10. Fencing?

2.6K 433 17
                                    

Malam yang cukup mencekam berhasil mereka lewati. Kini matahari sudah mulai menampakkan diri dan cahayanya berhasil menembus tirai-tirai jendela yang tipis. Ketiga anak masih tertidur lelap dibalik selimut mereka. Sementara satu anak sudah terduduk di bangku sambil memandang luar jendela.

Kemudian salah satu anak yang masih tidur langsung bangkit dan terduduk. Tetapi matanya masih belum bisa terbuka dengan sempurna. Ia menyisir-nyisir rambutnya yang masih berantakan dengan jarinya sesekali menggaruk-garuk pelan kepalanya.

"Sudah terang, kah?" tanya Samuel.

"Hm, sudah." jawab Jihoon tanpa menoleh. Matanya masih fokus memandang ke arah jendela yang tirainya belum dibuka.

"Kau belum tidur, hyung?" tanya Samuel.

"Belum. Aku tidak bisa tidur."

Samuel tidak menjawab. Ia memberi jeda sebentar sebelum akhirnya melakukan kegiatan selanjutnya, membangunkan David dan Woojin, "David hyung, Woojin hyung, bangun.." ujarnya malas sambil menepuk-nepuk tubuh David di sampingnya.

Tak menunggu lama, justru Woojin yang bangun hanya dengan mendengar suara Samuel membangunkannya. Woojin langsung bangkit dan meninggalkan selimut-selimut yang ia pakai. Sementara si alarm pagi, Samuel justru kembali menjatuhkan dirinya di samping David yang masih terlelap.

"Muel-ah.. jangan tidur lagi, cepat mandi, setelah itu kita harus memancing." teriak Woojin yang sudah masuk ke kamar mandi lebih dulu.

"Cepat mandinya, aku juga mau mandi." balas Jihoon yang masih dalam posisinya tadi.

"Sepertinya kita tidak bisa mandi pagi ini, airnya benar-benar habis." ujar Woojin dari dalam.

. . .

Semua anak berhasil bangun dari tidur singkat mereka kecuali Jihoon yang belum tidur sedetik pun. Mereka akan melakukan aktifitas pagi hari ini. Woojin dan Samuel akan pergi menangkap ikan di hutan sesuai janji Samuel semalam. Sementara David dan Jihoon akan menjaga kastil.

"Hati-hati di jalan, cepat kembali dan bawa ikan yang banyak!" teriak Jihoon yang menyemangati kedua kawannya.

"Akan kubawakan satu ember penuh!" balas Samuel yang sudah ditinggal Woojin lebih dulu naik sepedanya.

Jihoon langsung membalikkan badan dan masuk ke kastil. Ia melihat David yang sedang turun dari lantai dua sambil membawa kantong-kantong plastik yang penuh. Jihoon dibuat heran, "David-ah.. apa itu?" tanya Jihoon.

David langsung mengeluarkan pena dan buku catatannya yang selalu ia bawa kemana-mana di saku celananya. Ia menulis sesuatu dengan tembok sebagai senderannya.

'Ini pakaian-pakaian kotor. Ayo kita cuci baju. Kalau tidak segera dicuci, kita akan kehabisan pakaian.'

"Benar juga. Aku akan bantu cuci deh."

. . .

Roftop adalah satu-satunya tempat dimana ada air di kastil ini. Satu dari dua tabung besar berisi air tersebut tutupnya sudah terbuka karna semalam Jihoon sempat kesana untuk membukanya namun gagal mengambil airnya. David dan Jihoon meletakkan dua kantong plastik besar yang berisi pakaian-pakaian kotor di lantai beserta deterjen dan ember yang mereka bawa. Mereka pun segera memikirkan bagaimana cara mengambil airnya melihat tinggi mereka berdua yang sama dengan tabung airnya.

"David, naiklah ke pundakku dan segera ambil airnya." ujar Jihoon yang berjongkok sambil memberikan gayung dan ember pada David.

Hallerbos TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang