat Samuel. Ia pantas diberi tepuk tangan yang meriah karena ia sendiri adalah seorang blasteran Belgia-Korea yang sudah lama menghabiska masa hidupnya di tanah Eropa tetapi ia tahu banyak sekali umpatan dari Bahasa Korea dan pengucapannya bisa dibilang lumayan.
Apa Tuan Han sedang dibuat bingung sekarang? Tidak. Jika seorang penculik mengalami situasi seperti ini ia pasti akan mengejar posisi Profesor, Samuel, dan David. Tidak mungkin ia memilih mengejar Woojin dan mengabaikan 3 korban yang lain. Di kesempatan ini Woojin bisa berlari menuju kastil dengan tenang walaupun keadaan Jihoon yang masih belum diketahui itu terus bergentayangan di kepalanya.
Ia bisa berlari dengan mengandalkan cahaya merah dari langit petang yang masuk melalui sela-sela daun. Wajahnya bisa mewakili perasaan paniknya. Siapa yang tidak panik ketika mengetahui saudara kembarnya sendiri sedang sekarat? Entah sudah mati atau masih hidup dengan penuh siksaan. Ia sudah berlari setengah perjalanan menuju kastil, akhirnya ia mau memperhatikan keadaan dirinya sendiri dengan berhenti disebelah pohon besar dan menyandarkan dirinya disana. Sepertinya ia butuh waktu istirahat sebentar saja.
Baru beberapa detik Woojin mengambil napas, ia sudah harus dibuat panik lagi ketika tangan seseorang tiba-tiba menariknya. Sangat kasar, sampai ia terjatuh dibalik pohon. Tapi sepertinya rasa panik itu hilang ketika ia melihat Gahyun dihadapannya. Rasa paniknya juga tiba-tiba berubah dan membuat wajahnya memasang wajah bingung. Bingung sekali. Bagaimana seorang hantu menyentuh dan menjatuhkan manusia sekasar itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallerbos Terror
FanfictionMenderita insomnia dan harus bermalam di kastil tua, anak-anak dibawah umur ini justru terancam pembunuhan! Dapatkah mereka melarikan diri dari kastil yang terletak di tengah-tengah hutan Hallerbos ini?