18. Jihoon Dissapeared

2.2K 439 67
                                    

Kabur dari seorang psikopat memang bukanlah hal yang mudah. Buktinya, pada kesempatan terakhir dimana mereka akan selamat malah salah satu kawan mereka hilang entah kemana. Jadi, kemana Jihoon? Hilangnya anggota paling tua ini membuat anggota lain kebingungan dan harus berpikir keras di waktu yang mendesak ini karena masih belum tahu apakah Tuan Hwang bisa bangkit lagi setelah matanya sempat tergores.

"Park Jihoon!" "Jihoon hyung!" teriak Woojin dan Samuel yang masih belum bisa menemukan Jihoon disekitarnya.

"Kemana dia? Kenapa harus di saat-saat seperti ini?" kesal Woojin.

"Hyung, lebih baik kita menyusul Profesor lebih dulu. Kita bisa segera keluar dari hutan dan hubungi polisi." ujar Samuel.

"Tidak, tidak. Kita tidak mungkin meninggalkan Jihoon disini,"

"Ayolah, Tuan Hwang bisa mengejar kita sekarang!"

"Samuel, kenapa kau jadi seperti ini? Kau ini ketua! Bagaimana bisa kau membiarkan salah satu anggotamu menghilang di dalam kastil!? Aku tahu kau takut, aku tahu kau mengkhawatirkan keadaan David, tapi bagaimana bisa kau tidak memperdulikan anggota lain? Aku tahu kau agak kesal dengan Jihoon karena ia anak yang manja, tapi ini keterlaluan. Dimana rasa pedulimu?"

"Apa? Aku tidak peduli katamu? Hei, bung, aku bahkan rela kejar-kejaran dan bertarung di rooftop dengan Tuan Hwang. Aku bahkan hampir mati disana hanya untuk membebaskanmu, hyung! Apa itu kurang!?"

"Baiklah, oke, aku mengerti, terima kasih! Tapi tak bisakah kita cari Jihoon sebentar saja? Kau tahu kan bahwa Tuan Hwang mengincar nyawanya!" balas Woojin sambil menekankan kalimat terakhirnya. Sedari tadi David yang tidak mengerti apa yang sedang diperdebatkan mencoba untuk melerai mereka.

"Kenapa kau bisa sangat sangat peduli padanya? Memang dia pernah lakukan apa padamu? Bukankah harusnya kau senang jika Jihoon mati betulan? Kau kan saudara kembarnya, jika Jihoon mati, tahta perusahaan sepenuhnya akan diwariskan untukmu dan--"

Duagh!- Woojin dibuat tidak tahan dengan yang diucapkan Samuel barusan. Ia langsung menarik kerah pakaian Samuel dan ia pukul wajahnya sampai terjatuh. Mengingat kejadian David yang tak sengaja terpukul oleh Woojin sampai hidungnya berdarah itu bisa menjadi sebuah fakta bahwa pukulan Woojin sangat brutal dan sadis. Apalagi jika emosinya sudah tidak terkendali.

Otomatis David terkejut dan langsung membantu Samuel berdiri. Woojin dan Samuel bertatapan sejenak. Begitu Samuel hendak bangkit untuk menghajar Woojin balik, David menahannya sambil menghalang-halangi. Kemudian giliran Woojin yang hendak menghajar Samuel lagi, David kembali menahan Woojin sambil memeluk dan menepuk-nepuk jidat Woojin yang tertutup poni setengah basahnya itu, "Sadar, kau, sadar!! Keluarlah kau setan!!" batin David yang ikut kesal dibuatnya.

"Lepaskan aku, David!" Woojin langsung melepaskan pelukan David dengan kasar kemudian ia berjalan menuju pos dekat gerbang. Ia duduk dan menyandarkan tubuhnya disana.

Samuel menghapus darah yang sedari tadi terus keluar dari hidungnya. Wajah Samuel yang selalu tersenyum dan penuh kebahagiaan itu kini menjadi kusut sekusut wajah Woojin biasanya.

'Tidak apa-apa?' tanya David yang mencoba melihat keadaan wajah Samuel sambil menyilakkan poni panjangnya.

Samuel menyingkirkan tangan David kasar, kemudian ia pun pergi meninggalkan David dan Woojin di halaman. Ia pun pergi ke halaman belakang kastil. Yah, mungkin karena sedang ngambek atau mungkin ingin menenangkan diri sendirian disana. Ia tidak membawa penerangan sama sekali. Dua senter yang digunakan untuk keluar dari kastil tadi dibawa oleh Jihoon dan David.

Begitu Samuel menginjakkan kakinya ke halaman belakang, ia melangkahkan kakinya mundur dan bersembunyi dibalik tembok. Sepertinya ia baru saja melihat pemandangan yang seharusnya tidak boleh dilihat. Ya, barusan ia melihat Jihoon. Apa? Jihoon!? Samuel pun kembali menyorotkan matanya tetapi ia masih sembunyikan badannya dibalik tembok.

Hallerbos TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang