16. Where am I?

2.3K 413 40
                                    

"Halo, nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Pesankan aku tiket pesawat ke Brussel hari ini."

. . .

Hallerbos Forest- "Jihoon hyung, Woojin hyung! Apa kalian di dalam? Cepat keluar! Cuacanya mendung, kita harus mengemas barang-barang yang ada di rooftop." teriak Samuel dari luar.

Woojin dan Jihoon yang sedang berduaan di dalam kamar mandi itu pun akhirnya keluar karena teriakan si ketua. Mereka pun membantu Samuel mengangkut barang-barang dari rooftop ke dalam karena cuacanya mendung dan mungkin akan turun hujan. Setelah selesai mengemas barang, Samuel dan Woojin segera membuat api di dapur. Ya, api unggun indoor tidak mustahil kok. Sementara dua anak sisanya, Jihoon dan David hanya menonton.

"Muel-ah, aku akan pasang lilin di sepanjang koridor lantai satu dan di ruang tengah lantai dua, ya? Sebentar lagi langitnya akan gelap." ujar Jihoon.

"Yes, good. Woojin hyung, kau bisa temani Jihoon hyung, aku akan memasak disini bersama David."

"Baiklah ayo, hoon-ah." ajak Woojin.

'Aku boleh ikut?' tanya David pada Samuel.

'Tidak. Kau gila. Sudah berapa kali jebakan sialan itu hampir membunuhmu dan kau masih ingin berkeliaran? Aku ingin kau disini.' jawab Samuel yang mendadak bahasa isyaratnya lancar.

'Aku tidak bisa memasak. Aku tidak bisa bantu apa-apa.'

"Muel-ah, sudahlah, tidak apa-apa, akan kupastikan David selalu disamping kami." ujar Woojin.

"Huh, baiklah,"

. . .

Keputusan akhir dari perdebatan kecil itu pun membuat Samuel harus memasak sendiri di dapur untuk kawan-kawannya yang lebih tua dan ketiga anak yang tersisa akan memasang lilin agar ada penerangan walaupun sedikit. Jihoon, Woojin, dan David pun berjalan di sepanjang koridor dengan langkah pelan karena dibarengi dengan obrolan.

Jihoon membawa 3 pak lilin terakhir yang tentunya harus dihemat, Woojin membawa pemantik serbagunanya untuk menyalakan lilin, sementara David bertugas membawa senter untuk menerangi jalan mereka dan meletakkan lilin di tempat-tempat yang sepertinya butuh penerangan.

"Woojin-ah, soal Tuan Han, Nyonya Han, dan Profesor yang menghilang itu--"

"Aku tidak bohong. Lihat saja sendiri."

"Tapi bagaimana bisa? Siapa yang memindahkannya?"

"Entah, aku saja bingung."

"Gila sih, apa si pembunuh yang memindahkannya? Tapi kenapa si pembunuh tidak sekalian meracuni makanan kita saat itu?"

"Entahlah, aku tidak bisa menebak."

David hanya terdiam dan tak bisa mendengar apapun. Ia hanya memainkan senternya, menyorotkannya ke sembarang arah. Hingga tak sengaja ia menyorot seseorang yang membuat Woojin otomatis kaget.

"Oh!? Apa itu?" Woojin pun menggerakkan tangan David untuk menyorotkan seseorang yang sempat terlihat sekilas tadi. Seorang wanita berambut panjang yang tersorot itu otomatis menoleh, "Ah, Gahyun-ah, aku kira siapa. Mengejutkan sekali seperti hantu." ujar Woojin lega.

Hallerbos TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang