Sudah 15 menit sejak Woojin, Samuel, dan David pergi keluar. Jihoon merasa filmnya makin membosankan jika ditonton sendirian. Ia pun pergi berkeliling untuk melihat-lihat kastil yang besar ini tanpa takut tersesat. Ia melewati kamar-kamar besar di lantai 3 yang jumlahnya sangat banyak tetapi tidak ada penghuninya. Kemudian ia berpikir, kenapa tidak menemui Profesor Ong saja? Mereka bisa berbincang bersama di ruang kendali. Jihoon pun segera berangkat ke ruang tempat Profesor Ong bekerja.
Pintunya tidak ditutup rapat. Terbuka sedikit dan terlihat bagian dalam ruangan. Jihoon membukanya pelan.
"Profesor?" panggilnya sopan.
Ia langsung dikejutkan dengan Profesor Ong yang sudah tergeletak di ruang kendali. Entah tergeletak tak bernyawa atau hanya pingsan saja atau malah hanya tidur. Tapi tentunya itu membuat Jihoon terkejut.
Sementara ketiga anak yang sedang berburu ikan di sungai itu kembali dengan membawa satu kantong plastik yang isinya hanya 3 ikan. 2 ikan yang besar dan 1 ikan yang kecil. Bukannya disambut dengan wajah bahagia Jihoon, anak presdir ini lari keluar dari kastil dengan wajah paniknya. Alhasil Woojin, Samuel, dan David ikut panik.
"Ada apa?" tanya Woojin.
"Profesor! Profesor sudah meninggal!"
"Enak saja kalau ngomong. Nggak lucu tahu bercanda kayak gitu."
"Serius! Ketika ku cek denyut nadinya sudah berhenti."
'Dimana Tuan Han dan Nyonya Han?' tanya David dengan bahasanya yang sama sekali Jihoon tidak mengerti.
"Ya, dimana Tuan Han dan Nyonya Han?" tanya Samuel yang memperjelas pertanyaan David.
"Entahlah."
"Kalian semua cek Nyonya Han di dapur, aku akan cek Tuan Han di pos dekat gerbang!" perintah Samuel. Sebagai anggota, mereka tetap harus menurut pada ketua walaupun si ketua itu adalah yang paling bocah diantara mereka.
Ketika Woojin, Jihoon, dan David mulai masuk ke kastil untuk mengecek nyonya Han dengan langkah sangat panik, Samuel pun perlahan masuk ke pos dekat gerbang berbentuk persegi panjang dimana tuan Han selalu berjaga disana. Atapnya rendah sekali dan dindingnya terbuat dari kayu. Samuel harus menunduk ketika masuk kesana. Ia pun disuguhkan oleh pemandangan Tuan Han yang juga tergeletak begitu saja di lantai. Tidak ada luka sama sekali di kulitnya. Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi?
. . .
"Keracunan." Jawab Woojin. Sementara David masih terdiam memandangi mayat Nyonya Han di dapur.
"Maksudmu? Keracunan? Memangnya siapa yang mau meracuni mereka?" Tanya Jihoon.
Ketika Woojin dan Jihoon berdebat, David hanya bisa mendengarkan sesekali melihat ke mayat Nyonya Han. Ia pun perlahan mendekati mayatnya. Yang merupakan kelebihan seorang tuna rungu adalah mereka memiliki penglihatan dan penciuman yang tajam. Ya benar, Nyonya Han keracunan makanan. Kemungkinan besar Profesor dan Tuan Han juga keracunan karna mereka tewas disaat yang hampir bersamaan. David merasa pernah mencium bau zat ini.
'Kalium sianida' batinnya.
.
.
Mereka semua segera mengamankan mayat ketiganya di tempat yang aman. Satu-satunya tempat yang aman dan mudah dijangkau adalah pos dekat gerbang. Ketiga mayat tersebut pun disembunyikan disana dan sepenuhnya dilakukan oleh Woojin seorang. Mungkin hanya Woojin yang sering berpengalaman dengan hal-hal seperti ini. Sementara yang lain berusaha untuk menghubungi polisi. Tapi sialannya, sinyal tidak mengijinkan mereka. Ruang tengah lantai dua tempat berkumpul seperti biasanya kini menjadi ruang rapat dadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallerbos Terror
FanfictionMenderita insomnia dan harus bermalam di kastil tua, anak-anak dibawah umur ini justru terancam pembunuhan! Dapatkah mereka melarikan diri dari kastil yang terletak di tengah-tengah hutan Hallerbos ini?