Part 12

1.1K 37 3
                                    

Hari ini tidak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumya, kembali kerutinitas pagi wajib yang dilakuakan oleh Caramel yaitu sekolah. Jika tiga hari kemarin Aby atau Andy yang mengantarnya kesekolah, berbeda dengan hari ini, hari ini sang pangeran bermobil putih sudah kembali menjemputnya seperti hari hari sebelum si pangeran sakit, tepat berdiri di hadapannya yang sedang memakai sepatu.

"udah, ayo" Caramel terlihat bersemangat menarik Dandy untuk cepat mencapai mobil.

Keduanya masuk dan mobil mulai meluncur membelah jalan menuju sekolah, ditengah perjalan Caramel merubah duduknya awal menghadap depan beralih menjadi hadap kanan kearah pengemudi.

"aku kira kamu ngga akan nepatin janji kalo hari ini bakalan masuk sekolah" ucap Caramel.

"udah janji ya harus ditepati" jawabya masih menghadap depan.

Caramel mengangguk "tapi kamu udah sehat kan? Jangan karna kamu mau nepatin janji sama aku, kamu sok kuat untuk masuk hari ini padahal masih belum sembuh" Caramel kembali menghadap depan.

"iya" .

Mendengar satu kata yang berarti banyak dari Dandy membuat Caramel bereaksi dengan cepat menghadap Dandy dengan mata membulat yang hampir keluar dan mulut menganga, reaksi dari Caramel membuat Dandy tertawa dan seperkian detik setelahnya mimik muka yang ditimbulkan Caramel adalah jengkel karna dijaili oleh Dandy. Nyatanya Dandy pergi sekolah karna memang sudah sehat dan sekalian menepati janjinya pada Caramel, ia tidak tega melihat Caramel, Andy, juga Mama Caramel repot karna mengurusnya yang sakit, motivasi dari Papa Caramel semalam pun membuatnya banyak berpikir, walau lewat telpon nada suara Papa Caramel terlihat hawatir sekaligus tegas, jika saja Andy tidak memberitahu Papanya pasti Papa Caramel tidak akan tau jika ia sakit dan itu yang membuat pria paruh baya itu marah padanya, Dandy bersyukur mendapatkan Caramel menjadi kekasihnya, Ayah Ibu yang ia inginkan sudah ia dapatkan dari perlakuan orang tua Caramel untuknya.

Perjalanan terasa lama saat ini untuk Caramel yang biasanya mereka menempuh 10menit begitu cepat sekarang begitu lama, Suasana didalam mobil begitu asing, jika biasanya Caramel menceritakan banyak hal dan Dandy hanya mengangguk sesekali menimpali dengan kata iya, ngga, masasih? Atau lain sebagainya. Hari ini begitu berbeda Caramel mendumel tidak jelas menghadap jendela dan Dandy yang bersikap biasa saja tanpa sendikitpun melihat kearah Caramel, yang semakin membuat perempuan itu jengkel, "setidaknya bujuk kek apa kek peka sedikit bisa kali" ucap Caramel dalam hati.

Mobil sampai diparkiran sekolah, dandy tidak turun dari mobil ia malah mengunci mobil agar Caramel yang sedang berusaha keluar dari mobil tidak bisa keluar.

Caramel yang merasa usahanya tidak ada perubahan dengan cepat menghadap Dandy "apaansih pake kunci pintunya segala?" cercanya.

"kamu ngambek? " bukannya menjawab, Dandy malah kembali bertanya.

"ngga, cepat buka pintunya" dan Dandy mengangguk.

Caramel membuang napas gusar, ia pikir Dandy akan tau kalo ia sedang ngambek dan membujuknya, ternyata ekpetasinya terlalu berlebihan jika menginginkan Dandy melakukan itu.

Dari pada membuat emosinya kembali naik dan menumpuk, Caramel segera membuka mobil dan ingin cepat cepat turun, ia berusaha membuka pintu tetapi tidak bisa, ia menghadap Dandy yang sedang bersandar pada kursi mobilnya dengan mata tertutup dan tangan menumpu diatas stir mobil, seketika perasaan Caramel berubah menjadi hawatir, ia menatap dalam pada Dandy meneliti dan mengira ngira apakah benar ia datang sekolah hanya untuk menepati janjinya bukan karna dia belum sehat ?, Dandy membuka mata menatap Caramel yang dengan cepat memalingkan wajahnya.

"ini kenapa pintunya ngga bisa dibuka?" pura pura membuka pintu yang memang kenyataannya masih dikunci.

Dandy meraih kedua tangan Caramel yang sibuk membuka pintu membawa siempunya tangan menghadap kearahnya, Dandy menatap dalam pada mata yang slalu memandangnya teduh walau bercampur kilat marah jika perempuan itu merasa jengkel padanya, setelahnya ia merengkuh tubuh Caramel yang tegang dan kaku karna kaget dipeluk dengan tiba-tiba.

KAU dan AKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang