1 week later
Penjara Hanjong, Seoul─ Penjara ini adalah salah satu penjara yang cukup ditakuti masyarakat di Seoul. Yang berbeda, penjahat yang dikurung disini bukanlah penjahat biasa melainkan mereka yang juga menderita sakit jiwa. Itulah mengapa sebagian besar masyarakat menyebutnya sebagai Penjara Penjahat Sakit Jiwa. Tidak ada yang berani berkunjung kesana karena para pidananya lebih mengerikan dari seorang pembunuh. Penjara ini juga tidak membuka kunjungan bagi masyarakat. Lokasinya sengaja diisolasi dan dijauhkan dari kota agar para pidana tidak mudah untuk melarikan diri.
Tetapi malam ini Profesor Ong baru saja memarkirkan mobil sedannya di depan Penjara Hanjong setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari pusat kota. Ia tidak sendirian, ia datang sambil memboncengi Siyeon, adik dari sahabatnya yang sudah ia anggap sebagai adik sendiri. Lantas apa yang mereka lakukan disini jika Penjara ini tidak membuka kunjungan dari orang-orang. Lain dari yang lain, sebagai seorang sahabat dan adik yang baik, Profesor dan Siyeon hendak mengunjungi Tuan Hwang yang kini menjadi salah satu pidana sekaligus pasien disana.
Setelah memasuki pintu utama dan meminta ijin pada petugas akhirnya Profesor dan Siyeon diperbolehkan untuk bertemu dengan Tuan Hwang. Tanpa didampingi, mereka dibiarkan menelusuri lorong-lorong penjara yang setiap kiri kanannya terlihat para mantan penjahat yang mentalnya sudah rusak. Mengerikan sekaligus menyedihkan. Dan salah satunya yang ada di sel penjara paling pojok sebelah kiri, tempat dimana Tuan Hwang berdiam disana untuk menghabiskan sisa hidupnya.
Minhyun atau yang dulunya dikenal sebagai CEO perusahaan MH Group alias Tuan Hwang terduduk dibalik pagar penjara dengan wajahnya yang tak ada ekspresi sama sekali. Ia otomatis memandang dua orang yang datang menghampirinya. Namun ia tak berbicara. Ia tetap terdiam.
"Hai, Minhyun, bagaimana kabarmu? Aku datang bersama Siyeon disini," ujar Profesor.
"Maaf," jawab Minhyun pelan tanpa memandang lawan bicaranya. Ia terlihat jauh lebih menyedihkan daripada gelandangan.
"Kak Minhyun, kau masih mengingatku, kan?" ujar Siyeon.
"Maaf," entah kenapa hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.
. . .
Gangnam, Seoul─ Malam itu seorang anak laki-laki sedang dalam perjalanan pulangnya ke rumah. Ia masih mengenakan seragam sekolahnya dan masih menggendong tas ransel setianya. Tidak lupa eye pad putih bersih yang selalu menutupi mata kirinya. Ya, anak ini, Woojin. Kali ini ia baru saja pulang dari sekolah karena harus mengikuti kelas malam yang diwajibkan untuk siswa kelas 3. Untuk beberapa bulan ini, sebelum menempuh ujian kelulusan, Woojin harus beristirahat lebih dulu dari kerja part-timenya untuk fokus belajar demi bisa masuk ke Universitas yang ia inginkan.
Masih sama menyedihkannya seperti dulu. Pikirnya mungkin setelah berpastisipasi dalam projek percobaan Profesor Ong dan mendapat uang 5 juta won ia bisa bersantai dan fokus belajar untuk ujian tanpa perlu memikirkan pengeluaran. Tapi nyatanya uji coba gagal dan hidupnya kembali seperti dulu lagi. Tapi tidak apa-apa, baginya perjalanan besarnya di Belgia kala itu adalah pengalaman terbesar yang menyenangkan, menegangkan, dan mengerikan. Entah harus ia kategorikan dalam pengalaman menyenangkan atau sedih.
Cklek─ Ia membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci. Sebenarnya memang tidak pernah terkunci karena saking kerenya tidak memiliki kunci rumah. Tetapi lagi pula pencuri dan perampok mana yang mau melakukan aksinya di rumah bobrok seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallerbos Terror
FanfictionMenderita insomnia dan harus bermalam di kastil tua, anak-anak dibawah umur ini justru terancam pembunuhan! Dapatkah mereka melarikan diri dari kastil yang terletak di tengah-tengah hutan Hallerbos ini?